Share to:

 

The Bell Jar

The Bell Jar
Sampul edisi Indonesia
PengarangSylvia Plath
PenerjemahKania Dewi
NegaraAmerika Serikat
BahasaIndonesia
Genreroman à clef
PenerbitUfuk Fiction
Tanggal terbit
14 Januari 1963
Tgl. terbit (bhs. Indonesia)
Desember 2011
Jenis mediacetak
Halaman395

The Bell Jar adalah satu-satunya novel yang ditulis oleh penulis dan penyair Amerika Sylvia Plath. Pada awalnya, novel ini diterbitkan dengan menggunakan pseudonim "Victoria Lucas" pada bulan Januari 1963. Novel ini berbentuk semiautobiografi dengan nama tempat dan orang yang disamarkan. Novel ini sering dianggap sebagai roman à clef karena protagonis mengalami kekalutan mental mirip dengan pengalaman Plath sebagai seorang penulis. Penyakitnya ini mungkin merupakan depresi klinis atau gangguan bipolar II. Plath meninggal karena bunuh diri dalam kurun waktu satu bulan setelah terbitan pertamanya di Britania Raya. Novel ini diterbitkan dengan nama Plath pada tahun 1967 dan tidak pernah diterbitkan di Amerika Serikat hingga tahun 1971 sesuai dengan keinginan suaminya , Ted Hughes dan ibu Plath.[1] Novel ini telah diterjemahkan dalam belasan bahasa berbeda di seluruh dunia dan telah diadaptasi menjadi film pada tahun 1979.[2]

Ringkasan Alur

Pada tahun 1953, Esther Greenwood adalah seorang wanita muda berumur 19 tahun yang berasal dari pinggiran kota Boston. Greenwood mendapatkan kesempatan magang musim panas selama satu bulan di sebuah penerbit majalah terkemuka di Kota New York di bawah kepemimpinan editor bernama Jay Cee. Akantetapi, Esther tidak bersemangat dengan suasana kota besar atau budaya dan gaya hidup glamor yang menjadi harapan gadis-gadis seumurannya untuk diidolakan dan ditiru. Bahkan, dia merasakan pengalamannya terasa menakutkan dan membingungkan; mengagumi sifat sarkas dan petualang temannya Doreen, tetapi juga merasa menemukan kesamaan dengan religiositas Betsy yang memiliki nama julukan " Pollyanna Cowgirl" yang memiliki makna sebagai seorang gadis perkumpulan perempuan baik-baik" yang selalu melakukan hal yang baik. Dia memiliki seorang pendonor bernama Philomena Guinea yang merupakan seorang penulis fiksi yang pernah sukses. Karakter ini merupakan adaptasi dari Olive Higgins Prouty.

Esther dideskripisikan secara detail pada beberapa peristiwa drama komedi yang terjadi di masa dia melaksanakan magangnya yang dimulai dengan pengalaman yang tidak beruntung, namun lucu di sebuah perayaan jamuan makan malam untuk gadis-gadis yang diampu oleh staf yang berkerja di majalah Ladies 'Day . Dia mengenang temannya, Buddy, yang dia pacari dengan cukup serius yang juga menganggap dirinya sebagai tunangan de factonya. Dia juga merenungkan Julius dan Ethel Rosenberg, yang dijadwalkan akan mengalami hukuman mati. Sesaat sebelum magang berakhir, dia menghadiri sebuah pesta di klub desa dengan Doreen dan dijodohkan dengan seorang pria yang memperlakukannya dengan kasar dan hampir memperkosanya, sebelum dia mematahkan hidungnya dan pergi. Malam itu, setelah kembali ke hotel, dia membuang semua bajunya dari atap.

