Teori evolusi damaiTeori evolusi damai dalam politik internasional merujuk pada upaya memengaruhi transformasi politik sistem sosialis Tiongkok lewat cara-cara damai oleh Amerika Serikat. Frasa ini dicetuskan oleh John Foster Dulles, mantan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, pada masa Perang Dingin tahun 1950-an. Frasa ini lebih ditujukan pada Uni Soviet, namun belakangan ini muncul dalam pembahasan resmi kebijakan Amerika Serikat dan Tiongkok. Analisis kebijakan luar negeri A.S. oleh pemerintah Tiongkok menyatakan bahwa teori ini telah menjadi bagian dari dasar hubungan Amerika Serikat dan Republik Rakyat Tiongkok.[1] Menurut pemikiran ini, Amerika Seriakt memiliki strategi untuk menyusup dan melemahkan negara-negara sosialis, terutama Tiongkok, dengan menyebarkan pemikiran politik dan gaya hidup Barat, memicu ketidakpuasan, dan mendorong masyarakat untuk menentang pemerintahan Partai Komunis. Tujuan yang diharapkan dari proses ini adalah sistem sosialis dapat melakukan transformasi dari dalam.[2] Partai Komunis Tiongkok (CPC) menolak ide evolusi damai sejak diperkenalkan pada masa Mao. Partai Komunis menganggap proses ini "ancaman terbesar bagi pemerintahan [Partai Komunis] yang berkelanjutan," karena tidak ada yang lebih penting bagi Partai Komunis selain mempertahankan kekuasaannya.[1] Pemimpin CPC dari dulu berjuang melawan teori evolusi damai, termasuk Mao Zedong, Deng Xiaoping, Hu Jintao, dan Jiang Zemin. Saat ini, teori evolusi damai bukan bagian dari pendekatan kebijakan resmi Amerika Serikat ke Tiongkok, namun para strategiwan militer komunis menganggapnya sebagai pemicu ketegangan. Referensi
|