Alap-alap kawah
Alap-alap kawah (Falco peregrinus) atau Peregrine Falcon dalam bahasa Inggris adalah salah satu spesies alap-alap berukuran besar, dengan panjang sekitar 50 cm. Burung ini memiliki bulu berwarna hitam, kelabu dan biru, berparuh kuning besar dengan ujung hitam lancip dan berekor pendek. Dada dan perut berwarna putih dengan garis-garis hitam. Burung betina serupa, tetapi biasanya berukuran dan mempunyai paruh lebih besar dari burung jantan. Tempat perkembangbiakan alap-alap kawah meliputi wilayah daratan dari tundra hingga daerah tropis. Alap-alap kawah dapat ditemukan hampir diseluruh penjuru bumi, kecuali daerah kutub yang ekstrim, gunung yang sangat tinggi, dan sebagian besar hutan hujan tropis. Ini membuatnya menjadi salah satu predator yang sebarannya paling luas di dunia,[2] dan juga salah satu spesies burung yang paling banyak ditemukan. Alap-alap kawah adalah contoh yang sangat sukses dari kehidupan liar di perkotaan. Burung ini mengambil keuntungan dari bangunan tinggi sebagai situs sarang dan banyak mangsa seperti merpati dan bebek. Baik nama Inggris ataupun ilmiah dari spesies ini memiliki kesamaan arti yaitu "elang yang mengembara," mengacu pada kebiasaan migrasi. Para ahli mengenali 17 hingga 19 subspesies yang bervariasi yang didasari oleh tampilan dan jangkauan: ketidaksepakatan tentang apakah Elang Barbary diwakili oleh dua subspesies Falco peregrinus, atau merupakan spesies terpisah, F. pelegrinoides. Perbedaan kedua spesies tersebut relatif baru, yaitu pada masa zaman es terakhir, oleh karena itu perbedaan genetik di antara mereka (dan juga perbedaan dalam penampilan mereka) relatif kecil. Hanya sekitar 0,6-0,8% yang dibedakan secara genetik.[3] Mangsa utama alap-alap kawah adalah aneka burung berukuran sedang, seperti merpati dan kerabatnya, nuri, jalak dan ayam. Burung-burung ini diburu biasanya pada waktu sedang terbang. Alap-alap ini juga memangsa hewan-hewan lain, seperti kelinci, kelelawar, serangga, kadal dan ikan. Alap-alap kawah diketahui sebagai salah satu makhluk tercepat di dunia. Pada waktu terbang mengejar mangsanya, burung ini dapat mencapai kecepatan 320 km/jam. Bahkan pada 2018, tercatar hampir mencapai 390 km/jam (242 mph) di Universitas Groningen Belanda dan Universitas Oxford menggunakan simulasi komputer 3D. DeskripsiAlap-alap kawah atau alap-alap peregrine memiliki panjang tubuh antara 34 sampai 58 cm dengan rentang sayap antara 74 sampai 120 dari ujung paruh hingga ujung ekor. Jantan dan betina memiliki tanda dan bulu yang sama antara keduanya, tetapi seperti pada kebanyakan burung pemangsa, alap-alap kawah betina memiliki tubuh yang lebih besar daripada jantan hingga 30%. Jantan memiliki berat 330 sampai 1.000 g dan betina yang berukuran lebih besar seberat 700 sampai 1.500 g. Pada bagian belakang dan sayap burung dewasa biasanya berwarna hitam kebiruan dengan pembatas gelap yang tidak jelas dan ujung sayap berwarna hitam. Bagian bawah burung ini adalah putih berkarat dengan irisan tipis berwarna coklat gelap atau hitam. Ekornya, berwarna seperti pada punggung tetapi dengan bar tipis, panjang, sempit, dan membulat di ujung dengan ujung hitam. Bagian atas kepala seperti berkumis di sepanjang pipi berwarna hitam, kontras tajam dengan sisi pucat leher dan tenggorokan putih. Pangkal paruh berwarna kuning, seperti juga kaki, dan paruh dan cakar berwarna hitam. Paruh bagian atas berlekuk dekat ujung, sebuah paduan yang memungkinkan alap-alap kawah atau peregrine falcon untuk membunuh mangsa dengan memotong tulang belakang di leher.[butuh rujukan] Anak jenisSekitar sembilan belas subspesies dikenali dengan daerah yang tersebar hampir di seluruh belahan bumi, dengan perkecualian di Antarktika. Hampir semua subspesies di belahan bumi utara bermigrasi pada musim dingin ke daerah yang lebih hangat. Termasuk Falco peregrinus calidus dari Asia utara yang bermigrasi ke wilayah-wilayah pesisir dan dataran rendah kepulauan Sunda Besar.[4][5] Ras penetap (non-migran) elang peregrine F.p. ernesti, dijumpai di pegunungan-pegunungan di Sumatra utara dan barat, Kalimantan utara, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Ambon, Ternate, Papua dan beberapa pulau di sekitarnya. Ras ini berwarna lebih gelap di dada dan jarang ditemukan.[5][6][7]