Satu hari setelahnya, dia pulang ke rumahnya di Massachusetts dengan mengenakan pakaian yang dia pinjam dari Betsy yang masih penuh dengan lumuran darah dari kejadian malam sebelumnya. Dia telah berharap untuk kesempatan beasiswa lain begitu dia kembali di Massachusetts, sebuah kursus menulis yang diajarkan oleh penulis terkenal di dunia, tetapi saat dia kembali, ibunya segera memberi tahunya , bahwa dia tidak diterima untuk kursus dan mendapati rencananya berantakan. Lalu, Dia memutuskan untuk menghabiskan musim panas untuk menulis novel, meskipun dia merasa dia tidak memiliki cukup pengalaman hidup untuk menulis dengan meyakinkan. Semua identitasnya terfokus pada prestasi akademik yang baik; Keraguan tentang apa yang harus dilakukan dalam hidupnya setelah lulus sekolah dengan tidak ada pilihan yang disajikan kepadanya (menjadi ibu, yang dicontohkan oleh Dodo Conway, seorang ibu yang hampa dan produktif, atau pekerjaan wanita karier yang klise seperti stenografer ) yang terlihat menarik baginya . Esther menjadi semakin tertekan, dan mendapati dirinya susah tidur. Ibunya mendorong, atau malah memaksanya, untuk bertemu psikiater, Dr. Gordon, yang Esther tidak percaya karena dia terlihat menarik dan terlihat memamerkan foto keluarganya yang menawan daripada mendengarkannya. Dia mempreskripsikan terapi kejut listrik (ECT); lalu selanjutnya memberi tahu ibunya bahwa dia tidak akan kembali seperti semula..

Keadaan kesehatan mental Esther semakin memburuk. Dia melakukan beberapa upaya setengah hati untuk melakukan upaya bunuh diri, termasuk berenang jauh ke laut lepas, sebelum melakukan upaya sungguh-sungguh untuk melakukan bunuh diri. Dia meninggalkan pesan yang mengatakan dia pergi jalan-jalan, kemudian merangkak ke dalam lubang di gudang bawah tanah dan menelan sekitar 50 pil tidur yang telah dipreskripsikan untuk insomnia-nya. Dalam sebuah episode cerita yang sangat dramatis, surat kabar memperkirakan bahwa dia telah diculik dan meninggal, namun dia ditemukan di bawah rumahnya setelah waktu yang tidak diketahui. Dia selamat dan dikirim ke beberapa rumah sakit jiwa yang berbeda sampai pendonor beasiswa perguruan tinggi nya , Philomena Guinea, membantunya untuk tinggal di sebuah pusat perawatan elite di mana dia bertemu dengan Dr. Nolan, seorang terapis wanita. Sesi psikoterapi rutin bersamaan dengan pemberian insulin dalam jumlah besar untuk menghasilkan "reaksi," dan sekali lagi menerima terapi kejut, dengan Dr. Nolan memastikan bahwa mereka diberikan dengan secara layak. Selama di sana, dia menggambarkan depresinya sebagai perasaan terperangkap di bawah toples kaca berbentuk bel, berjuang untuk bernafas. Akhirnya, Ester menggambarkan ECT memiliki manfaat karena memiliki efek antidepresan; yang digambarkan mengangkat metafora toples kaca berbentuk belnya di mana ia menggambarkannya sebagai tempat dia merasa terjebak dan tertahan. Disana dia juga bertemu kembali dengan Joan Gilling. Orang yang juga pernah berkencan dengan Buddy.

Esther memberi tahu Dr. Nolan bagaimana ia merasa iri pada kebebasan yang dimiliki pria dan bagaimana dia sebagai seorang wanita memiliki perasaan khawatir tentang kehamilan. Nolan merujuknya ke seorang dokter yang cocok untuk melakukan pemasangan kontrasepsi diafragma pada dirinya. Esther sekarang merasa bebas atas ketakutannya tentang konsekuensi seks; bebas dari tekanan untuk menikah, berpotensi untuk bertemu pria yang salah. Dalam perawatan Dr. Nolan, Esther mulai membaik dan berbagai peristiwa yang mengubah hidupnya:kkehilangan keperawanannya dan Joan yang melakukan bunuh diri, membantunya untuk kembali menjadi waras. Novel berakhir dengan dia memasuki sebuah ruangan untuk melakukan sebuah wawancara, yang akan memutuskan kemungkinan dia dapat meninggalkan rumah sakit dan kembali ke sekolah.

Terlihat pada saat mendekati permulaan novel, bahwa, pada tahun-tahun berikutnya, Esther akan mempunyai bayi.

