Share to:

 

Uza bin Abinadab

Azab Uza oleh James Tissot
Lukisan Baroque "Kematian Uza" oleh Giulio Quaglio Muda pada sebuah medaillon di Ljubljana Katedral (1704)

Uza atau Uzza, yang berarti kekuatan, adalah nama seorang Israel yang menurut Tanakh, dihukum mati oleh Allah karena ia menyentuh Tabut Perjanjian.[1]

Uza adalah putra Abinadab. Orang-orang Kiryat-Yearim menjadikan rumah Abinadab tempat meletakkan Tabut Perjanjian setelah dikembalikan dari tanah orang Filistin.[1]

Catatan Alkitab

Setelah diangkat menjadi raja seluruh Israel, Daud berunding dengan pemimpin-pemimpin pasukan seribu dan pasukan seratus dan dengan semua pemuka. Berkatalah Daud kepada seluruh jemaah Israel: "Jika kamu anggap baik dan jika diperkenankan TUHAN, Allah kita, baiklah kita menyuruh orang kepada saudara-saudara kita yang masih tinggal di daerah-daerah orang Israel, dan di samping itu kepada para imam dan orang-orang Lewi yang ada di kota-kota yang dikelilingi tanah penggembalaan mereka, supaya mereka berkumpul kepada kita. Dan baiklah kita memindahkan tabut Allah kita ke tempat kita, sebab pada zaman Saul kita tidak mengindahkannya." Maka seluruh jemaah itu berkata, bahwa mereka akan berbuat demikian, sebab usul itu dianggap baik oleh segenap bangsa itu.[2]

Lalu Daud mengumpulkan semua orang pilihan di antara orang Israel, tiga puluh ribu orang banyaknya,[3] dari sungai Sikhor di Mesir sampai ke jalan yang menuju Hamat, untuk menjemput tabut Allah dari Kiryat-Yearim.[4] Lalu Daud dan segenap orang Israel berangkat ke Baala (atau Baale-Yehuda), ke Kiryat-Yearim, yang termasuk wilayah Yehuda, untuk mengangkut dari sana tabut Allah, yang disebut dengan nama TUHAN yang bertakhta di atas kerubim.[5]

Orang-orang menaikkan tabut Allah itu ke dalam kereta yang baru dari rumah Abinadab, yang di atas bukit. Lalu Uza dan Ahyo, anak-anak Abinadab, mengantarkan kereta itu.[6] Uza berjalan di samping tabut Allah itu, sedang Ahyo berjalan di depan tabut itu.[7] Daud dan seluruh kaum Israel menari-nari di hadapan TUHAN dengan sekuat tenaga, diiringi nyanyian, kecapi, gambus, rebana, kelentung, ceracap, dan nafiri.[8]

Ketika mereka sampai ke tempat pengirikan "Nakhon" (menurut 2 Samuel 6; pada 1 Tawarikh 13 ditulis "Kidon"), maka Uza mengulurkan tangannya kepada tabut Allah itu, lalu memegangnya, karena lembu-lembu itu tergelincir. Maka bangkitlah murka TUHAN terhadap Uza, lalu Allah membunuh dia di sana karena keteledorannya itu, karena Uza telah mengulurkan tangannya kepada tabut itu, suatu pelanggaran langsung terhadap hukum ilahi.[9] Uza mati di sana di hadapan Allah, dekat tabut Allah itu. Daud menjadi marah (berduka), karena TUHAN telah menyambar Uza demikian hebatnya; maka tempat itu disebut orang Peres-Uza sampai sekarang.[10]

Pada waktu itu Daud menjadi takut kepada TUHAN, lalu katanya: "Bagaimana tabut TUHAN itu dapat sampai kepadaku?" (menurut 1 Tawarikh 13: "Bagaimanakah aku dapat membawa tabut Allah itu ke tempatku?") Sebab itu Daud tidak mau memindahkan tabut TUHAN itu ke tempatnya, ke kota Daud, tetapi Daud menyimpang dan membawanya ke rumah Obed-Edom, orang Gat itu. Tiga bulan lamanya tabut Tuhan itu tinggal keluarga Obed-Edom, orang Gat itu, di rumahnya dan TUHAN memberkati keluarga Obed-Edom, seisi rumahnya, dan segala yang dipunyainya.[11] Setelah itu barulah Daud berani membawa Tabut Perjanjian ke Kota Daud.[1]

Orang lain dengan nama yang sama

Uza bin Simei: orang Merari,[12][13] dan tiga orang lain.

Lihat pula

Referensi

Pustaka

Artikel ini menggunakan sebagian teks dari Kamus Alkitab Easton, sebuah buku ranah publik, aslinya diterbitkan pada 1897.
Kembali kehalaman sebelumnya