Upacara labuh saji
Upacara Labuh Saji alias Syukuran Hari Nelayan Palabuhanratu adalah Upacara adat yang dilakukan oleh masyarakat kota Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Upacara dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberi kesejahteraan. Labuh Saji dilaksanakan setiap tanggal 6 April bertepatan dengan perayaan hari nelayan. dalam bahasa sunda, kata "Labuh" mempunyai arti menjatuhkan benda, sedangkan dalam konteks ini adalah menjatuhkan sesajen ke laut agar mendapatkan hasil tangkapan ikan yang besar serta menjaga hubungan baik dengan Nyi Roro kidul sang penguasa Pantai Selatan. Upacara ini telah dilakukan secara turun temurun oleh masyarakat Palabuhanratu untuk memberikan penghormatan kepada seorang puteri bernama disebut Nyai Puteri Mayang Sagara, karena telah memberikan perhatian besar kepada kesejahteraan nelayan di Palabuhanratu.[1] Mitos yang berkembang menyatakan, Nyai Putri Mayang Sagara merupakan putri Raden Kumbang Bagus Setra dan Ratu Putri Purnamasari yang berkuasa di Kerajaan Dadap Malang (kini masuk wilayah Desa Loji, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi). Bagus Setra adalah keturunan Kerajaan Pakuan (Bogor) yang meninggalkan kerajaan dan memilih berdiam di Dadap Malang karena konflik internal.[2]
Referensi
|