Tokoh

  • Esther Greenwood adalah protagonis dalam cerita yang keadaan mentalnya tidak stabil saat musim panas yang dia habiskan untuk magang di sebuah majalah di Kota New York. Tersiksa atas kematian ayahnya dan perasaan bahwa dia bukanlah orang yang sesuai dengan peran wanita yang layak secara budaya, dia pun melakukan percobaan bunuh diri sebagai harapan untuk bisa melarikan diri.
  • Doreen adalah seorang wanita muda yang memiliki sifat pemberontak pada masanya yang juga merupakan anak magang di Ladies 'Day, majalah di mana Esther mendapatkan sebuah kesempatan magang selama musim panas. Dia akan menjadi sahabat Esther di hotel di New York yang merupakan tempat tinggal semua anak magang majalah tersebut. Esther menemukan kepribadian Doreen yang percaya diri memikat sekaligus merepotkan, karena dia sangat menginginkan kebebasan yang sama, walaupun sadar, perilaku tersebut tidak akan disukai.
  • Joan adalah seorang kenalan lama Esther, yang menemaninya di suaka yang sama , lalu akhirnya meninggal karena bunuh diri.
  • Dokter Nolan adalah dokter Esther di suaka. Seorang wanita yang cantik dan sangat peduli , gabungan dari sifat feminin yang terpandang secara sosial dan profesionalitasnya yang memungkinkannya menjadi wanita pertama dalam kehidupan Esther yang dia rasa memiliki kecocokan . Nolan memberikan terapi kejut listrik pada Esther dan melakukannya dengan benar, yang menghasillkan hasil yang positif bagi Esther.
  • Dokter Gordon adalah dokter pertama yang ditemui Esther. Memiliki sifat Obsesif dan terlihat menggurui . Dia membuat Ester melalui proses terapi kejut yang traumatis yang terus menghantuinya sepanjang waktu selama masa pengobatan medis.
  • Nyonya Greenwood, ibu Ester, Seorang ibu yang mencintai putrinya, namun secara konstan mendesak Esther untuk menyesuaikan diri sebagai wanita kulit putih kelas menengah yang ideal , di mana Ester merasakan diskoneksi atasnya.
  • Buddy Willard adalah mantan pacar Esther dari kota tempat dia lahir. Belajar untuk menjadi dokter, Buddy menginginkan seorang istri yang mirip dengan ibunya. Dia berharap Esther akan menjadi seperti apa yang di impikan. Esther sangat memujanya di masa sekolah SMA, tetapi setelah mengetahui bahwa ia bukan seorang perjaka, ia tidak lagi menaruh rasa hormat kepadanya, lalu menyebutnya sebagai orang yang hipokrit. Dia berjuang untuk menyelesaikan hubungan setelah Buddy dinyatakan mengidap TBC . Dia melamarnya, tetapi Esther menolak dengan alasan, bahwa dia tidak akan pernah menikah yang direspon dengan Buddy dengan menyatakan bahwa Esther gila.
  • Nyonya Willard, ibu Buddy Willard, adalah ibu rumah tangga berdedikasi yang memiliki tekad untuk menikahkan Buddy dan Esther.
  • Tuan Willard, ayah Buddy Willard, dan Suami Nyonya Willard, adalah kerabat baik keluarga Esther.
  • Constantin, seorang Juru bahasa simultan yang memiliki logat asing yang membawa Esther untuk berkencan selama mereka berdua berada di New York. Mereka pulang ke apartemennya dan Esther merenungkan keputusan untuk menyerahkan keperawanannya padanya, tetapi dia tidak terlihat tertarik dengannya.
  • Irwin adalah pria muda yang memiliki perawakan tinggi tetapi memiliki paras sedikit jelek. Dia adalah seorang "profesor matematika yang dibayar layak" yang mengajak Esther untuk minum kopi, yang berakhir pada hubungan seks dengannya, dan menyebabkan Esther harus pergi ke rumah sakit untuk mendapatkan bantuan untuk menghentikan perdarahan.
  • Jay Cee adalah pimpinannya yang tegas Esther. Dia juga sangat cerdas sehingga"penampilannya yang jelek sepertinya tidak terlalu penting".[3] Dia bertugas untuk menyunting karya Esther.
  • Lenny Shepherd, seorang pemuda kaya raya yang tinggal di New York, mengundang Doreen ke apartemennya duntuk minum-minum saat mereka sedang dalam perjalanan ke sebuah pesta. Doreen dan Lenny mulai berpacaran sehingga sering sekali menjauhkan Doreen dari Esther.
  • Philomena Guinea adalah seorang wanita tua yang kaya raya yang menyumbangkan uangnya untuk beasiswa kuliah Esther. Kampus Esther mewajibkan setiap gadis yang menerima beasiswa untuk menulis surat kepada para pendonor sebagai bentuk terima kasih kepada mereka. Philomena mengundang Esther untuk makan dengannya di rumahnya . Pada satu waktu, dia juga berada di rumah sakit jiwa sekaligus membayar suaka "mewah" di mana Esther nanti tinggal.
  • Marco, seorang lelaki keturunan Peru dan teman dari Lenny Shepherd yang dijodohkan dengan Esther untuk mengajaknya ke pesta yang akhirnya berusaha memperkosanya.
  • Betsy, seorang gadis yang lebih kaya dari majalah tempat mereka melaksanakan magang. Dia adalah seorang gadis "baik" dari Kansas yang menjadi panutan Esther. Dia berperilaku berkebalikan dari Doreen sehingga Esther menemukan dirinya terpecah antara dua perilaku dan kepribadian yang bertolak belakang.
  • Hilda adalah gadlain dari majalah Ladies 'Day , yang tidak disukai oleh Esther, setelah membuat komentar buruk untuk Rosenbergs.

