Tragedi Kawah Sinila Dieng 1979Tragedi Kawah Sinila 1979 adalah bencana keluarnya gas beracun dari Kawah Sinila, Dieng. Kejadian ini terjadi pada 20 Februari 1979 sekitar pukul 01.55 WIB. Pada saat itu terjadi ledakan keras yang disertai dengan guncangan gempa bumi. Setelah ledakan tersebut, gas beracun dan hujan abu mengarah ke Desa Kepucukan yang terletak dekat dengan kawah. Warga desa yang mencoba melarikan diri terpapar gas beracun yang mematikan, sementara sebagian lainnya meninggal dunia akibat lahar dan gas yang melanda desa.[1] KorbanBerdasarkan laporan BPBD Jateng, tragedi ini menyebabkan 149 orang meninggal dunia, sementara sekitar 15.000 orang dari enam desa sekitar Dieng terpaksa mengungsi. [1] Gas beracun yang dikeluarkan oleh Kawah Sinila, seperti karbon dioksida (CO2), hidrogen sulfida (H2S), dan sulfur dioksida (SO2), menjadi salah satu penyebab utama tingginya jumlah korban. Pada saat tragedi, konsentrasi CO2 tercatat mencapai 200.000 ppm, jauh lebih tinggi dari batas aman. Gas ini mengumpul di tempat yang lebih rendah, menyebabkan kerusakan serius pada wilayah sekitar. DampakSalah satu dampak paling signifikan dari tragedi ini adalah penghapusan Desa Kepucukan dari peta.[2] Pasca bencana, Desa Kepucukan dinyatakan tidak layak huni akibat kandungan gas beracun yang tinggi di kawasan tersebut. Selain karena tingkat bahaya yang tinggi akibat gas beracun, sebagian besar warga desa juga telah direlokasi ke tempat lain, baik di sekitar Kecamatan Batur maupun melalui program transmigrasi. Tindakan pemerintahSetelah kejadian ini, pemerintah Indonesia mengambil langkah untuk mengembangkan sistem pemantauan dan peringatan dini terhadap aktivitas vulkanik dan gas beracun di kawasan Dieng. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jateng melakukan pemantauan rutin terhadap kawah-kawah aktif, termasuk Kawah Sinila. Pemerintah juga memberikan edukasi tentang bahaya gas beracun dan cara-cara mitigasi bencana kepada masyarakat setempat. Selain itu, program relokasi dan transmigrasi bagi warga yang terdampak bencana terus dilakukan untuk memastikan keselamatan mereka. Referensi
|