Vokal ini disimbolkan dengan ɤ dalam Alfabet Fonetis Internasional (IPA), sering disebut sebagai "ram's horns" Bahasa Indonesia: TandukBanteng. Simbol ini berbeda dengan "Konsonan desis langit-langit belakang bersuara" (ɣ) yang memiliki "penurun (dikritik)"
Beberapa teks [1] menggunakan simbol ini (ɤ ) sebagai simbol "Voiced velar fricative".
Sebelum Konferensi IPA tahun 1989, simbol untuk Vokal takbulat setengah tertutup belakang adalah , yang sering disebut "bayigamma[2]", yang memiliki garis datar diatasnya yang mirip dengan A non-kapital terbalik ⟨Ɐ⟩, yang berfungsi untuk melambangkan suara tersebut sebelum Revisi 1928 kepada IPA .[3] Simbol tersebut kemudian direvisi penuh menjadi ⟨⟩, "Tanduk Banteng", dengan ujung dilengkungkan untuk menghidari kemiripan dengan huruf gamma non kapital (ɣ).[4] Dalam sistem Unicode, Unicode hanya menyediakan U+0264ɤkarakter "tanduk banteng" non-kapital latin (HTML: ɤ), tapi dalam suatu font, karakter ini dapat ditampilkan sebagai bayi gamma.
Ketinggian vokalnya adalah setengah tertutup, sehingga lidah terletak di tengah-tengah jarak antara vokal setengah dan vokal tertutup.
Backness vokalnya adalah belakang, sehingga lidah terletak di belakang dalam mulut tanpa menyebabkan penyempitan rongga mulut yang akan menghasilkan konsonan.
Vokal ini tidak bulat, jadi bibir tidak dibulatkan.
Vokal tak bulat belakang tengah
Diantara bahasa yang ada, varian lain dari vokal ini yaitu vokal tak bulat belakang tengah yang benar-benar berbeda dengan vokal-vokal hampir tertutup dan hampir terbuka. Bagaimanapun, disebabkan ketidakadaan bahasa yang diketahui membedakan ketiga-tiganya, maka tidak ada aksara IPA khusus untuk vokal tengah ini, sebaliknya digunakan pula [ɤ]. Jika perlu kerincian, maka bisa menggunakan diakritik penurun: [ɤ̞]
^Nicholas, Nick (2003). "Greek-derived IPA symbols". Greek Unicode Issues. University of California, Irvine. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-12-19. Diakses tanggal 2013-12-18.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)