Share to:

 

Tidak Terdeteksi = Tidak Menularkan

Tidak terDeteksi = Tidak Menularkan (TDTM)
Tanggal pendirian2016; 8 tahun lalu (2016)
TipeNGO
TujuanPencegahan HIV/AIDS
Situs webOfficial website

Tidak terDeteksi = Tidak Menularkan (TDTM atau lebih dikenal dengan U=U; bahasa Inggris: Undetectable = Untransmittable) adalah slogan yang dikedepankan dalam kampanye HIV. Artinya, jika orang dengan HIV (ODHIV) memiliki beban virus (bahasa Inggris: viral load) yang tidak terdeteksi dengan tes PCR, maka dia tidak dapat menularkan kepada orang lain melalui hubungan seksual, bahkan jika dilakukan tanpa menggunakan kondom.[1] U=U telah mendapat dukungan oleh berbagai organisasi kesehatan di seluruh dunia, termasuk WHO .[2] Kebenaran U=U telah terbukti melalui berbagai uji klinis yang melibatkan ribuan pasangan.[3] [4] U=U juga digunakan sebagai strategi untuk mencegah penyebaran HIV karena jika beban virus seseorang tidak terdeteksi, maka dia tidak dapat menularkan sehingga secara otomatis akan mencegah penyebaran virus HIV.[5]

Asal Mula

Kampanye U=U bermula saat diluncurkan oleh Prevention Access Campaign di awal tahun 2016 berdasarkan Hasil Konsensus Ilmiah para peneliti HIV. Hal ini bertujuan untuk mengubah cara pandang masyarakat umum tentang orang yang hidup dengan HIV dengan meningkatkan kesadaran dan mengikis stigma, sehingga akan meningkatkan kualitas hidup orang dengan HIV dalam upaya untuk mengakhiri epidemi HIV.[6]

Bukti ilmiah

Kampanye U=U berupaya menyebarkan bukti ilmiah bahwa viral load yang tidak terdeteksi berarti tidak dapat menularkan. Sejak HIV merebak di awal tahun 80an, persepsi dan penanganannya telah melalui banyak tahapan; mulai dari asumsi penularan, kemudian menemukan cara penularan (darah, cairan seksual, dan ASI), hingga cara pencegahan (edukasi, penggunaan kondom, PrEP, dan PEP ) dan beragam penanganan lain.

Selama tahun 2011 hingga 2019, terdapat 3 studi klinis yang telah mengubah cara pandang dalam upaya pencegahan dan perbaikan kualitas hidup ODHIV. Hasil ke-3 studi klinis tersebut mengkonfirmasi bahwa kemudahan akses dan kepatuhan terhadap terapi obat antiretroviral (ARV) berperan penting dalam membuat virus HIV menjadi "tidak terdeteksi" saat melakukan tes darah rutin, sehingga: [7]

  • Mencegah agar HIV tidak berlanjut menjadi AIDS pada orang yang disiplin mengonsumsi obat ARV; dan
  • Mencegah penularan virus HIV saat melakukan hubungan seksual.


Di tahun 2011, sebuah kelompok peneliti menerbitkan sebagian dari hasil penelitian HPTN 052 . Dalam studinya, mereka melakukan penelitian terhadap 1.763 pasangan heteroseksual serodiskordan (orang yang positif HIV, dengan pasangan negatif). Mereka kemudian dibagi dalam dua kelompok, kelompok pertama adalah mereka yang langsung memulai terapi ARV setelah menerima diagnosis, dan yang kedua adalah mereka yang tidak langsung melakukan terapi ARV. Ditemukan bahwa, ketika membandingkan kedua kelompok ini, ada penurunan jumlah penularan sebesar 93% pada mereka yang langsung memulai terapi ARV. Para peneliti kemudian berkesimpulan bahwa, jika mereka melanjutkan terapi ARV, kecil kemungkinan bagi mereka untuk menularkan HIV kepada pasangan seksualnya.[8]

