1 Petrus 5 (disingkat 1Ptr 5) :4adalah pasal kelima Surat Petrus yang Pertama dalam Perjanjian Baru di Alkitab Kristen.[1] Digubah oleh Simon Petrus, salah satu dari Keduabelas Rasul pertama Yesus Kristus.[2] Berisi nasihat bagi para penatua untuk menggembalakan kawanan domba Allah, serta salam penutup.[3]
Teks
Struktur
Terjemahan Baru (TB) membagi pasal ini:
Ayat 1
- Aku menasihatkan para penatua di antara kamu, aku sebagai teman penatua dan saksi penderitaan Kristus, yang juga akan mendapat bagian dalam kemuliaan yang akan dinyatakan kelak. (TB)[4]
Ayat 4 bahasa Yunani
Textus Receptus
- Πρεσβυτέρους τοὺς ἐν ὑμῖν παρακαλῶ ὁ συμπρεσβύτερος καὶ μάρτυς τῶν τοῦ Χριστοῦ παθημάτων ὁ καὶ τῆς μελλούσης ἀποκαλύπτεσθαι δόξης κοινωνός·
Transliterasi
- Presbyterous oun en hymin parakalō ho sympresbyteros kai martys tōntou Christou pathēmatōn ho kai tēs mellousēs apokalyptesthai doxēs koinōnos
Terjemahan harfiah
- Para penatua di antara kamu kunasihati yang sama-sama penatua dan saksi dari penderitaan Kristus, yang juga pasti (segera) dalam kemuliaan yang akan dinyatakan turut-serta.
Ayat 2
Terjemahan Baru
- Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri. (TB)[5]
Ayat 2 bahasa Yunani
Textus Receptus
- ποιμανατε το εν υμιν ποιμνιον του θεου επισκοπουντες μη αναγκαστως αλλ εκουσιως μηδε αισχροκερδως αλλα προθυμως
Transliterasi
- poimanate to en hymin poimnion tou theou mē anankastōs all hekousiōs mēde aischrokerdōs alla prothymōs
Terjemahan harfiah
- Gembalakanlah di antara kamu domba-domba (milik) Allah, menilik (mereka), jangan terpaksa tetapi sukarela menurut Allah; jangan-pula demi-keuntungan tetapi demi-pengabdian.
Ayat 2 catatan
- Kata "gembalakanlah" mencerminkan perkataan Yesus Kristus setelah kebangkitan-Nya dari kematian kepada Petrus di tepi danau Tiberias yang dicatat dalam Injil Yohanes 21:16, yang menggunakan kata dasar yang sama yaitu "ποιμαίνω" (poimainó), "memelihara dan menjaga ternak" atau "menggembalakan". Para penatua (presbyterous di ayat 1; dalam ayat 2 ini tersirat juga sebagai "penilik", yaitu episkopos yang melakukan episkopountes, "penilikan", atau gembala, yaitu poimen yang melakukan poimanate, "penggembalaan") bertanggung jawab untuk memelihara orang percaya, mendisiplin mereka, memberi makanan Firman Allah dan melindungi mereka. Para gembala dan pemimpin gereja harus waspada terhadap dua dosa yang berbahaya:
- 1) Keinginan akan uang (lihat 1Timotius 3:3,8; Titus 1:7). Standar Perjanjian Baru bagi mereka yang mengawasi pekerjaan Tuhan ialah memperoleh sokongan yang memadai dari gereja (Lukas 10:7; 1 Korintus 9:14; 1Timotius 5:17) dan merasa puas dengan persediaan bahan pokok yang perlu bagi diri dan keluarganya. Janganlah seorang hamba Tuhan memperkaya diri dari pekerjaan Tuhan. Mereka yang menjadi korban dari keinginan ini membuka diri untuk melakukan dosa keserakahan, kompromi, dan pencurian. Demi memperoleh uang, mereka mengurangi tuntutan Firman Allah, standar yang benar, dan prinsip kerajaan.
