Share to:

 

Teori Schumpeter


Joseph Alois Schumpeter pertama kali mengemukakan teori pertumbuhan ekonominya dalam buku Theory of Economic Development[1] yang terbit di Jerman 1911 (edisi Inggris muncul 1934), yang kemudian diuraikan dan direvisi dalam Business Cycles (1939)[2] dan Capitalism, Socialism, and Democracy[3] (1942) tanpa mengalami perubahan penting.

Pemikiran-pemikiran Schumpeter

Originalitas pemikiran Schumpeter

Bila ekonom Austrian School semacam Hayek serta Mises merubah peninggalan dari guru mereka dengan metode mereka sendiri, Schumpeter berupaya lebih jauh dengan membebaskan diri dari batasan- batasan yang terbuat dalam hasil karya pendahulunya. Daripada hanya meningkatkan serta menguatkan sebagian kecenderungan dalam tulisan pendahulunya, ia lebih terbuka pada pengaruh- pengaruh di luar Austria.

Dalam perihal ini, Schumpeter sangat berbuka pada pemikiran Walras yang ia kagumi selaku seseorang ekonom teoritis terbaik. Dia pula menggemari sebagian pengikut tradisi Anglo- Amerika, di mana dia mempunyai kontak individu secara langsung.

Kala berusia 2 puluhan, ia membebaskan pengaruh gurunya dengan meningkatkan teori bunga yang berbeda dengan BohmBawerk. Lebih jauh lagi, Schumpeter pula membebaskan tradisi Austria dengan membentuk pendekatan biasanya sendiri, yang diucap selaku salah satu toleransi metodologi. Pekerjaannya tidak cuma menyangkut pada tipe teori murni yang dibangun oleh orang Austria tadinya, namun lebih luas serta merefleksikan harapan yang besar yang diletakannya pada pada ilmu ekonomi matematika serta riset empiris berorientasi kuantitatif.

Ia apalagi mengatakan kalau takdir membolehkan buat mengulang kembali pelajaran- pelajarannya, ia mau jadi seseorang pakar sejarah ekonomi. Luasnya topik yang jadi minatnya ditunjukkan dalam judul salah satu bab dalam bukunya Business Cycles, di mana dia tuliskan selaku A Theoretical, Historical and Statistical Analysis of Capitalist Process.

Pemikiran mengenai pengaruh entrepreneur dalam perekonomian

Faktor strategis dalam kegiatan Entrepreneur merupakan inovasi, ialah aplikasi dari ide- ide baru dalam metode serta organisasi yang hendak bawa perubahan- perubahan dalam guna penciptaan. Inovasi hendak mengerem siklus melingkar dari ekonomi stationer serta menciptakan pertumbuhan ekonomi dengan posisi ekuilibrium baru pada tingkatan pemasukan yang lebih besar.

Dalam perekonomian yang dinamis tipe tersebut, hendak timbul bunga, yang di intrpretasikan Schumpeter selaku bagian dari“ pajak” yang dibebankan pada entrepreneur oleh banker selaku ubah dari terdapatnya inflasi. Bermacam inovasi, yang dituntut oleh imitator serta speculator hendak membuat gerakan siklus. Teori tentang kalangan elite yang diucap entrepreneur tersebut didasarkan pada kontradiksi yang samar antara the mass and the elite. Menurutnya, mayoritas agen ekonomi tersebut di isyarati oleh kelemahan hendak kompetensi serta kemauan.

Bagaimanapun, Schumpeter secara jelas menuliskan perihal berikut buat menampilkan perbandingan terhadap the masses.

"Sebuah minoritas orang-orang dengan intelegensia yang lebih tinggi dan imaginasi yang lebih lancer percaya akan kombinasi-kombinasi baru…Kemudian ada minoritas yang lebih kecil – dan orang ini bertindak….Ini adalah jenis yang membenci hedonic equilibrium dan menghadapi resiko tanpa ketakutan. Ia tidak mempertimbangkan implikasi kesalahan yang mungkin terjadi padanya, atau memperdulikan apakah seseorang yang bergantung padanya akan kehilangan miliknya pada masa tua…Saat yang menentukan oleh sebab itu adalah energi dan bukan hanya rekaan (Schumpeter, 2002b)

Pemikiran mengenai siklus bisnis/business cycles

Teori siklus bisnis memiliki peranan penting karena banyak orang yang mempercayai tentang keberadaannya. Namun kepercayaan ini bukanlah kepercayaan yang permanen. Pada abad 19, siklus bisnis tidak dipikirkan sebagai siklus-siklus melainkan sebagai krisis-krisis yang mengagnggu perkembangan perekonomian yang mulus. Di tahun-tahun kemudian, ekonom dan non-ekonom mulai mempercayai berulangnya krisis-krisis tersebut, menganalisa bagaimana mereka dapat dipisahkan dan dihubungkan dengan struktur ekonomi yang berubah.

