Share to:

 

Tan Boen Soan

Tan Boen Soan
Lahir(1905-06-25)25 Juni 1905
Sukabumi, Jawa Barat
Meninggal12 Agustus 1952(1952-08-12) (umur 47)
PekerjaanPenulis dan jurnalis
Tahun aktif1920-an – 1952

Tan Boen Soan (Hanzi: 陈文宣; Pinyin: Chén Wénxuān; 25 Juni 1905 – 12 Agustus 1952) dulu adalah seorang penulis dan jurnalis berlatar belakang Tionghoa Indonesia di Sukabumi, Jawa Barat.[1][2] Ia adalah penulis dari Koetoekannja Boenga Srigading (1933), Bergerak (1935), Digdaja (1935), dan Tjoban (1936). Ia kemudian menilis untuk Sunday Courier di Jakarta.[1]

Biografi

Tan lahir di Sukabumi, Jawa Barat, pada tanggal 25 Juni 1905. Ia lalu bersekolah di HCS Sukabumi. Selain bersekolah, ia juga aktif di organisasi Chung Hsioh.[3] Ia kemudian bersekolah di Koningin Wilhelminaschool di Batavia (kini Jakarta). Setelah lulus, ia sempat bekerja di Staatsspoorwegen di Jakarta, sebelum kemudian kembali ke Sukabumi dan menulis artikel untuk koran Sin Po dan Perniagaan.[1][3]

Pada tahun 1920, Tan menjadi anggota dewan editorial dari Sin Bin di Bandung. Ia tetap bekerja di sana hingga koran tersebut tutup. Ia lalu pindah bekerja di Keng Po.[1] Pada tahun 1928, ia memproduksi adaptasi dari novel Setangan Berloemoer Darah karya Tjoe Hong Bok.[4] Film bisu yang dibuat dalam format hitam putih tersebut pun menjadi adaptasi novel kedua di Hindia Belanda.[5][6]

Selama dekade 1930-an, Tan memimpin sejumlah koran, seperti Warna Warta (1931–32), Asia asal Sukabumi, dan Soeara Semarang asal Semarang.[1] Pada dekade 1930-an juga, ia menerbitkan sejumlah novel di majalah sastra Tjerita Roman dan Penghidoepan, seperti Koetoekannja Boenga Srigading (1933), Bergerak (1935), Digdaja (1935), Kembang Latar (1937), dan Tjoban (1936).[1]

Novel Oewang karya Tan tahun 1935 mengkritik kecenderungan komunitas Tionghoa di Hindia Belanda yang terlalu berorientasi pada uang. Novel karya Tan yang lain, yakni Bwee Ha (1940), memperingatkan resiko dari menolak tradisi dan "tatanan alam".[7] Namun, ia juga melihat bahaya dari terlalu patuh pada tradisi, dan novelnya yang berjudul Lelatoe Anaknja Api (1933) mendorong agar janda diperbolehkan untuk kembali menikah – sesuatu yang dilarang pada saat itu.[8] Tema nasionalis Tionghoa, kemungkinan sebagai bentuk protes terhadap pendudukan Jepang di Jehol pada tahun 1933, juga dapat dilihat di novel Pendekar Merah (1935).[9] Novel karya Tan tahun 1935, Bergerak, fokus pada peran wanita dalam gerakan sosial. Novel tersebut kemudian diterbitkan kembali pada tahun 2002 sebagai bagian dari volume keenam dari seri antologi Kesastraan Melayu Tionghoa dan Kebangsaan Indonesia.[10]

Sukarno memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, dan kemudian Indonesia diakui oleh Belanda pada tahun 1949. Pada periode tersebut, Tan memimpin Sin Min di Semarang. Ia juga menulis untuk Sedar dan Sunday Courier di Jakarta.[1] Pada tahun 1951, Tan dituduh sebagai anggota dari "Barisan Tjitaroem", yang dianggap sebagai kelompok subversif oleh pemerintah Indonesia. Ia kemudian dipenjara dan disiksa sebelum dibebaskan. Tan akhirnya meninggal pada tanggal 12 Agustus 1952.[1]