- 2) Keinginan untuk berkuasa. Mereka yang haus kekuasaan akan menguasai orang yang mereka layani dengan menyalahgunakan wewenang mereka. Sebaliknya, seorang gembala harus memimpin jemaatnya dengan menjadi teladan dalam pengabdian kepada Kristus, pelayanan yang rendah hati, ketabahan dalam kebenaran, ketekunan dalam doa, dan kasih akan Firman Allah.[6]
Ayat 5
- Demikian jugalah kamu, hai orang-orang muda, tunduklah kepada orang-orang yang tua. Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab: "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati." (TB)[7]
- Memuat kutipan dari Amsal 3:34
- "Rendah hati": Kerendahan hati harus merupakan ciri semua orang percaya. Kerendahan berarti ketiadaan kesombongan, kesadaran akan kelemahan diri, dan sikap mengakui peranan Allah dan orang lain atas segala keberhasilan yang telah dan sedang dicapai (bandingkan Matius 11:29; Filipi 2:3–4; Kolose 3:12). (Versi Inggris NIV -- "kenakanlah kerendahan hati".) "Kenakanlah" (Yunani egkomboomai) berarti mengikatkan sepotong kain pada diri kita. Dalam zaman Perjanjian Baru para budak mengikatkan sepotong kain putih atau celemek atas pakaian mereka supaya orang lain tahu bahwa mereka adalah budak. Petrus menasihati orang percaya untuk mengikat kain kerendahan hati pada diri supaya
- (1) dikenal sebagai orang percaya dalam Kristus sewaktu bertindak rendah hati terhadap orang lain, dan
- (2) menerima kasih karunia dan pertolongan Allah (1 Petrus 5:5–7). Mungkin Petrus sedang memikirkan tindakan Yesus ketika Ia mengikatkan sehelai kain dan mencuci kaki murid-Nya (Yohanes 13:4–5).[6]
Ayat 8
- Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya. (TB)[8]
Ketika umat manusia jatuh dalam dosa, Iblis menjadi penguasa dunia ini (Yohanes 12:31; 14:30; 16:11). Iblis menguasai seluruh dunia (1 Yohanes 5:19), meronda di bumi, dan menjadi pemimpin dari pasukan roh-roh jahat yang dipakainya untuk memperbudak dan menawan mereka yang di luar Kristus (Efesus 2:2). Hanya orang percaya telah dibebaskan dari kuasanya.
Namun, seperti singa yang mengaum-ngaum, dia tetap menjadi ancaman bagi orang percaya (Mazmur 22:14; Yeh 22:25) dan berusaha untuk membinasakan mereka, khususnya melalui pengalaman penderitaan (1 Petrus 5:8–10). Iblis akan secara rohani membinasakan seseorang yang meninggalkan perlindungan Allah. Oleh iman dalam darah Kristus (Wahyu 12:11), peperangan rohani orang beriman oleh Roh Kudus (Efesus 6:11–18) dan doa-doa kepada Allah (Matius 6:13), orang beriman dilengkapi penuh untuk mengalahkan muslihat Iblis (Efesus 6:11), melawan dia dan berdiri teguh dalam iman (1 Petrus 5:9). "Roh yang ada di dalam kamu lebih besar daripada roh yang ada di dalam dunia" (1 Yohanes 4:4).[6]
Ayat 13
- Salam kepada kamu sekalian dari kawanmu yang terpilih yang di Babilon, dan juga dari Markus, anakku. (TB)[9]
Lihat pula
Referensi
- ^ Willi Marxsen. Introduction to the New Testament. Pengantar Perjanjian Baru: pendekatan kristis terhadap masalah-masalahnya. Jakarta:Gunung Mulia. 2008. ISBN:9789794159219.
- ^ 1 Petrus 1:1 - Sabda.org
- ^ John Drane. Introducing the New Testament. Memahami Perjanjian Baru: Pengantar historis-teologis. Jakarta:Gunung Mulia. 2005. ISBN:9794159050.
- ^ 1 Petrus 5:1 - Sabda.org
- ^ 1 Petrus 5:2 - Sabda.org
- ^ a b c The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
- ^ 1 Petrus 5:5 - Sabda.org
- ^ 1 Petrus 5:8 - Sabda.org
- ^ 1 Petrus 5:13 - Sabda.org
Pranala luar
|