Virus rubela
HabitatPada umumnya, virus rubela hidup di daerah tropis, subtropis, dan pada daerah yang memiliki musim semi.[1] PenularanVirus rubela menular melalui dahak penderita yang masuk ke tubuh orang lain.[2] Selain itu, virus ini juga menular melalui cairan tubuh seperti keringat.[2] Jika daya tahan tubuh kuat, maka virus tersebut akan mati.[2] Namun sebaliknya, jika daya tahan tubuh lemah maka virus akan masuk dalam tubuh.[2] Virus rubela tidak memiliki perantara dalam penularannya, tetapi penularan dapat terjadi melalui udara.[2] Virus rubela akan berkembang biak dalam sel-sel yang melapisi bagian belakang tenggorokan dan hidung.[2] Virus ini juga dapat menyebar melalui aliran darah atau sistem getah bening ke bagian tubuh lain, seperti:[2] Masa inkubasiMasa inkubasi virus ini diawali dengan gejala flu ringan hingga muncul bintik-bintik merah pada kulit.[1] Masa inkubasi dapat terjadi dalam waktu 7-20 hari.[1] EfekEfek yang ditimbulkan virus rubela adalah demam yang berkepanjangan dengan suhu yang tidak tinggi, flu, pusing-pusing, mual, lemah, nyeri otot, dan menimbulkan bercak merah pada kulit.[3] Pada umumnya, bercak merah yang ditimbulkan berawal dari wajah, kemudian menyebar ke seluruh tubuh.[3] Kelenjar getah bening yang terletak di belakang telinga (poustauricula), tengkuk (subbocipital), dan leher (cervical) akan membesar.[3] ReferensiWikimedia Commons memiliki media mengenai Virus Rubela.
|