Bibliografi

  • Lelatoe Anaknja Api!. Tjerita Roman 54 (dalam bahasa Melayu). Surabaya: Hahn & Co. 1933. OCLC 819655409.  (98 pages)
  • Koetoekannja Boenga Srigading [Curse of the Srigading Flower]. Penghidoepan 103 (dalam bahasa Melayu). Surabaya: Tan's Drukkerij. 1933. OCLC 475694532.  (104 pages)
  • Yin Lan. Tjerita Roman 69 (dalam bahasa Melayu). Surabaya: Hahn & Co. 1934. OCLC 68937664.  (126 pages)
  • Oewang [Money]. Tjerita Roman 73 (dalam bahasa Melayu). Surabaya: Hahn & Co. 1935. OCLC 68827841.  (115 pages)
  • Pendekar Merah [Red Warrior]. Tjerita Roman 81 (dalam bahasa Melayu). Surabaya: Hahn & Co. 1935. OCLC 68827847.  (121 pages)
  • Setan dan Amor [Demons and Love]. Tjerita Roman 82 (dalam bahasa Melayu). Surabaya: Hahn & Co. 1935. OCLC 775790636.  (128 pages; adapted from The Kreutzer Sonata by Leo Tolstoy)
  • Bergerak? [Move?]. Penghidoepan 124 (dalam bahasa Melayu). Surabaya: Tan's Drukkerij. 1935. OCLC 503138719.  (101 pages)
  • Anem Taon dalam Noraka [Six Years in Hell]. Penghidoepan 126 (dalam bahasa Melayu). Surabaya: Tan's Drukkerij. 1935. OCLC 25816868.  (131 pages)
  • Digdaja. Penghidoepan 128 (dalam bahasa Melayu). Surabaya: Tan's Drukkerij. 1935. OCLC 501332223.  (102 pages)
  • Empangan Darah: Satoe Lelakon Tertarik dari Perang Besar Taon 1906 [A Dam of Blood: A Story Based on the Great War of 1906]. Penghidoepan 130 (dalam bahasa Melayu). Surabaya: Tan's Drukkerij. 1935. OCLC 501188631.  (118 pages)
  • Rossy. Tjerita Roman 95 (dalam bahasa Melayu). Surabaya: Niro Thay Siang. 1937. OCLC 68827846.  (116 pages)
  • Tjoban. Penghidoepan 133 (dalam bahasa Melayu). Surabaya: Tan's Drukkerij. 1936. OCLC 63889100.  (112 pages; sequel to Digdaja)
  • Tjoeram Penghidoepan [Cliffs of Life]. Penghidoepan 140 (dalam bahasa Melayu). Surabaya: Tan's Drukkerij. 1936. OCLC 227807172.  (110 pages)
  • Seroeni Poetih [White Chrysanthemums]. Tjerita Roman 90 (dalam bahasa Melayu). Surabaya: Hahn & Co. 1936. OCLC 775790049.  (121 pages; based on Claude Anet's Mayerling)
  • Lukouchiao-Shanghai!. Tjerita Roman 102 (dalam bahasa Melayu). Malang: Paragon Press. 1937. OCLC 68827848.  (98 pages)
  • Kembang Latar [Prostitutes]. Tjerita Roman 106 (dalam bahasa Melayu). Malang: Paragon Press. 1937. OCLC 775790625.  (120 pages)
  • See-ie. Tjerita Roman 120 (dalam bahasa Melayu). Malang: Paragon Press. 1938. OCLC 68017028.  (104 pages)
  • Baba Fantasie. Tjerita Roman 129 (dalam bahasa Melayu). Malang: Paragon Press. 1939. OCLC 819659744.  (109 pages)
  • Bwee Hoa. Tjerita Roman 138 (dalam bahasa Melayu). Malang: Paragon Press. 1940. OCLC 819655816.  (138 pages)

Referensi

  1. ^ a b c d e f g h Setyautama, Sam; Mihardja, Suma (2008). Tokoh-tokoh etnis Tionghoa di Indonesia. Kepustakaan Populer Gramedia. hlm. 345. ISBN 978-979-9101-25-9. 
  2. ^ Locher-Scholten, Elsbeth; Niehof, Anke (1987). Indonesian Women in Focus: Past and Present Notions. Foris. hlm. 74. ISBN 978-90-6765-224-7. 
  3. ^ a b Suryadinata, Leo (1995). Prominent Indonesian Chinese: Biographical Sketches. Singapore: Institute of Southeast Asian Studies. hlm. 167. ISBN 978-981-3055-04-9. 
  4. ^ Biran, Misbach Yusa (2009). Sejarah Film 1900–1950: Bikin Film di Jawa [History of Film 1900–1950: Making Films in Java]. Jakarta: Komunitas Bamboo working with the Jakarta Art Council. ISBN 978-979-3731-58-2. 
  5. ^ Woodrich, Chris (2014). Ekranisasi Awal: Adapting Films to the Silver Screen in the Dutch East Indies (Tesis Master of Arts thesis). Gadjah Mada University. https://www.academia.edu/7050110. 
  6. ^ "Setangan Berloemoer Darah". filmindonesia.or.id. Jakarta: Konfiden Foundation. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 May 2014. Diakses tanggal 15 May 2014. 
  7. ^ Salmon, Claudine (1985). Sastra Cina Peranakan dalam Bahasa Melayu [Peranakan Chinese Literature in the Malay Language]. Jakarta: Balai Pustaka. hlm. 104–05. OCLC 39909566. 
  8. ^ Salmon, Claudine (1985). Sastra Cina Peranakan dalam Bahasa Melayu [Peranakan Chinese Literature in the Malay Language]. Jakarta: Balai Pustaka. hlm. 107. OCLC 39909566. 
  9. ^ Salmon, Claudine (1985). Sastra Cina Peranakan dalam Bahasa Melayu [Peranakan Chinese Literature in the Malay Language]. Jakarta: Balai Pustaka. hlm. 109. OCLC 39909566. 
  10. ^ A.S., Marcus; Benedanto, Pax, ed. (2007). Kesastraan Melayu Tionghoa dan Kebangsaan Indonesia [Chinese Malay Literature and the Indonesian Nation]. 10. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia. ISBN 978-979-91-0079-5. 
Kembali kehalaman sebelumnya