Kecamatan Ulee Kareng adalah salah satu kecamatan di Kota Banda Aceh.
Berdasarkan Perda Kota Banda Aceh Nomor 8 tahun 2000 Banda Aceh mengalami pemekaran wilayah dari 5 kecamatan menjadi 9 kecamatan. Kecamatan Ulee Kareng merupakan pemekaran dari kecamatan Syiah Kuala. Kecamatan ini memiliki 2 mukim 9 gampong dan 31 dusun.
Dalam perkembangannya yang dinamis, kecamatan Ulee Kareng terus berbenah dalam administrasi pemerintahan dan pembangunan sarana dan prasarana. Pasca terjadi bencana alam gempa bumi dan tsunami tanggal 26 Desember 2004 kecamatan ini merupakan salah satu kecamatan yang tidak terkenak dampak tsunami secara langsung, Hal ini dikarenakan secara geografis kecamatan Ulee Kareng berada jauh dari garis pantai.
Masa rekonstruksi pasca bencana merupakan babak baru bagi kecamatan Ulee Kareng, dimana perkembangan pembangunan, ekonomi dan meningkatnya mobilitas penduduk secara langsung dan tidak langsung menjadi sentral bagi kota Banda Aceh yang baru tertimpa bencana. Begitu juga kebijakan pemerintah dalam pembangunan jalan tembus Kantor Gebernur-Santan (Aceh Besar/Jl. Nyak Makam) dan pembangunan jembatan layang di Gampong Pango yang menghubungkan Aceh Besar dengan Kota Banda Aceh juga berdampak besar pada denyut perkembangan Kecamatan Ulee Kareng sekarang ini.
Kecamatan Ulee Kareng terdapat 2 kemukiman yaitu mukim Pouteumereuhom yang di dalam nya ada beberapa gampong seperti Pango Raya, Pango Deah, Lamteh Ilie, Lambhuk. Sedang kan di kemukiman Simpang Tujuh juga terdapat beberapa gampong di dalamnya seperti: Ceurih, Ie Masen Ulee Kareng, Lamglumpang, Doi.
Ulee Kareng juga terkenal dengan Kopi Aceh Ulee Kareng-nya yang khas.[1]