Xiaozhai TiankengXiaozhai Tiankeng (小寨天坑), dijuluki "Lubang Surgawi", adalah lubang runtuhan terdalam di duna,[1] yang berada di County Fengjie, Chongqing, Tiongkok. UkuranXiaozhai Tiankeng berukuran panjang 626 meter, lebar 537 meter, dan kedalaman antara 511-662 meter, dengan dinding vertikal. Volumenya 119.349.000 m³ dan area pembukaannya 274.000 m². Bahan materialnya telah larut dan terbawa oleh arus sungai. Lubang runtuhan ini memiliki struktur seperti mangkuk ganda - mangkuk bagian atas sedalam 320 meter, mangkuk bagian bawah sedalam 342 meter, dan jarak antara kedua mangkuk tersebut rata-rata berukuran 257 hingga 268 meter. Di antara kedua mangkuk terdapat birai curam, yang terbentuk karena tanah yang terperangkap dalam batu kapur. Di musim hujan, air terjun dapat terlihat di mulut lubang runtuhan.[2] PenemuanXiaozhai Tiankeng telah dikenal masyarakat Tiongkok sejak zaman kuno. Xiaozhai yang secara harfiah berarti "desa kecil", adalah nama desa yang telah lama ditinggalkan oleh penduduknya, berada di dekat lokasi ini. Sedangkan "Tiankeng" berarti "Lubang Surgawi", nama yang cukup unik untuk menamakan sebuah lubang runtuhan yang ada di Tiongkok. Saat ini, tersedia 2.800 anak tangga yang dibangun sebagai fasilitas pariwisata.[2] Sungai dan gua bawah tanahTiankeng berada di atas gua Difeng, seiring berjalannya waktu, terbentuk oleh aliran sungai di bawah lapisan tanah yang kuat dan masih mengalir di bawah lubang runtuhan. Sungai bawah tanah ini dimulai dari ngarai celah Tianjing hingga ke tebing vertikal di atas Sungai Migong, sehingga membentuk air terjun setinggi 4 meter. Panjang sungai bawah tanah ini sekitar 8,5 km dengan kondisi melandai turun hingga 364 meter. Aliran median tahunan sungai ini adalah 8,77 m³/detik, tetapi laju alirannya bisa mencapai 174 m³/detik. Baik Sungai maupun Gua Difeng dieksplorasi dan dipetakan oleh Proyek Gua Tiongkok pada tahun 1994.[2] Flora dan faunaTerdapat 1.285 spesies tanaman, termasuk ginkgo, dan banyak hewan langka seperti macan dahan dapat ditemukan disekitar lubang runtuhan ini.[2] Referensi
|