Tempat hidupAlap-alap kawah sebagian besar hidup di pegunungan, lembah, sungai, garis pantai, dan semakin banyak di kota-kota.[2] Di daerah musim dingin yang ringan, biasanya merupakan sarang permanen, dan beberapa individu, terutama jantan dewasa, akan tetap berada di wilayah perkembangbiakan. Hanya populasi yang berkembang biak di iklim Arktik yang biasanya bermigrasi dalam jarak yang jauh selama musim dingin di utara.[8] Habitat bervariasi berupa daerah terbuka, lahan pertanian dan lingkungan perkotaan sampai ketinggian 2000 m. Sering mengepak-kepakkan sayap statis di suatu ketinggian (Hovers), terbang dengan kepakan yang dangkal mengikuti arus angin Hidup berpasangan. Terbang sangat cepat dan sambil berputar-putar menukik secara dasyat dari tempat yang sangat tinggi, di atas mangsanya. Burung tercepat di dunia. Kadang-kadang berakrobat. Bersarang di tebing-batu cadas.[butuh rujukan] Alap-alap kawah dapat terbang dengan kecepatan yang lebih cepat daripada hewan lain di bumi ini saat sedang menukik, yang mengakibatkan kecepatannya melonjak hingga sangat cepat, pada kecepatan lebih dari 320 km / jam.[9] Tekanan udara yang dihasilkan dari penukikan semacam itu mungkin dapat merusak paru-paru burung, tetapi tuberkel pada lubang hidung elang secara teori berfungsi untuk memandu aliran udara yang kuat agar menjauh dari lubang hidung, memungkinkan burung bernafas lebih mudah saat menukik dengan mengurangi perubahan tekanan udara.[10] Untuk melindungi mata mereka, elang menggunakan selaput nictitating mereka (kelopak mata ketiga) untuk menyebarkan air mata dan membersihkan kotoran dari mata mereka sambil mempertahankan penglihatannya. Sebuah penelitian yang menguji fisika penerbangan dari "elang ideal" menemukan batas kecepatan teoretis pada kecepatan 400 km / jam (250 mph) untuk penerbangan dengan ketinggian rendah dan 625 km / jam (388 mph) untuk penerbangan dengan ketinggian tinggi.[11] Pada tahun 2005, Ken Franklin mencatat seekor alap-alap kawah menukik pada kecepatan tertinggi, yaitu 389 km / jam (242 mph).[12] Masa hidup alap-alap kawah di alam bebas dapat berusia hingga 19 tahun 9 bulan.[13] Mortalitas pada tahun pertama adalah 59-70%, menurun menjadi 25-32% disetiap tahun pada burung dewasa.[14] Terlepas dari ancaman antropogenik seperti tabrakan dengan benda buatan manusia, alap-alap kawah dapat dibunuh oleh elang lainnya atau burung hantu yang lebih besar.[butuh rujukan] ReproduksiAlap-alap kawah dewasa secara seksual dapat berkembang biak ketika berumur satu sampai tiga tahun, tetapi pada populasi sehat setalah dua sampai tiga tahun. Pasangan burung ini akan kembali ke tempat bersarang yang sama setiap tahunnya. Pada masa pacaran seperti halnya anak ABG melakukan campuran akrobatik udara, spiral yang tepat, dan manuver ketika menangkap mangsa diudara dengan harapan sang betina menerima makanan dari cakar jantan. Ketika musim kawin, alapa-alap peregrine bersifat teritorial, tiap pasangan bertelur biasanya lebih dari 1 km atau lebih sehingga pasokan makanan dapat mencukupi mereka dan anak-anak mereka. Tiap pasangan dapa memiliki beberapa sarang, yang dapat digunakan untuk satu, dua sampai tujuh dalam periode 16 tahun. Biasanya musim kawin mereka antara Februari hingga Maret di Belahan Bumi Utara, dan dari Juli hingga Agustus di Belahan Bumi Selatan, meskipun subspesies makropus Australia dapat berkembang biak hingga akhir November, dan antara bulan Juni dan Desember dengan jumlah telur 1 sampai 5 telur. Telur berwarna putih dengan tanda merah atau coklat yang dierami selama 29 sampai 33 hari secara bergantian siang dan malam. Setelah menetas, anak alap-alap kawah wilayah berburu sang induk bisa mencapai radius 19 hingga 24 km dari sarang. Anakan alap-alap peregrine akan bergantung pada supplai makanan dari induk dari sejak menetas antara hingga dua bulan.[butuh rujukan] KonservasiSpesies ini mempunyai daerah sebaran yang luas. Beberapa dari subspesies terancam oleh hilangnya habitat, penggunaan pestisida dan kontaminasi. Alap-alap kawah diletakkan dalam status Berisiko Rendah pada IUCN Red List dan didaftarkan dalam CITES Appendix I.[butuh rujukan] Catatan kaki
Pranala luar
Wikimedia Commons memiliki media mengenai Falco peregrinus. Wikispecies mempunyai informasi mengenai Falco peregrinus. |