Tauco
Tauco (taoco)[1] adalah bumbu makanan yang terbuat dari biji kedelai (Glycine max) yang telah direbus, dihaluskan dan diaduk dengan tepung terigu kemudian dibiarkan sampai tumbuh jamur.Fermentasi tauco direndam dengan air garam, kemudian dijemur pada terik matahari selama beberapa minggu sampai keluar aroma khas atau rendaman berubah menjadi warna coklat kemerahan. Pada pertengahan prosesnya, rendamannya sering mengeluarkan bau yang menyengat seperti ikan busuk/bau terasi.[2] Pada hasil rendaman kedelai, air rendamannya akan diolah menjadi kecap sedangkan biji kedelainya menjadi tauco.[2] Terdapat berbagai cara mengolah tauco yang masing masing memiliki keistimewaan dan keunikan cita rasa tersendiri. Contoh tauco yang beredar di daerah Riau berbeda dengan tauco dengan di daerah Jawa seperti Cianjur dan Pekalongan atau daerah Kalimantan.[3] Tauco dapat disimpan lama sampai bertahun-tahun dan tidak akan rusak atau basi selama penyimpanannya selama tidak terkena air mentah ataupun terkontaminasi dengan bahan organik lainnya.[4] PenggunaanOleh para buruh kasar (khususnya masyarakat Tionghoa) di beberapa daerah, tauco digunakan sebagai lauk setiap makan terutama saat makan bubur bening.[4] Penggunaannya yang umum adalah sebagai bumbu atau penyedap dalam membuat lauk pauk, misalnya ayam bumbu tauco, nasi goreng tauco dan ikan tumis tauco.[5] Kandungan giziTauco mengandung energi sebesar 166 kilokalori, protein 10,4 gram, karbohidrat 24,1 gram, lemak 4,9 gram, kalsium 55 miligram, fosfor 365 miligram, dan zat besi 1 miligram. Selain itu, juga terkandung vitamin A sebanyak 23 IU, vitamin B1 0,05 miligram dan vitamin C 0 miligram.[6] Referensi
|