Sejarah publikasi

Menurut suaminya, Ted Hughes, Plath mulai menulis novel nya pada tahun 1961, setelah menerbitkan The Colossus yang merupakan kumpulan puisi pertamanya. Plath menyelesaikan proses penulisan novelnya pada bulan Agustus 1961.[4] Setelah dia memisahkan diri dari Hughes, Plath pindah ke sebuah flat yang memiliki ukuran lebih kecil dibandingkan di London, "memberinya waktu dan tempat untuk bekerja tanpa gangguan. Kemudian dalam tempo yang sangat cepat dan hanya sedikit revisi dari awal hingga akhir menulis The Bell Jar sampai selesai, " [5] dia menjelaskan.

Plath menulis novel ini dengan sponsor dari beasiswa Eugene F. Saxton, yang berafiliasi dengan penerbit Harper & Row, tetapi kecewa dengan naskah tersebut, lalu menolakknya dan menyebutnya "mengecewakan, kekanakan dan terlalu kompleks." [5] Judul-judul awal awal novel ini, yaitu Diary of a Suicide dan The Girl in the Mirror. [6]

The Bell Jar dipublikasi di Indonesia oleh penerbit Ufuk Fiction yang diterjemahkan oleh Kania Dewi pada tahun 2011.[7]

Gaya kepenulisan dan tema-tema utama

Novel ini ditulis menggunakan narasi berupa serangkaian kilas balik yang memperlihatkan kejadian-kejadian yang terjadi di masa lalu Esther. Sebagian besar kilas balik, menceritakan hubungan Esther dengan Buddy Willard. Pembaca juga dapat belajar lebih banyak tentang tahun-tahun awal Esther berkuliah.

Bell Jar membahas pertanyaan tentang identitas yang dapat diterima oleh lingkungan sosial sekaligus mengkaji "pencarian Ester untuk membentuk identitasnya dengan menjadi dirinya sendiri, bukan apa yang orang lain eskpektasikan dari dirinya." [8] Esther dituntut untuk menjadi ibu rumah tangga, dan wanita mandiri, tanpa memiliki pilihan untuk mencapai kemerdekaan.[6] Esther merasa dia adalah tahanan bagi tugas-tugas domestik dan ketakutan atas kehilangan jati diri. Bell Jar berangkat dengan menyoroti masalah yang terjadi di masyarakat dengan nilai patriarki yang bersifat represif di Negara Amerika pada abad ke-20.[9]

