Aksara Bengali (bahasa Bengali: বাংলা লিপি, Bangla lipi, Pengucapan Bengali: [ˈbaŋlalipi]); atau Alfabet Bengali (bahasa Bengali: বাংলা বর্ণমালা, Bangla bôrṇômala) adalah aksara yang digunakan untuk menuliskan bahasa Bengali didasarkan pada aksara Bengali-Assam, dan secara historis telah digunakan untuk menulis bahasa Sansekerta dalam Beng. Aksara ini adalah salah satu sistem penulisan yang paling banyak diadopsi di dunia (digunakan oleh lebih dari 265 juta orang).[4]
Dari sudut pandang klasifikasi, sistem penulisan Bengali adalah abugida, yaitu grafem vokalnya terutama diwujudkan bukan sebagai huruf independen, tetapi sebagai diakritik yang memodifikasi vokal yang melekat pada huruf dasar yang ditambahkan. Sistem penulisan Bengali ditulis dari kiri ke kanan dan menggunakan huruf besar tunggal, yang membuatnya menjadi aksara monokameral, berbeda dengan aksara bikameral seperti alfabet Latin. Hal ini dikenali, seperti lainnya aksara Brahmi, dengan garis horizontal khas dikenal sebagai matra (মাত্রা) berjalan di sepanjang bagian atas huruf yang menghubungkannya. Namun, sistem penulisan Bengali tidak terlalu kaku dan menampilkan bentuk yang lebih berliku-liku daripada aksara Dewanagari.[5]
Sejarah
Aksara Bengali sangat mirip dengan Aksara Dewanagari dalam Bahasa Hindi dan sama-sama berasal dari rumpun aksara Brahmi; namun, aksara Bengali mulai berdiri sebagai aksara yang dominan sejak abad ke-11. Aksara Brahmi berkembang pada masa pemerintahan Asoka, dan bentuknya yang sekarang telah tercatat pada tahun 1778 dan pada abad ke-19.
Abugida ini berkembang dari sistem penulisan India Kuno yang menorehkan tinta di atas daun lontar dan dimulai sejak zaman pemerintahan Raja Asoka pada abad ke-3 SM.
Aksara Bengali sendiri berkembang dari varian timur huruf Brahmi yang disebut Kutilalipi, dan mulai berkembang sejak abad ke-7 M. Huruf-huruf Bengali berbentuk lebih runcing dan ujung yang tajam daripada huruf Devanagari meski 2 aksara ini mempunyai matra di atasnya, sedangkan tulisan Bengali cetak untuk pertama kalinya digunakan pada buku ‘A Grammar of the Bengal Language’ (bahasa Bengali: Tatabahasa Bahasa Bengal) karya N.B Halhed pada tahun 1778. Pada tahun 1785, Warren Hastings meminta warga lainnya, yakni Charles Wilkins untuk membuat versi cetak huruf Bengali, sehingga Wilkins dijuluki sebagai bapak huruf cetak Bahasa Bengali. Dia juga mengajarkan Panchanan Karmakar, seorang seniman terkemuka pada masa itu giat mempelajari cara pembuatan huruf cetak untuk Bengali.
Sistem ini berlangsung lama hingga ditemukannya teknik linotype pada tahun 1886, dan diperkenalkan ke dalam sistem cetak huruf Bengali oleh S.C. Majumdar, R. Basu dan sebagainya. Sistem inilah yang dipakai hingga sekarang.
Romanisasi Bengali adalah penggambaran bahasa Bengali dalam aksara Latin. Ada berbagai cara untuk sistem Romanisasi Bengali, yang dibuat dalam beberapa tahun terakhir, tetapi gagal untuk mewakili suara fonetik Bengali yang sebenarnya. Sementara standar yang berbeda untuk romanisasi telah diusulkan untuk aksara Bengali, sistem romanisasi tersebut belum diadopsi dengan tingkat keseragaman yang terlihat dalam bahasa seperti Jepang atau Sansekerta.[catatan 5] Aksara Bengali sering disertakan dengan kelompok aksara Brahmik untuk romanisasi di mana nilai fonetik Bengali yang sebenarnya tidak pernah diwakili. Beberapa di antaranya adalah menggunakan sistem romanisasi IAST.[6] "Transliterasi Bahasa India" atau ITRANS,[7] dan perluasan IAST ditujukan untuk wilayah bahasa non-Sansekerta di wilayah India yang disebut dengan Perpustakaan Romanisasi Nasional di Kolkata.[8]
ধারা ১: সমস্ত মানুষ সাধীনভাবে সমান মর্যাদা এবং অধিকার নিয়ে জন্মগ্রহণ করে। তাঁদের বিবেক এবং বুদ্ধি আছে; সুতরাং সকলেরই একে অপরের প্রতি ভ্রাতৃত্বসুলভ মনোভাব নিয়ে আচরণ করা উচিত।
Bagian 1: Semua orang dilahirkan dengan kebebasan, martabat, dan hak yang sama. Mereka dianugerahi dengan akal dan hati nurani. Oleh karena itu, mereka harus memiliki sikap semangat persaudaraan terhadap satu sama lain.
^"Ancient Scripts". Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 November 2010. Diakses tanggal 20 March 2007.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Daniels, Peter T. (2008). "Writing systems of major and minor languages". Dalam Kachru, Braj B.; Kachru, Yamuna; Sridhar, S. N. Languages in South Asia. Cambridge University Press. hlm. 285–308. ISBN978-0-521-78141-1.
^ abc"Bengali alphabet". Diarsipkan dari versi asli tanggal 26 Januari 2008. Diakses tanggal 11 Juni 2005.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^George Cardona dan Danesh Jain (2003), The Indo-Aryan Languages, Routledge, ISBN978-0415772945
^Dalam Bengali, ই adalah hrôshbô i (হ্রস্ব ই); yang artinya i pendek
^Dalam bahasa Bengali, ঈ adalah dīrghô i (দীর্ঘ ঈ), yang artinya i panjang
^Dalam bahasa Bengali, উ adalah hrôshbô u (হ্রস্ব উ); yang artinya u pendek
^Dalam Bengali, ঊ adalah dīrghô u (দীর্ঘ ঊ), yang artinya u panjang
^Dalam bahasa Jepang, ada beberapa perdebatan mengenai apakah menonjolkan perbedaan tertentu, seperti Tōhoku dan Tohoku. Bahasa Sansekerta terstandarisasi dengan baik karena komunitas penuturnya yang relatif kecil, dan perubahan aksen tidak menjadi masalah besar.
Bibliografi
Ashraf, Syed Ali; Ashraf, Asia (1966), "Bengali Diphthongs", dalam Dil A. S., Shahidullah Presentation Volume, Lahore: Linguistic Research Group of Pakistan, hlm. 47–52
Chatterji, Suniti Kumar (1939), Vasha-prakash Bangala Vyakaran (A Grammar of the Bengali Language), Kolkata: Universitas Rabindra Bharaty (RBUDDE)
Chowdhury, Munier (1963), "Shahitto, shônkhatôtto o bhashatôtto (Literature, statistics and linguistics)", Bangla Academy Potrika, Dhaka, 6 (4): 65–76
Kostic, Djordje; Das, Rhea S. (1972), A Short Outline of Bengali Phonetics, Kolkata: Statistical Publishing Company
Hai, Muhammad Abdul (1964), Dhvani Vijnan O Bangla Dhvani-tattwa (Phonetics and Bengali Phonology), Dhaka: Bangla Academy