Pemikiran mengenai kapitalisme

Kejatuhan kapitalisme, yang diperkirakan oleh Schumpeter dalam “Capitalism, Socialism and Democracy” dan tidak seperti skema Marx, akan muncul sebagai hasil bukan dari kegagalan melainkan dari kesuksesan dari kapitalisme yang dikaitkan dengan takdir dari elite entrepreneur. Seperti yang dikatakan dalam analisis Max Weber, factor yang menentukan di sini adalah kebangkitan rasionalisme, yang membuat kapitalisme berkembang tetapi dihancurkan oleh serat-serat social yang terkandung di dalamnya.

Perusahaan semakin besar dan tidak lagi memiliki perasaan kemanusiaan, dan dengan skala yang besar tersebut, inovasi hingga sekarang merupakan hak dari pemimpin-pemimpin industri, menjadi depersonalized dan ditransformasi menjadi kegiatan administrasi rutin yang dilakukan oleh orang-orang bergaji daripada penerima keuntungan. Orang-orang yang digaji dan pemegang saham melepaskan properti pribadi dan kebebasan kontrak dari kerugian manajemen: kepemilikan yang dematerialized, defunctionalized tidak menghasilkan komitmen moral sebagaimana yang dilakukan bagian vital dari property.

Pemikiran Schumpeter mengenai monopoli, creative estruction dan evolusi perekonomian.

Pujian Schumpeter terhadap entrepreneur juga mewarnai pandangannya terhadap monopoli, di mana ia meminta maaf, juga terhadap ekonomika Keynesian, di mana dia sangat menentang. Dia melihat kekuatan monopoli sebagai insentif yang pas dan reward yang tepat bagi entrepreneur yang berinovasi, yang akan menikmati kekuatan tersebut hanya pada jangka waktu yang terbatas, hingga itu dipatahkan dan digantikan dalam rantai “creative destruction” oleh monopoli dari innovator lainnya.

Salah satu contoh utama dari pandangan luas Schumpeter mengenai proses ekonomi tertuang dalam konsepnya mengenai, creative destruction„ atau penghancuran kreatif. Dapat dengan mudah ditunjukkan bahwa konsep tersebut menyebar pada seluruh trilogy evolusi, tetapi dia pertama kali menunjukkan konsep ini secara eksplisit dalam bukunya Capitalism:

Poin penting untuk dimengerti saat menghadapi kapitalisme yaitu kita berhadapan dengan proses evolusioner…(hal itu merupakan proses) yang terus menerus merevolusi struktur ekonomi dari dalam (from within), senantiasa menghancurkan bagian lama, senantiasa menghasilkan bagian baru. Proses penghancuran kreatif merupakan fakta penting mengenai kapitalisme. Hal itu terkandung dalam kapitalisme dan harus dihadapi kapitalis yang ingin berlanjut (Schumpeter 1942, 82-83)

Melalui konsep dari proses destruksi kreatif, Schumpeter secara efektif menjauhkan ide standar mengenai perubahan ekonomi. Pertama evolusi ekonomi bukan merupakan proses pertumbuhan sederhana di mana seluruh sektor dalam kehidupan ekonomi berekspansi secara seimbang. Sebaliknya, ditandai oleh kreasi yang baru dan penghancuran produk dan proses lama. Lebih jauh, banyak dari perusahaan yang muncul dan organisasi lain tidak meningkatkan kompetensi secara mulus dan mengganti area spesialisasi mereka. Akibatnya, sering kali mereka lenyap dalam proses evolusioner. Akhirnya, para pekerja yang kehilangan pekerjaan-pekerjaan, mereka sering menghadapi tekanan yang berat dan kehilangan kesejahteraan (welfare loss) yang terlihat lebih jelas dari keuntungan jangka panjang dari evolusi kapitalis. Reaksi mereka meliputi tantangan permanent terhadap lembaga kapitalisme. Oleh sebab itu, proses destruksi kreatif merupakan konsep yang merefleksikan perjuangan kompetitif dan focus terhadap reaksi -reaksi pada kehilangan kesejahteraan sementara pada tingkat mikro dan makro.