Kesehatan mental

Esther Greenwood, tokoh utama dalam cerita yang ada di novel The Bell Jar, menggambarkan kehidupannya dalam keadaan tercekik di bawah sebuah toples kaca berbentuk bel. Analisis frasa "Bell Jar" memperlihatkan keterwakilan "Tercekiknya kesehatan mental Esther oleh depresi yang dia rasakan, sekaligus ketidakmampuannya untuk menghindari pengaruhnya terhadap keadaan psikisnya".[10] Sepanjang novel, Esther berbicara tentang "Bell Jar" yang mencekiknya dan mendapati momen pencerahan ketika "Bell Jar" terangkat. Momen-momen ini berkorelasi dengan kesehatan mentalnya dan pengaruh dari depresinya. Para ahli berpendapat tentang maksud "Bell Jar" milik Esther dan apa maknanya. Beberapa dari mereka berpendapat, bahwa itu adalah perlawanan terhadap gaya hidup pinggir kota,[11] sedangkan ahli yang lain mempercayai bahwa ini adalah perlawanan terhadap standar yang ditetapkan untuk hidup sebagai seorang wanita.[9] Namun, ketika mempertimbangkan kehidupan dan kematian Sylvia Plath itu sendiri sekaligus melihat kemiripan antara The Bell Jar dan hidup dari Sylvia Plath. Hal yang sangat sulit untuk mengabaikan tema penyakit mental.[12]

Psikiater Aaron Beck melakukan studi terhadap penyakit mental Esther dan mencatat dua penyebab depresi yang terlihat nyata di dalam hidupnya.[13] Pertama, penyebabnya berasal dari pengalaman traumatis yang dia alami di masa awal kehidupannya , yaitu kematian ayahnya saat dia berusia 9 tahun. Terlihat jelas, dia sangat terpengaruh oleh perasaan kehilangan yang ditunjukkan ketika dia mencoba berandai dalam sebuah frasa, "Sebelumnya, saya pikir sangat aneh untuk tidak pernah terpikir oleh saya, bahwa saya hanya bisa benar-benar merasa bahagia , sampai saya menginjak umur sembilan tahun." [14] Penyebab kedua depresinya adalah pandangan perfeksionis yang dia miliki. Esther merupakan seorang wanita yang mempunyai dengan segudang prestasi - perguruan tinggi, kesempatan magang dan juga nilai sempurna. Keberhasilan inilah yang menciptakan tujuan-tujuan yang tak mampu diraihnya, ke dalam fikirannya, dan saat dia tidak meraihnya, kesehatan mentalnya pun terganggu. Esther meratap "Masalahnya adalah, selama ini saya tidak layak , saya hanya tidak memikirkannya."

Esther Greenwood memiliki kerusakan mental yang sangat terlihat jelas - yang diperlihatkan dengan usaha bunuh dirinya yang dia lakukan di sebagian akhir novel.[14] Namun, seluruh hidup Ester memberikan tanda-tanda dalam bentuk peringatan yang menjadi penyebab kejatuhan depresinya. Novel ini dimulai dengan pikiran buruknya terkait semua keputusan hidupnya yang telah dia ambil di masa lalu dan masa sekarang. Pola pikir inilah yang bercampur aduk dengan trauma masa kecil dan sikap perfeksionisnya. Hal ini yang menyebabkan dia untuk melakukan percobaan bunuh diri.[15]

Novel ini memberikan penggabaran jelas tentang bagaimana pengobatan kesehatan mental pada tahun 1950-an.[16] Plath berbicara melalui narasi sebagai Esther untuk menggambarkan pengalamannya melalui perawatan kesehatan mentalnya. Novel ini membuka jalan kepada diskursus feminis dan sebuah bentuk tantangan atas gaya hidup para wanita pada tahun 1950-an. Novel ini juga memberikan studi kasus tentang seorang wanita yang berjuang dengan kesehatan mentalnya.[17]

