Share to:

 

Yang Xiu (Dinasti Han)

Yang Xiu
楊修
Ilustrasi gambar Yang Xiu pada masa Dinasti Qing
Registrar Kanselir Agung
(丞相主簿)
Masa jabatan
? (?) – 219 (219)
Penguasa monarkiKaisar Xian dari Han
KanselirCao Cao
Informasi pribadi
Lahir175[1]
Huaiyin, Shaanxi
MeninggalAgustus 219 (44 tahun)[1]
Hanzhong, Shaanxi
AnakYang Xiao
Pekerjaanpegawai negeri sipil, penasihat
Nama kehormatanDezu (德祖)
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Yang Xiu (175[2]-219[3]), nama kehormatan Dezu adalah seorang pegawai sipil dan penasihat kepada Cao Cao pada masa akhir Dinasti Han Timur Tiongkok.

Kehidupan

Yang Xiu merupakan anak dari Yang Biao (楊彪) dan cucu dari Yang Ci (楊賜). Ibunya, Nyonya Yuan (袁氏) adalah saudari dari Yuan Shu.[4]

Suatu saat pada tahun 200an, Yang Xiu dinominasikan sebagai xiaolian dan menjadi Panitera (主簿) di bawah Cao Cao, Kanselir Kekaisaran. Dia dikatakan ahli dalam urusan sipil dan militer dan memahami Cao Cao dengan baik. Karena itu, Yang Xiu menjadi tokoh berpengaruh di pemerintahan.

Yang Xiu adalah teman dekat putra Cao Cao, Cao Zhi, dan terlibat dalam perebutan suksesi antara Cao Zhi dan saudaranya Cao Pi. Hubungan dekat Yang Xiu dengan Cao Zhi menyebabkan dia mengalami kemalangan selama kelakuan buruk Cao Zhi yang sesekali terjadi seperti insiden di kota Ye, di mana Cao Zhi dalam keadaan mabuk melewati gerbang yang hanya diperuntukkan bagi kaisar. Namun pukulan terakhirnya adalah ketika Yang Xiu diketahui telah membocorkan agenda diskusi dewan kepada Cao Zhi agar temannya dapat mempersiapkan diri terlebih dahulu dan mengesankan Cao Cao. Karena ini dan mengingat hubungannya dengan Yuan Shu, Cao Cao mengeksekusi Yang Xiu.

Namun Cao Pi secara pribadi tidak menyukai Yang Xiu. Pedang favorit Cao Pi adalah hadiah dari Yang Xiu dan Cao Pi secara teratur menyimpan pedang itu di sisinya. Belakangan, setelah menjadi kaisar, Cao Pi teringat Yang Xiu pernah berkata bahwa pedang itu aslinya milik Wang Mao (王髦). Cao Pi yang bernostalgia kemudian mencari keberadaan Wang Mao dan menghadiahkan Wang makanan dan pakaian.[5]

Kematian Yang Xiu diasosiasikan dengan cerita "rusuk ayam" yang dinarasikan oleh Pei Songzhi di Catatan Sejarah Tiga Negara[6] dan dipopulerkan di Kisah Tiga Negara. Banyak yang menduga kematian Yang Xiu bukan karena disebabkan oleh hubungannya dengan Cao Cao, tetapi Yang Xiu dengan tepat menebak pikiran Cao Cao yang yakni menjadi sebuah tabu. Ia kemudian menyebarkan pikiran Cao Cao kepada orang lain, yang seharusnya makin dilarang diketahui. Orang seperti Cao Cao selalu ingin membuat dirinya bingung dan mempunyai rahasia politik yang tidak bisa sembarangan dibagikan kepada siapapun. Oleh karena itu, bawahan seperti Yang Xiu dianggap sebagai ancaman.[7]

Sebelum kematian Yang Xiu, Cao Cao menyurati ayahnya Yang Biao, mencelanya karena sikap anaknya yang sangat arogan. Setelah berita kematiannya sampai ke tangan ayahnya, ayahnya mengalami rasa duka yang mendalam dan menyalahkan diri sendiri atas perbuatan anaknya, membuat rambutnya memutih dan badannya kurus. Mendengarkan hal itu, Cao Cao memberi santunan hadiah yang banyak kepada Yang Biao atas kematian Yang Xiu olehnya.

Anekdot[8]

Suatu ketika, sebuah pintu taman dibangun oleh beberapa pelayan Cao Cao. Ketika dia tiba, dia tidak berbicara dengan pelayannya tentang pekerjaan mereka melainkan menulis karakter, "活", yang berarti "hidup", di pintu. Tak seorang pun dapat memahami apa yang dimaksud Cao Cao dengan ini, kecuali Yang Xiu, yang menjelaskan bahwa, karena dalam bahasa China, "門" berarti pintu, maka tulisan karakter 活 di dalam pintu akan membentuk karakter "闊", yang berarti "lebar". Oleh karena itu, Cao Cao menunjukkan bahwa menurutnya pintu itu terlalu lebar. Para pelayan Cao Cao kemudian mengubah pintu taman; ketika Cao Cao mendengar bahwa Yang Xiu sendirilah yang memahami maksudnya, dia menyadari bakat Yang.

Suatu ketika, sebuah suku nomaden mengirimkan sekotak kue kepada Cao Cao sebagai hadiah, yang menulis kata "一合酥" di kotak tersebut, yang dalam bahasa Indonesia berarti "sekotak kue". Namun, ketika Yang Xiu melihatnya, dia mengeluarkan sendok dan berbagi kue itu dengan pengikut Cao Cao lainnya. Cao Cao yang kebingungan bertanya mengapa, dan dia menjawab, "Tuanku, anda menulis kata-kata 'Seteguk kue untuk setiap orang' di kotaknya. Bagaimana kami bisa tidak mematuhi perintah anda?" Karena, dalam bahasa Tiongkok, kata "一合酥" dapat dipisahkan menjadi "一人一口酥", yang diterjemahkan sebagai berikut. Cao Cao kemudian menjadi sangat marah pada Yang Xiu.

Di waktu yang lain, Cao Cao dan Yang Xiu sedang menunggang kuda dan melewati makam Cao E (tidak ada hubungan keluarga dengan Cao Cao). Di batu nisan tersebut terdapat empat set kata, "huang juan (kain sutra kuning), you fu (wanita muda), wai sun (cucu), dan ji jiu (lumpur bubuk)" (黃絹、幼婦、外孫、齏臼). Cao Cao kemudian bertanya kepada Yang Xiu apakah dia tahu apa arti dari keempat set kata tersebut, dan Yang Xiu segera memberikan jawaban. Akan tetapi, Cao Cao memotong pembicaraannya dan menyuruhnya untuk menunggu hingga dia memperoleh jawaban dan baru kemudian mereka dapat membandingkan. Setelah berkuda sejauh 30 li (sekitar 15 km), Cao Cao akhirnya memahami makna tersembunyi di balik kata-kata tersebut dan meminta Yang Xiu untuk membagikan wawasannya dan melihat apakah jawabannya benar. Yang Xiu kemudian menjelaskan bahwa "huang juan (黃絹) adalah sinonim untuk se si (色絲)' (yang berarti "sutra berwarna"). Jika Anda menggabungkan karakter si (絲; sutra)' dengan se (色; warna), Anda mendapatkan jue (絕; mutlak). You fu (幼婦) adalah sinonim untuk shao nü (少女; wanita muda). Jika Anda menggabungkan karakter (女; wanita) dengan shao (少; muda), Anda mendapatkan miao (妙; luar biasa). Wai sun (外孫) setara dengan nü er de er zi (女兒的兒子; "putra putri"), jika Anda menggabungkan, keluarkan dua karakter utama dan gabungkan (女; "putri") dengan zi (子; putra), Anda mendapatkan hao (好; baik). Ji jiu (齏臼) pada dasarnya adalah shou wu xin zhi qi (受五辛之器; alat yang menerima dan menggiling lima rempah Tiongkok). Jika Anda mengeluarkan dua karakter utama dan menggabungkan shou (受; "mengambil, menerima") dengan xin (辛; rempah), Anda mendapatkan ci (辤/辭; halus). Gabungkan keempat karakter tersebut dan Anda mendapatkan jue miao hao ci (絕妙好辭; "mutlak, luar biasa, baik, halus"), yang digunakan untuk memuji Cao E." Hal ini sangat mengesankan Cao Cao, yang berseru kepada Yang Xiu: "Bakatmu melampaui milikku, dengan jarak yang mencengangkan sejauh 30 li."

Di Kisah Tiga Negara

Dalam novel Kisah Tiga Negara, Cao Cao merasa Yang Xiu terlalu sombong dan yakin terhadap kepintarannya, dan kepintaran Yang Xiu yang menjadi bumerang baginya karena Cao Cao menghukum mati Yang Xiu karena sebuah insiden yang dikenal sebagai insiden "rusuk ayam".

Saat itu, Cao Cao sedang berperang melawan Liu Bei di Kampanye Hanzhong. Cao Cao mengalami kemunduran karena kematian Xiahou Yuan di Pertempuran Gunung Dingjun. Ia berniat untuk mundur tetapi ia terlalu malu untuk mengakuinya. Pada sebuah sore, saat pengawalnya meminta kata sandi ronda malam kepada Cao Cao, ia melihat beberapa tulang rusuk di sup ayam yang dihidangkan kepadanya dan tanpa berpikir menyatakan kepada pengawalnya bahwa kata sandinya adalah "rusuk ayam". Yang Xiu mendengarkan arahan pengawal tersebut dan menginterpretasikan bahwa "rusuk ayam" adalah sebuah pesan metafora oleh Cao Cao dan memerintah seluruh jenderal untuk mengemas dan menghancurkan kamp. Logika Yang Xiu adalah: Rusuk ayam susah dimakan, tetapi tidak sepenuhnya tak berguna, sama seperti keadaan sulit yang dihadapi Cao Cao. Cao Cao yang mendengarkan perintah Yang Xiu naik pitam dan menghukum mati Yang Xiu.

Namun, saat situasi Cao Cao menjadi semakin sulit, ia akhirnya memerintah seluruh pasukannya untuk mundur sesuai dengan prediksi Yang Xiu. Ingat terhadap prediksi tersebut, Cao Cao meminta pengawalnya untuk membawa jasadnya dan memberikan penguburan yang layak.

Di bab sebelumnya, Yang Xiu dideskripsikan oleh Mi Heng sebagai salah satu dari dua pejabat Cao Cao yang berbakat (Kong Rong adalah orang lainnya). Namun, fakta ini tidak boleh dipercaya semata karena opini lain, aksi dan takdir akhir Mi Heng menyarankan kepada pembaca bahwa Mi Heng adalah penilai karakter yang buruk.

Referensi

  1. ^ a b de Crespigny (2007), hlm. 962.
  2. ^ A Continuation of the Book of Han annotation in Yang Xiu's biography in Book of the Later Han indicated that he was 45 (by East Asian reckoning) when he died. (续汉书曰:...故遂收杀之,时年四十五矣。) Xu Hanshu annotation in Houhanshu, vol. 54
  3. ^ A Dianlüè annotation in Cao Zhi's biography in Sanguozhi indicated that Yang Xiu was killed in the autumn (7th to 9th month) of the 24th year of the Jian'an era. The period corresponds to 30 Jul to 25 Oct 219 in the Julian calendar. (《典略》曰:杨脩字德祖,太尉彪子也。谦恭才博。建安中,....至二十四年秋,公以脩前后漏泄言教,交关诸侯,乃收杀之。) Dianlüè annotation in Sanguozhi, vol.19
  4. ^ Houhanshu, vol.54
  5. ^ Yi Zhongtian. Analysis of the Three Kingdoms. Vol. 2. (Vietnamese translation). Publisher of People's Public Security, 2010. Chapter 29: The truth of the notorious cases.
  6. ^ (《九州春秋》曰:时王欲还,出令曰“鸡肋”,官属不知所谓。主簿杨脩便自严装,人惊问脩:“何以知之?”脩曰:“夫鸡肋,弃之如可惜,食之无所得,以比汉中,知王欲还也。”) Jiuzhou Chunqiu annotation in Sanguozhi, vol.01
  7. ^ Yi Zhongtian. Analysis of the Three Kingdoms. Vol. 2. (Vietnamese translation). Publisher of People's Public Security, 2010. Chapter 29: The truth of the notorious cases.
  8. ^ Shishuo Xinyu, vol.11
Kembali kehalaman sebelumnya