The Age of Reason (novel)

Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada Februari 2023.

The Age of Reason^[1] (bahasa Prancis: L'âge de raison) adalah sebuah novel yang terbit tahun 1945 karya filsuf Jean-Paul Sartre. Novel ini adalah bagian pertama dari trilogi The Roads to Freedom. Novel tersebut, berlatar belakang bohemian Paris pada akhir tahun 1930-an, berfokus pada tiga hari dalam kehidupan guru filsafat Mathieu yang sedang mencari uang untuk membayar aborsi gundiknya, Marcelle. Sartre menganalisis motif berbagai karakter dan tindakan mereka dan memperhitungkan persepsi orang lain untuk memberi pembaca gambaran yang komprehensif tentang karakter utama.

The Age of Reason berkaitan dengan konsepsi Sartre tentang kebebasan sebagai tujuan akhir dari keberadaan manusia. Karya ini berusaha untuk mengilustrasikan gagasan eksistensialis tentang kebebasan tertinggi dengan menyajikan penjelasan rinci tentang psikologi karakter saat mereka dipaksa untuk membuat keputusan penting dalam hidup mereka. Seiring perkembangan novel, narasi karakter mendukung pandangan Sartre tentang apa artinya menjadi bebas dan bagaimana seseorang beroperasi dalam kerangka masyarakat dengan filosofi ini. Novel ini adalah pengulangan fiksi dari beberapa tema utama dalam studi filosofis utamanya Being and Nothingness (1943). Salah satu gagasan adalah bahwa pada akhirnya kebebasan seseorang tidak dapat diganggu gugat karena pada dasarnya merupakan bagian dari kehampaan yang merupakan imajinasi dan karenanya tidak dapat diambil atau dihancurkan.

Tinjauan New York Times menyatakan, "Memang, ada sesuatu yang lebih dalam The Age of Reason daripada novel yang menarik dan masalah filosofis. Sebagai latar belakang suram untuk Dilema pribadi Mathieu, Sartre menyajikan gambaran perang di Spanyol dan menjelang perang di Eropa."^[2]

The Harvard Crimson menerbitkan ulasan tanpa atribut dari buku yang menyatakan "Novel baru Sartre adalah karya langka dan disambut baik dalam periode yang hampir sepenuhnya tidak memiliki kombinasi yang seimbang antara intensitas emosional dan kedewasaan para penulisnya." Namun, tinjauan berlanjut dengan berkomentar bagaimana Sartre tampaknya sibuk menggambarkan tindakan fisik muntah.^[3]