Kemiripan antara kehidupan Plath dan novel

Buku ini mengandung banyak rujukan tentang orang dan kejadian nyata yang ada di hidup Plath. Beasiswa magang di sebuah majalah yang dimiliki Plath berasal dari majalah Mademoiselle yang dia mulai di tahun 1953.[18] Philomena Guinea diadaptasi dari seorang penulis bernama Olive Higgins Prouty, yang merupakan pendonor Plath yang juga mendanai beasiswa Plath untuk belajar di Smith College . Plath ditolak dari kursus menulis di Harvard yang diajar oleh Frank O'Connor .[19] Dr Nolan diperkirakan diadaptasi dari Ruth Beuscher, terapis Plath yang rutin dia temui setelah ia keluar dari rumah sakit jiwa . Mayoritas bagian novel ini, sangat mirip dengan pengalaman yang dinarasikan oleh Mary Jane Ward dalam novel autobiografi miliknya dengan judul , The Snake Pit . Plath kemudian menyatakan bahwa dia telah membaca ulasan novel The Snake Pit dan mempercayai , bahwa publik ingin melihat "Hal -hal berkaitan dengan kesehatan mental" jadi dia dengan sengaja mengadaptasi detail rawat inap Esther pada prosedur-prosedur dan metode-metode yang dipaparkan di dalam buku Mary Jane Ward. Plath adalah seorang pasien di Rumah Sakit McLean,[20] Sebuah rumah sakit dengan fasilitas kelas atas yang terlihat menyerupai "lubang ular" yang tidak jauh berbeda dengan bangsal yang berada di Rumah Sakit Negara Metropolitan, yang mungkin menjadi tempat di mana Mary Jane Ward benar-benar dirawat.

Pada sebuah wawancara pada tahun 2006, Joanne Greenberg menyatakan bahwa dia telah diwawancarai oleh salah satu wanita yang pernah bekerja di Mademoiselle dengan Plath di kelompok editor tamu kampus pada tahun 1986. Wanita itu mengklaim bahwa Plath telah terlalu banyak meletakkan detail kehidupan para siswa ke dalam The Bell Jar sehingga "mereka tidak akan pernah menatap satu sama lain," yang juga menjadi penyebab perceraiannya dan mungkin hal-hal lainnya.[21]

Janet McCann menghubungkan pencarian Plath untuk sifat feminin yang merdeka dengan keadaan psikologi neurotik yang dia gambarkan sendiri.[22] Suami Plath pada satu masa pernah menyindir, bahwa The Bell Jar mungkin ditulis sebagai responnya terhadap terapi kejut listrik yang dia rasakan selama bertahun-tahun dan bekas luka yang tertinggal.[23]

Penerimaan

Bell Jar menerima "ulasan positif yang cukup hati-hati." [22] Rentang waktu yang pendek antara publikasi buku dan kematian akibat bunuh diri yang dilakukan Plath menyebabkan "sedikit pembacaan polos" dari novel tersebut.[6]

Mayoritas pembaca awal terlalu berfokus pada hubungan antara autobiografi Plath terhadap protagonis. Menanggapi kritik autobiografi ini , kritikus literatur , yaitu Elizabeth Hardwick mengajak para pembaca memisahkan antara Plath sebagai seorang penulis dan Plath sebagai sebuah "peristiwa".[6] Robert Scholes, menulis di The New York Times, dengan memuji novel dengan sebutan "deskripsi yang tajam dan tidak lazim." Mason Harris dari West Coast Review memuji novel itu dengan sebutan "'lensa kegilaan yang telah distorsi [untuk] memberikan visi autentik dari suatu masa yang memuliakan akal sehat dan stabilitas yang sangat represif." Howard Moss dari The New Yorker memberikan ulasan yang bimbang dengan memuji "komedi gelap" dari novel tersebut, tetapi juga sebuah tambahan, bahwa ada "sesuatu yang bersifat genit dengan caranya [yang seakan] mengkhianati tangan dari novelis amatir tersebut."

Pada tanggal 5 November 2019, BBC News memasukkan Bell Jar ke daftar 100 novel paling menginspirasi.[24]

Warisan dan adaptasi

Bell Jar telah dirujuk berulang kali pada media-media populer: Gilmore Girls, The Simpsons, Family Guy, Sabrina the Teenage Witch, Ware 13,[25] Robot Chicken dan di akhir Master of None . tokoh Katarina ditampilkan membaca novel ini di film 10 Things I Hate About You . Iris Jamahl Dunkle menulis tentang novel yang "sering terlihat, ketika sebuah novel muncul di film-film Amerika dan serial televisi, Novel ini merupakan simbol untuk kecemasan remaja." [5]