Schumpeter menulis pada tahun 1942 mengenai destruksi kreatif sebagai bagian utama dari kemajuan, namun pada tahun 1947 dia memikirkan kembali slogannya tersebut dan menggantinya sebagai „response kreatif‟ sebagai ganti destruksi. Meskipun demikian, Schumpeter tidak pernah membuang visinya mengenai destruksi kreatif., Schumpeter (1949, hal. 326) menyatakan bahwa „kita harus meneliti berdasarkan sejarah, proses industri sebenarnya yang menghasilkannya dan dalam melakukannya merevolusi struktur ekonomi yang ada. Oleh sebab itu, ada sedikit keraguan bahwa ia akan terus berfokus pada „proses destruksi kreatif yang kita lihat sebagai inti dari kapitalisme‟ (Schumpeter 1942, 104).

Tiga konsep berbeda mengenai destruksi kreatif

Istilah destruksi kreatif‟ menjadi ambigu jika dipertimbangkan dalam isolasi dari konteks di mana Schumpeter menggambarkannya. Sebenarnya, kita dapat berpendapat bahwa ada paling sedikit tiga konsep destruksi kreatif tertentu, dan kita dapat menghubungkan konsep-konsep ini atas penemuan Sombart, Simon, dan Schumpeter.

Makna harafiah dari konsep tersebut menyatakan „destruksi‟ dalam beberapa aspek memiliki sifat „creative‟. Sebenarnya, pandangan ini adalah milik Werner Sombar, anggota terkemuka dari German Historical School yang menggunakannya. Dia memakai konsep itu pada buku War and Capitalism, sehingga masalah destruksi menjadi jelas. Herbert Simon (1982) memiliki pendapat bahwa bukan destruksi sumber daya sebenarnya tetapi ancaman potensial terhadap keberlangsungan perusahaan yang menyebabkan perubahan dalam cara rutin. Sedangkan menurut Schumpeter, kreasi merupakan kejadian yang relatif independen dan bukan merupakan response adaptif terhadap kekurangan atau tekanan lainnya.

Menurut skema ini, evolusi dari cara perekonomian cenderung terjadi melalui rentetan kejadian-kejadian :

  • Initial equilibrium: titik awal analitik merupakan sistem perekonomian yang didasarkan pada Cara yang solid. Sistem ini diasumsikan memiliki equilibrium yang membiarkan agen ekonomi beroperasi dalam cara yang dibiasakan dari tahun ke tahun.
  • Inovasi: Equilibrium awal hancur ketika beberapa innovator memulai perusahaannya. Hal ini menciptkan kenaikan /upswing perekonomian, namun secara perlahan arus inovasi menghilang karena kurangnya ketrampilan inovasi dan kesulitan untuk berinovasi dalam kondisi yang dil uar equilibrium awal.
  • Ekuilibrium yang dibaharui melalui destruksi kreatif: Pada akhirnya, keinginan besar untuk berinovasi tidaklah cukup untuk mempertahankan kenaikan. Penurunan mempertajam proses kompetitif dalam destruksi kreatif, di mana banyak perusahaan tua dipilih dari sistem ekonomi sedangkan yang lain bertahan dari cara lama yang merusak. Pada akhirnya, sistem cara yang dibaharui dan telah bertahan muncul.
  • Evolusi ekonomi sebagai proses destruksi kreatif: Evolusi ekonomi dari sistem cara terdapat dalam equilibria yang dibiasakan dan kerusakan inovatif yang menantang cara tersebut. Proses in menciptakan reaksi sosio-politis yang mungkin mengubah secara radikal fungsi masa depannya.

Pemikiran Schumpeter mengenai Koevolusi Perekonomian dan Sistem Sosio-Politik

Sebelum Schumpeter menyelesaikan buku Cycles, dia menerima surat menanyakan mengenai studinya yang berorientasi sosiologis mengenai tujuan kapitalisme. Surat ini secara spesifik menanyakan tentang paragraph terakhir mengenai tulisannya mengenai „The Instability of Capitalism„. Di sini Schumpeter (1982, 395) menekankan:

Tidak ada hal apa pun yang ditulis dalam paper selain fakta-fakta ekonomi dan masalah-masalahnya. Diagnosa yang ada, oleh sebab itu, tidak lebih dari cukup sebagai dasar dari prediksi daripada diagnosa dokter mengenai efek bahwa seseorang tidak memiliki kanker merupakan suatu dasar prediksi bahwa ia akan hidup selamanya. Kapitalisme, sebaliknya, dalam suatu proses transformasi menjadi sesuatu yang lain.

