Unta Baktria liar
Unta Baktria liar (Camelus ferus) atau Havtagai ("datar") dalam bahasa Mongolia adalah satu spesies unta yang masih berkerabat dengan unta Baktria jinak (Camelus bactrianus). Unta Baktria berukuran besar, memiliki dua punuk, berkuku genap, dan berasal dari wilayah stepa di Asia Tengah.[2] Sebelumnya unta Baktria liar dinilai berasal dari unta Baktria jinak yang menjadi liar atau unta Baktria jinak yang dikembalikan ke alam. Penelitian kemudian menunjukkan bahwa terdapat 1,9%[3] perbedaan DNA mitokondria antara kedua hewan yang menunjukkan adanya diferensiasi sekitar 0,7 hingga 1,5 juta tahun yang lalu,[4][5] jauh sebelum masa penjinakan. Kondisi genetik yang berbeda menjadi dasar pembedaan spesies unta Baktria liar yang sebelumnya dianggap sebagai sub-spesies (Camelus bactrianus ferus) ini dari unta jinak.[5][6][7][8] Unta Baktria liar hanya dapat ditemukan di wilayah-wilayah terpencil di Gurun Gobi dan Gurun Taklamakan di Mongolia dan Xinjiang. DeskripsiBerbeda dengan unta Baktria jinak, unta Baktria liar berukuran sedikit lebih kecil serta tubuh dan kaki yang lebih ramping.[9] Unta Baktria liar memiliki punuk yang lebih pendek dan runcing serta umumnya tidak sebesar punuk unta jinak.[10] Unta Baktria liar juga dapat meminum air dengan kandungan garam yang lebih banyak daripada air laut yang melebihi kemampuan mamalia manapun termasuk unta jinak.[11] Nama bahasa Mongol havtagai ("datar") menggambarkan tengkorang unta Baktria liar yang lebih datar.[12] Habitat unta Baktria liar di gurun dan perbukitan kering memiliki suhu yang bervariasi pada musim dingin dan musim panas. Lubang hidungnya yang panjang dan sempit beserta bulu matanya yang tebal dan bulu di telinga melindungi unta dari badai pasir di gurun.[2][13] Seperti kerabat dekatnya yang jinak, unta Baktria liar merupakan salah satu dari sedikit jenis mamalia yang mampu mengkonsumsi salju untuk memenuhi kebutuhan airnya pada musim dingin.[14] StatusUnta Baktria liar memiliki status konservasi yang sangat tercncam. Yayasan Perlindungan Unta Liar (Wild Camel Protection Foundation, WCPF) yang berbasis di Britania Raya memperkirakan bahwa hanya sekitar 1400 ekor unta Baktria liar yang tersisa.[15] London Zoological Society menempatkannya di urutan kedelapan sebagai mamalia besar yang paling terancam punah.[12] Ancaman terbesar terhadap populasi unta Baktria liar adalah perburuan. Ancaman lainnya adalah gangguan habitat mereka oleh aktivitas penanaman ranjau di mata air-mata air asin,[16] sulitnya mencari air dan oasis, serangan serigala, pencampuran dengan unta jinak yang menghasilkan keturunan infertil, pencemaran dari kegitan pertambangan ilegal, perubahan habitat menjadi kawasan industri, dan kompetisi sumber makanan dengan hewan pemakan rumput lainnya.[17] Predator dari unta Baktria liar yang tersisa adalah serigala abu-abu yang utamanya memangsa unta yang telah kehausan.[18] Kondisi habitat unta yang semakin kering menyebabkan jumlah pemangsaan oleh serigala meningkat.[19] Terdapat dua program masing-masing oleh pemerintah China dan Mongolia yang dijalankan dalam upaya melestarikan spesies unta Baktria liar. Suaka Gobi Besar A (dengan dana UNEP dan Global Environment Facility senilai $1.650.000 pada tahun 1979[16]) didirikan di Mongolia. Sementara itu, Cagar Alam Nasional Unta Liar Lop Nur (dengan dana UNEP dan Global Environment Facility hingga $750.000[16]) didirikan di China di wilayah Lop Nur.[13] Lihat pulaReferensiWikimedia Commons memiliki media mengenai Unta liar di Mongolia.
Pranala luar
|