The Bell Jar karya Larry Peerce (1979) adalah sebuah film yang dibintangi oleh Marilyn Hassett sebagai Esther Greenwood, dan menampilkan slogan: "Terkadang, menjadi seorang wanita saja adalah sebuah perilaku yang berani" Dalam film tersebut , Joan berusaha mengajak Esther menyetujui untuk melakukan pakta bunuh diri, yang tidak pernah terjadi di dalam versi buku. Joan secara tersirat adalah seorang lesbian di dalam novel Plath yang ditunjukkan secara jelas di film yang dituntut oleh Dr. Jane V. Anderson yang merasa dirugikan oleh film tersebut. Dia memenangkan tuntutan senilai 150.000 dollar Amerika pada tahun 1987.[26]

Jason Isbell merujuk novel The Bell Jar di dalam lagunya yang berjudul "The Life You Chose" pada albumnya pada tahun 2015 yang berjudul Something More Than Free . Isbell menulis, "Siapa kau jika bukan yang aku jumpai? // Satu malam di bulan Juli sebelum kota menjadi basah // Jack dan soda di mobil ibumu // Kau sedang membaca The Bell Jar. "

Pada Juli pada tahun 2016, Kirsten Dunst diumumkan akan melakukan debutnya sebagai seorang sutradara dengan mengadaptasi novel The Bell Jar yang dibintangi Dakota Fanning sebagai tokoh Esther Greenwood dengan judul yang sama.[27][28] Pada Agustus 2019, diumumkan Dunst tidak lagi terikat kontrak untuk film tersebut dan The Bell Jar akan ditayangkan sebagai serial TV terbatas oleh Showtime .[29]

Pada serial pendek pada tahun 2020 pada layanan digitalHulu, yaitu Little Fires Everywhere, tokohTrip dan Pearl are terlihat mendiskusikan novel The Bell Jar dan mengambilnya dari perpustakaan