Pertanyaan mengenai bagaimana cara untuk mempelajari proses transformasi, dan Schumpeter (2000, 309) menjawab bahwa meskipun dia tidak pernah melakukan analisis secara detail, dia telah „secara berulang-ulang berpikir mengenai hal itu dan membicarakannya dalam berbagai kesempatan. Lebih jauh, proyeknya dalam Cycles telah mendorongnya untuk bergerak maju:

Bahwa jika seseorang berpikir mengenai siklus-siklus bisnis sebagai bagian tipikal dari evolusi kapitalis dan jika seseorang melihat dalam gerakan jangka panjang, yang kadang kala disebut revolusi industri, sebagai suatu jenis siklus, adalah alami untuk menghubungkan fenomena siklikal secara praktis dari seluruh ilmu ekonomi dan sosiologi dari masyarakat kapitalis (Schumpeter 2000, 309).

Teori Pembangunan Ekonomi Schumpeter

Schumpeter menyatakan bahwa perekonomian persaingan sempurna berada dalam kondisi keseimbangan mantap di mana tidak ada laba, tidak ada pengangguran terpaksa, tidak ada suku bunga, tidak ada tabungan, dan tidak ada investasi. Dan keseimbangan ini ditandai oleh ”arus sirkuler” yang senantiasa berulang kembali dengan cara yang sama dari tahun ke tahun, sama halnya dengan sirkulasi dalam darah binatang.

Menurut Schumpeter “pembangunan adalah perubahan yang spontan dan terputus-putus pada saluran-saluran arus sirkuler tersebut, gangguan terhadap keseimbangan yang selalu mengubah dan mengganti keadaan keseimbangan yang ada sebelumnya.” Perubahan yang spontan dan terputus-putus ini tidak dipaksakan dari luar tetapi timbul atas inisiatif perekonomian sendiri dan muncul di atas cakrawala kehidupan perdagangan dan industri. Unsur utama pembangunan terletak pada usaha melakukan kombinasi baru yang di dalamnya mengandung berbagai kemungkinan yang ada dalam keadaan mantap. Kombinasi ini muncul dalam bentuk inovasi.

  1. Inovasi terdiri dari
    • memperkenalkan komoditas baru atau yang lebih baik secara kualitatif dari komoditas yang sudah ada.
    • Diperkenalkannya cara produksi baru.
    • Pembukaan daerah pasar baru
    • Penemuan sumber bahan mentah baru
    • Perubahan organisasi industri
  2. Peranan Inovator, Pengusaha bukanlah seorang manusia yang mempunyai kemampuan manajemen biasa tetapi seseorang yang memperkenalkan sesuatu yang sama sekali baru. pengusaha didorong oleh (a) keinginan untuk mendirikan kerajaan bisnis swasta, (b) keinginan untuk menguasai dan membuktikan superioritasnya, (c) kesenangan membuat dan mendapatkan sesuatu, atau sekedar menyalurkan kepintaran dan tenaga seseorang. Sifat dan tindakannya tergantung dari lingkungan dan budayanya.

Kritik terhadap teori Schumpeter

Teori Schumpeter harus diajarkan sebagai suatu karya besar. Kritik yang diberikan atas teori Schumpeter, antara lain:

  • Keseluruhan teori Schumpeter didasarkan pada inovator yang dianggapnya sebagai pribadi yang ideal. Orang seperti itu ditemui pada abad 18 dan 19. Pada masa itu, inovasi dilakukan oleh para pengusaha atau penemu (pencipta). Tapi sekarang, bentuk inovasi sudah menjadi bagian dari perusahaan modal bersama.
  • Menurut Schumpeter, pembangunan ekonomi adalah akibat dari proses siklus. Pasang naik dan pasang surut tidak penting bagi pembangunan ekonomi.
  • Pendapat Schumpeter bahwa perubahan siklus merupakan akibat inovasi juga tidak benar.
  • Schumpeter menganggap inovasi sebagai sebab utama pembangunan ekonomi. Ini jauh dari kenyataan. Pembangunan ekonomi tidak hanya bergantung pada inovasi tetapi juga pada banyak perubahan ekonomi dan sosial lain.

Referensi

  1. ^ Schumpeter, Joseph (2017-07-05). Theory of Economic Development (dalam bahasa Inggris). Routledge. ISBN 978-1-351-47220-3. 
  2. ^ Schumpeter, Joseph Alois (2006). Business Cycles: A Theoretical, Historical, and Statistical Analysis of the Capitalist Process (dalam bahasa Inggris). Martino Pub. ISBN 978-1-57898-556-2. 
  3. ^ Schumpeter, Joseph Alois (1976). Capitalism, Socialism and Democracy (dalam bahasa Inggris). Routledge. ISBN 978-0-415-10762-4. 
Kembali kehalaman sebelumnya