Adhyaksa Farmel F.C.
Adhyaksa Farmel FC, lebih dikenal sebagai Farmel, adalah tim sepak bola Indonesia asal tangerang yang bermarkas di Kecamatan Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang. Tim ini akan berkompetisi di Liga 2 pada musim 2024–2025 setelah menjuarai Liga 3 musim 2023–2024. KontroversiMusim 2021–2022Pada pertandingan babak 32 besar Grup X putaran nasional kompetisi Liga 3 2021–2022 antara Bandung United FC menghadapi Farmel FC di Stadion Jala Krida AAL Kota Surabaya, Minggu 20 Februari 2022, di pertandingan tersebut Farmel FC banyak diuntungkan oleh keputusan wasit yang sangat kontroversial. Pertandingan tersebut dipimpin oleh Andri Novendra. Kekecewaan Bandung United kepada wasit sudah terjadi sejak babak pertama, bahkan di babak kedua laga sempat terhenti lantaran wasit mengeluarkan keputusan kontroversi, di antaranya memberikan kartu merah kepada Saiful pada menit 51 dan Rizki Arohman pada menit 61. Puncaknya, menjelang berakhirnya laga pada menit 88, saat penjaga gawang Bandung United, Satrio Azhar diganjar kartu merah. Tak hanya kiper, satu pemain lainnya Andri Febriansyah juga diusir keluar, sehingga ada empat kartu merah yang diberikan oleh wasit. Pemain yang menjadi penjaga gawang dadakan, Arsan Makarin sebenarnya bisa memblok tendangan penalti Ikhsan Ilham, tetapi dengan cepat Ikhsan menyambar bola dan memasukkannya ke gawang. Pemain Bandung United, tampak memberikan gestur tepuk tangan kepada pemain lawan yang berhasil menjebol gawang sekaligus mengadakan keunggulan Farmel FC menjadi 2–0. Tak lama berselang, Farmel FC kembali melakukan serangan, tetapi sebagai bentuk kekecewaan kepada wasit yang memimpin pertandingan, pemain Bandung United tampak membiarkan bola sepakan pemain lawan masuk ke gawangnya. Sehingga, skor berubah menjadi 3–0. Saat pluit panjang tanda berakhirnya pertandingan berbunyi, ofisial dan pemain Bandung United tampak memberikan tepuk tangan kepada wasit sebagai bentuk kekecewaan.[2] Sebelumnya juga beberapa tim yang bertanding dengan Farmel FC merasa dirugikan oleh keputusan-keputusan wasit yang dinilai tidak wajar. Contohnya ketika pada pertandingan NZR Sumbersari FC kontra Farmel FC bahkan terjadi keributan antara ofisial dan pemain NZR Sumbersari dengan perangkat pertandingan yang dinilai merugikan tim NZR Sumbersari ketika Farmel FC mendapatkan pinalti diakhir laga dan membuat skor menjadi imbang 1–1, hasil inilah yang kemudian membuat NZR Sumbersari gagal lolos dari babak 64 besar.[3] Kemudian PSBL Langsa juga memprotes keputusan wasit yang membuat timnya harus kalah dengan skor 4–1 dari Farmel FC di Stadion Jala Krida AAL Kota Surabaya pada 18 Februari 2022, di pertandingan ini juga kepemimpinan wasit dinilai merugikan tim PSBL Langsa seperti Penalti yang didapat oleh Farmel FC dan keputusan lainnya. Bahkan pelatih PSBL Langsa, Azhar menyindir perangkat pertandingan serta Farmel FC dalam unggahan di akun Instagramnya dengan menyebutkan "Terimakasih mafia, terimakasih oknum. Kalian mengajarkan anak-anak pesepakbola Aceh untuk tidak percaya lagi dengan sepakbola Indonesia".[4] Pada pertandingan babak 16 besar Liga 3 musim 2021–2022 pada 6 Maret 2022, Farmel FC kembali diuntungkan oleh keputusan wasit yang menuai kontroversi, contohnya saat pemain Persikota yang berdiri pada posisi onside yang kemudian oleh wasit dinilai offside dan penalti kontorversi yang diberikan wasit kepada Farmel FC. Pada pertandingan ini Farmel FC berhasil mengalahkan Persikota Tangerang dengan skor 3–0.[5] Musim 2023–2024Kontroversi kembali terulang di musim 2023–2024. Persikota Tangerang dan Adhyaksa Farmel kebetulan bertemu pada laga terakhir Grup D babak 16 besar putaran nasional Liga 3 2023/2024. Kedua tim bermain 0-0 pada laga itu. Kebetulan pertandingan itu disiarkan di Youtube resmi PSSI. Terlihat di sana para pemain dari kedua tim seperti malas-malasan dan tidak mau mencetak gol ke gawang lawan. Persikota dan Adhyaksa Farmel memang sama-sama membutuhkan hasil imbang untuk bisa lolos berdua ke babak delapan besar. Jika Farmel kalah dari Persikota, Persiba Bantul yang memiliki empat poin bisa menggusur mereka.[6] Saat ini, Persikota dan Adhyaksa Farmel dimiliki oleh orang yang sama yaitu Eko Setyawan yang juga menjadi CEO dari klub Persibo Bojonegoro.[7] Di laga sebelumnya saat laga Adhyaksa Farmel bertemu dengan Persiba Bantul, Pelatih Persiba Bantul, Endro menilai wasit yang memimpun jalannya pertandingan yang berakhir dengan skor 2-2 tersebut, banyak merugikan Persiba Bantul.[8] Misalnya saja pada menit ke-16, Afriansyah, gelandang Farmel bernomor punggung 10, melakukan pelanggaran berbahaya kepada pemain Persiba. Namun, wasit hanya mendiamkan. Aksi kasar pemain Farmel pada menit ke-38 dengan menghadang pemain Persiba melalui gerakan menendang bahkan tak diberi peringatan atau kartu apapun. Puncaknya adalah gol kedua Farmel dari Zardan Aroby, satu menit sebelum injury time, yang membuat geram Persiba. Gol kedua dari tim Adhyaksa Farmel FC pada menit 89 yang diciptakan oleh pemain Ichlasul Amal Zardan Aroby penuh dengan kontroversi. Zardan Aroby memang mencetak gol kedua Farmel. Namun, sang pemain menerima umpan dari rekannya, Afriansyah yang mengontrol bola lambung dari sisi kanan pertahanan Persiba dengan menggunakan tangannya. Dikarenakan terlihat jelas dalam tayangan live streaming di kanal YouTube PSSI TV, pemain nomor punggung 10 Afriyansyah yang memberi umpan (assist) menggunakan tangan sebelum terjadinya gol. Dan, wasit Mukhamad Fahrudin asal Jepara tetap mengesahkan gol tersebut.[9] Logo
PrestasiPemain
Catatan: Bendera menunjukkan tim nasional sesuai dengan peraturan FIFA. Pemain dapat memiliki lebih dari satu kewarganegaraan non-FIFA.
Referensi
Pranala luar |