Teori kebungkamanTeori kebungkaman (Inggris: Muted Group Theory) fokus pada cara komunikasi kelompok dominan dalam menekan atau membungkam kata, ide dan wacana dari kelompok marjinal.[1] Teori ini memandang bahwa bahasa dalam budaya tertentu tidak memungkinkan bagi semua orang untuk berbicara dengan setara.[2] Dengan kata lain, bahasa tidak diciptakan setara oleh semua penuturnya.[1] Perempuan (dan kelompok marjinal lainnya) tidak sebebas laki-laki dalam menyampaikan ucapannya kapanpun dan dimanapun mereka ingin berkata.[2] Laki-laki membuat kata-kata dan makna budaya sehingga memungkinkan mereka untuk mengungkapkan ide-ide.[3] Di sisi lain, perempuan tidak bisa mengungkapkan ide-ide mereka.[3] Hal ini membuat perempuan menjadi kelompok yang bungkam.[3] SejarahTeori kebungkaman berasal dari seorang antropolog sosial, Edwin Ardener dan Shirley Ardener yang fokus pada hierarki dan struktur sosial.[2] Edwin Ardener menekankan bahwa kelompok yang berada pada posisi atas hierarki sosial menentukan sistem komunikasi budayanya.[2] Kelompok dengan kekuasaan yang kecil, seperti perempuan, orang miskin dan orang dengan kulit berwarna harus mengikuti sistem komunikasi yang kelompok dominan terapkan.[2] Banyak aplikasi dari teori ini fokus pada perempuan sebagai kelompok bungkam.[2] Akan tetapi, Mark Orbe dan Michael Hechter mengatakan bahwa teori ini dapat diaplikasikan dalam kelompok marjinal mana pun.[2] Di Amerika Serikat, kaum Eropa Amerika, laki-laki, heteroseksual, muda, kelas menengah dan atas serta orang kristen merupakan kelompok dominan, sedangkan kaum Afrika Amerika, gey, lesbi, tua dan kelas bawah merupakan kelompok marjinal.[2][4] AsumsiTerdapat tiga asumsi dari teori kebungkaman.[2][4]
KritikBeberapa kritikus berpendapat bahwa perempuan seperti Hillary Rodham Clinton, Christine Todd Whitman, Condoleeza Rice dan Elizabeth Dole dapat berbicara di forum publik.[5] Mereka bukanlah kelompok yang bungkam.[5] Selain itu, tidak banyak bukti empiris untuk mendukung teori ini. Hal ini dikarenakan teori kebungkaman berasal dari dua puluh tahun yang lalu.[5] Referensi
|