Share to:

 

Tetricus II

Gaius Pius Esuvius Tetricus atau Tetricus II

Gaius Pius Esuvius Tetricus, dikenal sebagai Tetricus II, adalah seorang tokoh Romawi yang menjabat sebagai Kaisar di Kekaisaran Galia selama periode krisis Kekaisaran Romawi pada abad ke-3. Ia adalah putra Kaisar Tetricus I, yang menjadi penguasa Kekaisaran Galia dari tahun 271 hingga 274 M. Tetricus II merupakan salah satu tokoh penting dalam sejarah Kekaisaran Galia, sebuah entitas politik yang memisahkan diri dari Kekaisaran Romawi selama periode yang dikenal sebagai Krisis Abad Ketiga.

Latar Belakang

Tetricus II lahir sekitar tahun 255 M di wilayah yang kini dikenal sebagai Galia (Prancis modern). Ia adalah putra tunggal Tetricus I, yang merupakan seorang senator Romawi sebelum naik tahta sebagai kaisar Kekaisaran Galia. Pada masa itu, Kekaisaran Romawi sedang mengalami kemunduran akibat invasi suku barbar, pemberontakan internal, dan fragmentasi politik.

Pada tahun 271 M, Tetricus I merebut kekuasaan atas Kekaisaran Galia setelah kematian Kaisar Victorinus. Ia segera mengangkat putranya, Tetricus II, sebagai Caesar dan pewaris takhta. Gelar Caesar memberikan Tetricus II wewenang sebagai wakil kaisar sekaligus mempersiapkannya untuk menjadi penerus di masa depan.

Masa Pemerintahan

Sebagai Caesar, Tetricus II memiliki tanggung jawab untuk membantu ayahnya mengelola wilayah Kekaisaran Galia, yang meliputi sebagian besar Galia, Hispania, dan Britannia. Namun, pengaruhnya terbatas karena kekuasaan eksekutif utama tetap berada di tangan Tetricus I. Tetricus II sering digambarkan dalam koin-koin yang dicetak selama masa pemerintahan ayahnya, yang menunjukkan kehadirannya sebagai simbol stabilitas dan kesinambungan dinasti.

Pemerintahan Bersama Ayahnya

Tetricus I dan Tetricus II menghadapi berbagai tantangan, termasuk:

  1. Ancaman Eksternal: Invasi suku barbar, terutama Frank dan Alamanni, terus meneror wilayah perbatasan Kekaisaran Galia.
  2. Tekanan dari Kekaisaran Romawi: Kaisar Romawi Aurelianus berusaha untuk menyatukan kembali Kekaisaran yang terpecah.
  3. Ketidakstabilan Internal: Kekaisaran Galia mengalami pemberontakan militer dan ketidakpuasan dari rakyat akibat pajak tinggi dan inflasi.

Pertempuran Châlons dan Penyerahan Diri

Pada tahun 274 M, Kaisar Aurelianus melancarkan kampanye militer untuk merebut kembali wilayah Kekaisaran Galia. Kampanye ini mencapai puncaknya dalam Pertempuran Châlons, di mana pasukan Aurelianus berhasil mengalahkan tentara Tetricus I. Menyadari situasi yang tidak menguntungkan, Tetricus I menyerah kepada Aurelianus, yang dengan bijaksana mengampuni nyawanya dan putranya.

Tetricus II juga ditawan oleh Aurelianus, tetapi seperti ayahnya, ia diperlakukan dengan baik. Sebagai bagian dari kebijakan Aurelianus untuk memulihkan stabilitas, Tetricus II tidak dieksekusi melainkan diizinkan untuk hidup sebagai warga negara biasa di Roma.

Kehidupan Setelah Penyerahan

Setelah penyerahan, Tetricus II menghilang dari catatan sejarah. Diperkirakan bahwa ia menjalani kehidupan pribadi di Italia, mungkin di bawah pengawasan kekaisaran. Sumber-sumber sejarah tidak menyebutkan aktivitas politik atau militer lebih lanjut darinya.

Menurut beberapa ahli, keputusan Aurelianus untuk mengampuni Tetricus II dan ayahnya mencerminkan pendekatan pragmatisnya terhadap reunifikasi Kekaisaran Romawi. Dengan menunjukkan belas kasih, Aurelianus mampu mengurangi risiko pemberontakan lebih lanjut di bekas wilayah Kekaisaran Galia.

Referensi

  1. Drinkwater, J. F. The Gallic Empire: Separatism and Continuity in the North-Western Provinces of the Roman Empire, A.D. 260-274. Franz Steiner Verlag, 1987.
  2. Potter, David S. The Roman Empire at Bay, AD 180-395. Routledge, 2004.
  3. Southern, Pat. The Roman Empire from Severus to Constantine. Routledge, 2001.
Kembali kehalaman sebelumnya