Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
17 tujuan tersebut adalah: (1) Tanpa kemiskinan; (2) Tanpa kelaparan; (3) Kehidupan sehat dan sejahtera; (4) Pendidikan berkualitas; (5) Kesetaraan gender; (6) Air bersih dan sanitasi layak; (7) Energi bersih dan terjangkau; (8) Pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi; (9) Industri, inovasi, dan infrastruktur; (10) Berkurangnya kesenjangan; (11) Kota dan komunitas berkelanjutan; (12) Konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab; (13) Penanganan perubahan iklim; (14) Ekosistem laut; (15) Ekosistem daratan; (16) Perdamaian, keadilan, dan kelembagaan yang tangguh; dan (17) Kemitraan untuk mencapai tujuan.[3] Karena tujuannya luas dan saling bergantung, resolusi PBB pada 6 Juli 2017 membuat Tujuan Pembangunan Berkelanjutan menjadi lebih dapat ditindaklanjuti. 17 tujuan ini dibuatkan target spesifik untuk masing-masing tujuannya. Dibuat juga indikator yang dimanfaatkan sebagai alat ukur kemajuan menuju targetnya. Setiap target rata-rata memiliki 8-12 indikator.[4] Ada beberapa alat yang disediakan untuk memantau dan memvisualisasikan kemajuan dalam proses menuju tujuan. Salah satu alat tersebut publikasi online SDG Tracker, yang diluncurkan pada Juni 2018, menyajikan data yang tersedia di semua indikator.[5] Pada Pandemi COVID-19 di 2020 17 tujuan ini memperoleh dampak yang serius di tahun 2020 Ada dampak dan implikasi serius dari pandemi COVID-19 pada semua 17 SDGs di tahun 2020.[6] Latar belakangAgenda pembangunan berkelanjutan yang baru dibuat untuk menjawab tuntutan kepemimpinan dunia dalam mengatasi kemiskinan, kesenjangan, dan perubahan iklim dalam bentuk aksi nyata.[7] Konsep Tujuan Pembangunan Berkelanjutan lahir pada Konferensi Pembangunan Berkelanjutan PBB, Rio+20, pada 2012 dengan menetapkan rangkaian target yang bisa diaplikasikan secara universal serta dapat diukur dalam menyeimbangkan tiga dimensi pembangunan berkelanjutan; (1) lingkungan, (2) sosial, dan (3) ekonomi.[7] Agenda 2017 terdiri dari 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) atau Tujuan Global, yang akan menjadi tuntunan kebijakan dan pendanaan untuk 15 tahun ke depan (2030).[7] Untuk mengubah tuntutan ini menjadi aksi nyata, para pemimpin dunia bertemu pada 25 September 2015, di Markas PBB di New York untuk memulai Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030. Tujuan ini diformulasikan sejak 19 Juli 2014 dan diajukan pada Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa oleh Kelompok Kerja Terbuka Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Dalam proposal ini terdapat 17 tujuan dengan 169 capaian yang meliputi masalah masalah pembangunan yang berkelanjutan. Termasuk di dalamnya adalah pengentasan kemiskinan dan kelaparan, perbaikan kesehatan, dan pendidikan, pembangunan kota yang lebih berkelanjutan, mengatasi perubahan iklim, serta melindungi hutan dan laut.[8] Prinsip utamaPrinsip utama dalam SDGs adalah "Leave no one behind" (Tidak meninggalkan satu orang pun). Dari prinsip tersebut, setidaknya SDGs dapat menjawab dua hal yaitu:
TujuanPadaa bulan Agustus 2015, 193 negara menyepakati 17 tujuan berikut ini:[3]
Penerapan di IndonesiaSebagai wujud komitmen politik Indonesia untuk melaksanakan SDGs, Pemerintah Indonesia melalui Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan berkomitmen agar pelaksanaan dan pencapaian SDGs dilaksanakan secara partisipatif dengan melibatkan seluruh pihak. Referensi
Pranala luar |