Yesus memberikan hasil tangkapan 153 ekor ikanYesus memberikan hasil tangkapan 153 ekor ikan adalah suatu peristiwa mujizat yang diperbuat oleh Yesus Kristus di Danau Galilea, yang dicatat dalam Injil Yohanes pada bagian Perjanjian Baru di Alkitab Kristen. Peristiwa ini secara khusus dicatat dalam pasal 21 Injil Yohanes, dan tidak disebutkan dalam Injil Sinoptik lainnya. Dalam Injil Lukas termuat suatu mujizat penangkapan ikan yang luar biasa pada awal masa pelayanan Yesus.[1] TempatLokasi terjadinya peristiwa ini adalah di tepi Danau Tiberias (= Danau Galilea).[2] WaktuPeristiwa ini terjadi setelah Yesus Kristus bangkit dari kematian dan menampakkan diri untuk "ketiga kalinya" di hadapan murid-murid-Nya.[2][3] Catatan peristiwaBeberapa waktu setelah kebangkitan Yesus, murid-murid Yesus berkumpul di pantai danau Tiberias. Mereka itu adalah Simon Petrus, Tomas yang disebut Didimus, Natanael dari Kana yang di Galilea, anak-anak Zebedeus (Yakobus dan Yohanes) dan dua orang murid-Nya yang lain. Kata Simon Petrus kepada mereka: "Aku pergi menangkap ikan." Kata mereka kepadanya: "Kami pergi juga dengan engkau." Mereka berangkat lalu naik ke perahu, tetapi malam itu mereka tidak menangkap apa-apa. Ketika hari mulai siang, Yesus berdiri di pantai; akan tetapi murid-murid itu tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus. Kata Yesus kepada mereka: "Hai anak-anak, adakah kamu mempunyai lauk-pauk?" Jawab mereka: "Tidak ada." Maka kata Yesus kepada mereka: "Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh." Lalu mereka menebarkannya dan mereka tidak dapat menariknya lagi karena banyaknya ikan. Maka Yohanes (ditulis dalam Injil Yohanes sebagai "murid yang dikasihi Yesus itu") berkata kepada Petrus: "Itu Tuhan." Ketika Petrus mendengar, bahwa itu adalah Tuhan, maka ia mengenakan pakaiannya, sebab ia tidak berpakaian, lalu terjun ke dalam danau. Murid-murid yang lain datang dengan perahu karena mereka tidak jauh dari darat, hanya kira-kira 200 hasta (= 100 meter) saja dan mereka menghela jala yang penuh ikan itu. Ketika mereka tiba di darat, mereka melihat api arang dan di atasnya ikan dan roti. Kata Yesus kepada mereka: "Bawalah beberapa ikan, yang baru kamu tangkap itu." Simon Petrus naik ke perahu lalu menghela jala itu ke darat, penuh ikan-ikan besar: 153 ekor banyaknya, dan sungguhpun sebanyak itu, jala itu tidak koyak. Kata Yesus kepada mereka: "Marilah dan sarapanlah." Tidak ada di antara murid-murid itu yang berani bertanya kepada-Nya: "Siapakah Engkau?" Sebab mereka tahu, bahwa Ia adalah Tuhan. Yesus maju ke depan, mengambil roti dan memberikannya kepada mereka, demikian juga ikan itu. Itulah ketiga kalinya Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya q sesudah Ia bangkit dari antara orang mati.[4] AnalisisTepatnya jumlah ikan yang ditangkap sejumlah 153 ekor itu telah lama menjadi bahan pertimbangan. Sejumlah penulis berpendapat bahwa angka 153 mempunyai arti penting yang mendalam dan menghasilkan banyak teori yang bertentangan, namun tidak ada satu teori yang benar-benar menonjol. Ketika membahas teori-teori itu, teolog D. A. Carson berkomentar "Jika penulis Injil membayangkan suatu simbolisme yang berkaitan dengan angka 153, ia telah menyembunyikannya dengan baik,"[5] sementara para pakar lain menulis "Tidak ada nilai penting simbolik dari angka 153 ekor ikan pada Yohanes 21:11 yang menerima dukungan luas."[6] Angka 153 itu sendiri secara matematika mempunyai sejumlah keunikan, antara lain:
Selain itu juga nama "YHWH" atau "Yahweh" (Tetragrammaton), yaitu nama kudus Allah dalam kitab Taurat disebutkan sebanyak 153 kali dalam Kitab Kejadian pada Alkitab Ibrani.[9] Referensi kepada aspek-aspek mukjizat, atau kepada ide umum sebagai "penjala manusia", kadang kala dapat dikenali dengan penggunaan bilangan 153. Misalnya Sekolah St Paul's di London didirikan pada tahun 1512 oleh John Colet untuk mengajar 153 anak orang-orang miskin: meskipun sekarang sekolah itu sudah jauh lebih besar, masih mempunyai 153 Foundation Scholars ("Sarjana Yayasan"), yang sejak abad ke-19 selalu memakai lambang ikan pada jam rantai mereka, atau belakangan, pada kancing baju mereka.[10][11] Lihat pula
Referensi
|