Yono Sayur
Suharyono atau Yono Sayur atau Pak Hiban (bahasa Arab: صحاريونو; meninggal di Air Teh, Salubanga, Sausu, Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, 10 November 2016), adalah seorang militan Islam Indonesia, dan juga merupakan anggota dari kelompok militan yang berbasis di Poso, Mujahidin Indonesia Timur. Yono adalah salah satu dari mereka yang masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) oleh Kepolisian Indonesia, bersama dengan 44[a] teroris lainnya.[1] Yono sebelumnya dikenal sebagai salah satu pelaku dalam percobaan pembunuhan Kapolres Poso, Rudy Sufahriadi[b] pada tahun 2007. Saat itu, setelah selesai menunaikan salat subuh berjamaah di Masjid Raya Poso, Rudy dengan tiba-tiba ditembak oleh salah seorang dari dua pelaku tak dikenal yang mengendarai sepeda motor. Namun, saat itu Rudy dalam kondisi sigap dan berhasil menghindari tembakan. Dua orang tersebut kemudian diidentifikasi sebagai Yono Sayur dan Enal Tau.[2][3] Pada tanggal 10 November 2016, kontak tembak antara pasukan gabungan TNI-Polri terjadi pada pukul 14.50 WITA di desa Sausu Salubanga, Sausu, Parigi Moutong. Sebelumnya, operasi penyisiran telah dimulai sejak pukul 6.00 WITA di daerah tersebut.[4] Sekitar pukul 13.00 WITA, pasukan melihat tujuh orang tidak dikenal membawa parang dan diduga sedang mencari makanan di kebun warga. Salah satu di antaranya mengenakan topi khas koboi. Pasukan kemudian melakukan tembakan peringatan namun mereka melarikan diri, sehingga pasukan melakukan pengejaran. Seorang teroris sempat melempar bom lontong ke arah pasukan. Pasukan kemudian berhasil melumpuhkan seorang teroris dengan cara ditembak mati.[5] Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri, Brigjen. Pol. Agus Rianto, mengonfirmasi bahwa jenazah tersebut adalah Yono.[6] Dari tubuh jenazah, ditemukan satu ransel, tiga bom lontong, satu gergaji, satu botol obat, satu terpal, satu baju loreng, satu sarung yang dibuat menjadi tempat tidur gantung, dua KTP atas nama Habib Zakaria dan Abdul Majid, satu kartu keluarga, dan bahan makanan seperti nasi, beras, juga pepaya. Karena Medan yang berat, jenazah baru berhasil dievakuasi malam hari dan tiba pada 00.45 WITA di Kepolisian Sektor Sausu. Proses identifikasi dimulai pada 4.15 WITA ketika jenazah tiba di Rumah Sakit Bhayangkara Palu.[7] Catatan kakiReferensi
|