Di tahun 2016, kelompok peneliti yang sama menerbitkan hasil studi PARTNER-1. Penelitian ini jauh lebih spesifik dengan pertanyaan-pertanyaan yang lebih tepat sasaran dengan melibatkan 1.166 pasangan heteroseksual dan LSL (lelaki seks dengan lelaki) serodiskordan. Pada semua kasus, orang dengan HIV yang terlibat dalam penelitian memiliki viral load kurang dari 200 kopi/mL darah. Mereka juga melaporkan bahwa mereka tidak memakai kondom saat berhubungan seksual selama durasi penelitian. Setelah 36.000 kali hubungan seksual pada pasangan heteroseksual dan 22.000 pada pasangan LSL, tidak ada penularan terkait HIV. Dari hasil tersebut, para peneliti memutuskan untuk mempelajari lebih banyak temuan dan lebih banyak pasangan, karena jumlah yang diteliti pun belum memiliki kekuatan statistik yang cukup.[9]

Di tahun 2019, hasil lanjutan dari penelitian PARTNER-2 dipublikasikan. Dalam penelitian ini dilakukan studi khusus untuk pasangan LSL serodiskordan dengan viral load yang sudah tidak terdeteksi selama minimal 6 bulan. Sebanyak 76.991 hubungan seksual tanpa penggunaan kondom dilaporkan tanpa adanya penularan. Oleh karenanya, hasil dari penelitian ini menegaskan bahwa; risiko penularan HIV secara seksual adalah 0 (nol) ketika seseorang memiliki viral load yang tidak terdeteksi selama 6 bulan atau lebih.[10]

Organisasi internasional

Sebanyak 1100 organisasi di 105 negara telah berkomitmen untuk mengampanyekan slogan U=U di komunitas mereka sebagai bentuk dari inisiatif pencegahan. Hal ini menyebabkan munculnya berbagai aliansi orang dengan HIV, para peneliti, dan organisasi sosial yang bertujuan untuk mengakhiri epidemi HIV, serta stigma yang melekat dengan HIV. Inilah mengapa, kampanye ini berupaya untuk memberikan pemahaman ilmiah melalui bahasa yang mudah dipahami sehingga semua orang, terlepas dari latar belakang pendidikan, etnis, atau tingkat sosial ekonomi mereka, bisa mempelajari kemajuan ini.[11]

Tindakan

Di tahun 2015, Bruce Richman mendirikan Prevention Access Campaign yang bertujuan untuk menjembatani para aktivis dan peneliti dari seluruh dunia untuk menyebarkan pesan U=U yang telah dilakukan sejak tahun 2016. Kampanye ini telah menerima dukungan dari banyak organisasi di seluruh dunia:

  • The Fight Against AIDS Foundation telah menyatakan dukungannya terhadap pernyataan konsensus U=U yang dikeluarkan oleh Prevention Access Campaign yang menyatakan bahwa "bukti ilmiah jelas dan tegas: pengobatan yang efektif mengurangi risiko penularan HIV menjadi nol".[12]
  • The International Council of AIDS Service Organizations (ICASO) adalah komunitas yang berdedikasi untuk memantau dan memperbarui isu-isu terkait U=U pada perempuan yang hidup dengan HIV.[13]
  • UNAIDS telah melakukan serangkaian kampanye dengan tujuan menyebarkan pesan tersebut, berdasarkan laporan namun juga mendukung kegiatan asosiasi sipil lainnya yang bertujuan untuk mempromosikan pesan tersebut.[14]
  • Untuk Hari AIDS Sedunia 2019, Fundación Huésped telah melaksanakan kampanye yang mencakup sepuluh langkah untuk mengakhiri HIV di Argentina: “Pakai pita-mu”. Salah satu langkahnya adalah "Mempromosikan konsep tidak terdeteksi = tidak menularkan (U=U)".
  • The Positive Cycle Association yang mengusung slogan U=U sebagai benderanya sejak didirikan pada tahun 2018, melakukan berbagai kegiatan dengan tujuan untuk menegakkan visibilitasnya. Diantaranya bincang-debat dengan tokoh seperti Gabriela Turck, peneliti CONICET mengenai isu terkait reservoir dan penyembuhan HIV; atau kegiatan bersama masyarakat seperti yang dilakukan pada pride march tahun 2019 yang mendapat dukungan dan kerjasama dari UNAIDS.

Lihat juga

Referensi

  1. ^ "Undetectable = untransmittable". www.unaids.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-05-02. 
  2. ^ "Doctors Need to Tell More People About U=U". www.hivplusmag.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-03-18. 
  3. ^ "HIV Undetectable=Untransmittable (U=U), or Treatment as Prevention | NIH: National Institute of Allergy and Infectious Diseases". www.niaid.nih.gov (dalam bahasa Inggris). 21 May 2019. Diakses tanggal 2022-05-27. 
  4. ^ "Undetectable = untransmittable". www.unaids.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-03-18. 
  5. ^ "HIV Treatment as Prevention". HIV.gov (dalam bahasa Inggris). 2022-04-27. Diakses tanggal 2022-05-27. 
  6. ^ "Prevention Access Campaign – Equal Access to the HIV Prevention Revolution" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-08-26. 
  7. ^ Harries, Anthony; Takarinda, Kudakwashe C (2019-07-08). "Faculty Opinions recommendation of Risk of HIV transmission through condomless sex in serodifferent gay couples with the HIV-positive partner taking suppressive antiretroviral therapy (PARTNER): final results of a multicentre, prospective, observational study". doi:10.3410/f.735676518.793562292. 
  8. ^ Cohen, Myron S.; Chen, Ying Q.; McCauley, Marybeth; Gamble, Theresa; Hosseinipour, Mina C.; Kumarasamy, Nagalingeswaran; Hakim, James G.; Kumwenda, Johnstone; Grinsztejn, Beatriz (2016-09-01). "Antiretroviral Therapy for the Prevention of HIV-1 Transmission". The New England Journal of Medicine. 375 (9): 830–839. doi:10.1056/NEJMoa1600693. ISSN 1533-4406. PMC 5049503alt=Dapat diakses gratis. PMID 27424812. 
  9. ^ Rodger, Alison J.; Cambiano, Valentina; Bruun, Tina; Vernazza, Pietro; Collins, Simon; van Lunzen, Jan; Corbelli, Giulio Maria; Estrada, Vicente; Geretti, Anna Maria (2016-07-12). "Sexual Activity Without Condoms and Risk of HIV Transmission in Serodifferent Couples When the HIV-Positive Partner Is Using Suppressive Antiretroviral Therapy". JAMA. 316 (2): 171–181. doi:10.1001/jama.2016.5148. ISSN 0098-7484. PMID 27404185. 
  10. ^ Rodger, Alison J.; Cambiano, Valentina; Bruun, Tina; Vernazza, Pietro; Collins, Simon; Degen, Olaf; Corbelli, Giulio Maria; Estrada, Vicente; Geretti, Anna Maria (2019-06-15). "Risk of HIV transmission through condomless sex in serodifferent gay couples with the HIV-positive partner taking suppressive antiretroviral therapy (PARTNER): final results of a multicentre, prospective, observational study". The Lancet (dalam bahasa English). 393 (10189): 2428–2438. doi:10.1016/S0140-6736(19)30418-0. ISSN 0140-6736. PMC 6584382alt=Dapat diakses gratis. PMID 31056293. 
  11. ^ "Community – Prevention Access Campaign" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-08-26. 
  12. ^ "Undetectable equals Untransmittable (U=U)". Fight Against AIDS Foundation. 5 April 2017. Diakses tanggal 26 August 2022. 
  13. ^ "Undetectable=Untransmittable – ICASO" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-08-26. 
  14. ^ "Undetectable = untransmittable". www.unaids.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-08-26. 
Kembali kehalaman sebelumnya