Lihat juga

Referensi

  1. ^ McCullough, Frances (2015). The Bell Jar (dalam bahasa Inggris). HarperCollins. hlm. Foreword. ISBN 978-0-06-244447-9. 
  2. ^ Dunkle, Iris Jamahl (2011). "Sylvia Plath's The Bell Jar: Understanding Cultural and Historical Context in an Iconic Text" (PDF). Dalam McCann, Janet. Critical Insights: The Bell Jar. Pasadena, California: Salem Press. hlm. 63. ISBN 978-1-58765-836-5. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2021-12-02. Diakses tanggal 2021-02-25. 
  3. ^ Plath, p. 6
  4. ^ Steinberg, Peter K. (Summer 2012). "Textual Variations in The Bell Jar Publications". Plath Profiles: An Interdisciplinary Journal for Sylvia Plath Studies (dalam bahasa English). Indiana University. 5: 134–139. Diakses tanggal June 8, 2018. 
  5. ^ a b c Dunkle, Iris Jamahl (2011). "Sylvia Plath's The Bell Jar: Understanding Cultural and Historical Context in an Iconic Text". Dalam McCann, Janet. Critical Insights: The Bell Jar. Pasadena, California: Salem Press. hlm. 15. ISBN 978-1-58765-836-5. 
  6. ^ a b c d Smith, Ellen (2011). "Sylvia Plath's The Bell Jar: Critical Reception". Dalam Janet McCann. Critical Insights: The Bell Jar. Pasadena, CA: Salem Press. hlm. 92–109. ISBN 978-1-58765-836-5. 
  7. ^ Steinberg, Peter. K (1998–2020). "Translations of Sylvia Plath". worksnonenglish. Diakses tanggal 30 Mei 2020. 
  8. ^ Perloff, Marjorie (Autumn 1972). "'A Ritual for Being Born Twice': Sylvia Plath's The Bell Jar". Contemporary Literature. University of Wisconsin Press. 13 (4): 507–552. doi:10.2307/1207445. JSTOR 1207445. 
  9. ^ a b Bonds, Diane (October 1990). "The Separative Self in Sylvia Plath's The Bell Jar" (PDF). Women's Studies. Routledge. 18 (1): 49–64. doi:10.1080/00497878.1990.9978819. Diakses tanggal March 19, 2012. 
  10. ^ Tsank, Stephanie (Summer 2010). "The Bell Jar: A Psychological Case Study". Plath Profiles: An Interdisciplinary Journal for Sylvia Plath Studies. Indiana University. 3. 
  11. ^ MacPherson, Patrick (1990). Reflecting on the Bell Jar. London: Routledge. ISBN 978-0415043939. 
  12. ^ Butscher, Edward (2003). Sylvia Plath: Method and Madness. Tucson. AZ: Schaffner Press. ISBN 978-0971059825. 
  13. ^ Beck, Aaron (1974). "The Development of Depression: A Cognitive Model". The Psychology of Depression: Contemporary Theory and Research. Washington, DC: Winston-Wiley: 3–27. 
  14. ^ a b Plath, Sylvia (2005). The Bell Jar. New York: Harper Perennial. 
  15. ^ Tanner, Tony (1971). City of Words: American Fiction 1950-1970. Cambridge University. hlm. 262–264. ISBN 978-0060142179. 
  16. ^ Drake, R.E.; Green, A.I.; Mueser, K.T. (2003). "The History of Community Mental Health Treatment and Rehabilitation for Persons with Severe Mental Illness". Community Mental Health Journal. 39. doi:10.1023/A:102586091 (tidak aktif 2020-01-22). 
  17. ^ Budick, E. (Dec 1987). "The Feminist Discourse of Sylvia Plath's the Bell Jar". College English. 49 (8): 872–885. doi:10.2307/378115. JSTOR 378115. 
  18. ^ Wagner-Martin, Linda; Stevenson, Anne (1996). "Two Views on Sylvia Plath's Life and Career". The Oxford Companion to Twentieth-Century Poetry in EnglishPerlu mendaftar (gratis). Oxford University Press. ISBN 9780192800428. 
  19. ^ Correspondence with Frank O Connor & Seán Ó Faoláin"Salinan arsip". Archived from the original on 2007-06-07. Diakses tanggal 2020-05-29. , "O'Connor [traveled] to the States to give his famous course on Irish Literature at Harvard (Sylvia Plath was an aspiring student whom he refused a place on his course to)."
  20. ^ Beam, Alex (2001). Gracefully InsanePerlu mendaftar (gratis). New York: PublicAffairs. hlm. 151–158. ISBN 978-1-58648-161-2. .
  21. ^ Wagner-Martin, Linda (1988). Sylvia Plath, the Critical Heritage. New York: Routledge. p. 101. ISBN 0-415-00910-3.
  22. ^ a b McCann, Janet (2011). "On the Bell Jar". Dalam Janet McCann. Critical Insights: The Bell Jar. Pasadena, CA: Salem Press. hlm. 19. ISBN 978-1-58765-836-5. 
  23. ^ Hughes, Ted (1994). "On Sylvia Plath". Raritan. Rutgers University. 14 (2): 1–10. 
  24. ^ "BBC list of 100 'most inspiring' novels". Wikipedia (dalam bahasa Inggris). 2020-05-19. 
  25. ^ "Corikane - fanboi • Warehouse 13 - Breakdown". Corikane.tumblr.com. 2013-06-22. Diakses tanggal 2015-09-25. 
  26. ^ Lacayo, Richard (2001-06-24). "Of Whom the Bell Told". Time (dalam bahasa Inggris). ISSN 0040-781X. Diakses tanggal 2020-05-29. 
  27. ^ Nordine, Michael (2016-07-20). "'The Bell Jar': Kirsten Dunst Directing, Dakota Fanning Starring". IndieWire. Diakses tanggal 2017-01-27. 
  28. ^ McGovern, Joe (July 20, 2016). "Kirsten Dunst to direct 'The Bell Jar' with Dakota Fanning to star". Entertainment Weekly. Diakses tanggal January 27, 2017. 
  29. ^ Nolfi, Joey (August 16, 2019). "Kirsten Dunst says she's no longer directing The Bell Jar movie adaptation". Entertainment Weekly. Diakses tanggal August 19, 2019. 

Bacaan lainnya

  • Dowbnia, R. (2014). Consuming Appetites: Food, Sex, and Freedom in Sylvia Plath's The Bell Jar. Women's Studies, 43(5), 567–588.
  • Susan, C. (2014). Images of Madness and Retrieval: An Exploration of Metaphor in The Bell Jar. (2), 161.

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya