Share to:

 

Yefta

Lukisan yang menggambarkan kembalinya Yefta ke Gilead, karya Giovanni Antonio Pellegrini
Hakim Israel kuno

Kitab Yosua:
Yosua
Kitab Hakim-hakim yoi: OtnielEhudSamgarDeboraBarak† • GideonAbimelekh† • TolaYairYeftaEbzanElonAbdonSimson
Kitab 1 Samuel:
EliSamuel

Tidak resmi diangkat sebagai hakim


Yefta ((bahasa Ibrani: יפתח‎, Yifthaḥ; bahasa Yunani: Ιεφθάε, Iephtae; bahasa Inggris: Jephthah, Jephtha atau Jephte; bahasa Latin: Jephte) dikenal juga dengan nama Yefta bin Gilead adalah salah satu tokoh hakim yang dicatat di dalam Kitab Hakim-hakim di Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen.[1] Sebagai hakim Israel ia bertugas selama enam tahun. Yefta menjadi hakim pada abad sebelum kerajaan Israel yang dipimpin oleh Saul berdiri, yaitu kira-kira tahun 1050 SM.

Melawan bani Amon

Setelah masa pembuangan karena dilihat sebagai anak haram dan tidak diakui oleh sesama saudara sesukunya, Yefta dipanggil kembali ke Gilead oleh para tua-tua dan dibujuk untuk memimpin ekspedisi melawan para perampok Amon. Ia pun menerima tugas yang diberikan kepadanya. Sebelum melaksanakan tugasnya Yefta bersumpah kepada Allah bahwa ia akan mempersembahkan apa saja dan siapa saja yang menyambutnya di depan rumah setelah kembali dari perang. Permohonan Yefta dikabulkan dan ia berhasil mengalahkan orang-orang bani Amon.[2]

Pengorbanan anak perempuan

Ketika Yefta kembali ke rumahnya, ternyata yang pertama kali menyambutnya di depan rumah adalah anak perempuannya sendiri. Sesuai dengan nazarnya, Yefta tetap mempersembahkan anak perempuannya itu kepada Allah. Selama dua bulan lamanya putrinya itu meratapi kegadisannya bersama dengan teman-temannya. Namun, rupanya Yefta tidak secara jasmaniah mengorbankan nyawa putrinya (ayat Hakim–hakim 11:30–31), setidak-tidaknya karena dua alasan:

  1. Yefta pasti mengetahui hukum Allah yang dengan tegas melarang pengorbanan manusia sehingga dia tahu bahwa Allah memandang tindakan semacam itu suatu kekejian yang tidak dapat diterima (Imamat 18:21; Imamat 20:2–5; Ulangan 12:31; 18:10–12).
  2. Penekanan bahwa gadis itu "tidak pernah kenal laki-laki" menunjukkan bahwa dia dipersembahkan kepada Allah sebagai persembahan yang hidup, agar dia mengabdikan seluruh hidupnya pada kesucian dan pelayanan di kemah suci nasional (bandingkan Keluaran 38:8; 1 Samuel 2:22).[3]

Melawan suku Efraim

Di lain pihak orang Efraim memarahi Yefta karena tidak mengikut-sertakan mereka dalam peperangan. Konflik di antara mereka pun terjadi. Selama terjadinya konflik antar suku dengan orang Efraim itu, Yefta meminta orang-orangnya untuk menggunakan kata shibboleth sebagai kata sapaan. Konflik antara orang Gilead dan orang Efraim ini dimenangkan oleh orang Gilead.

Yefta
Suku Manasye
Didahului oleh:
Yair
Hakim Israel kuno Diteruskan oleh:
Ebzan

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Yefta, W.R.F. Browning. 2009, Kamus Alkitab. Jakarta: BPK Gunung Mulia. hlm. 483.
  2. ^ J. Blommendaal. 2008, Pengantar kepada Perjanjian Lama. Jakarta: BPK Gunung Mulia. hlm. 76.
  3. ^ The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya