Alkohol dan kanker
Alkohol dan kanker sangat berkaitan erat sebab alkohol merupakan salah satu zat penyebab kanker. Konsumsi alkohol dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker rongga mulut, usus besar, hati, dan payudara. Berdasarkan penelitian pada tahun 2020, sekitar 740.000 (4,1%) kasus kanker baru di dunia dikaitkan dengan konsumsi minuman beralkohol. Hal ini mendorong American Cancer Society pada tahun 2021 untuk mengubah pedoman pencegahan kanker dengan memperkuat rekomendasi agar "menghindari konsumsi minuman beralkohol" sebagai langkah pencegahan yang lebih kuat.[1] Sebuah studi global membuktikan bahwa konsumsi alkohol, bahkan dalam jumlah kecil, meningkatkan risiko kanker, termasuk kanker orofaring, laring, esofagus, hati, usus besar, rektum, dan payudara pada perempuan. Studi yang diterbitkan dalam jurnal Addiction, menganalisis data selama 10 tahun dan menegaskan bahwa risiko kanker akibat alkohol tertinggi di kalangan peminum berat, namun juga berdampak pada peminum ringan dan moderat. Studi ini juga menemukan bahwa alkohol bertanggung jawab atas 5,8% dari semua kematian akibat kanker pada tahun 2012, serta mengingatkan bahwa hubungan antara alkohol dan kanker sangat nyata, dan tidak ada bukti kuat yang mendukung klaim bahwa konsumsi alkohol dalam jumlah sedang dapat melindungi dari penyakit kardiovaskular.[2] Alkohol dan Risiko KankerAlkohol memiliki hubungan yang kuat dengan peningkatan risiko kanker. Beberapa diantaranya:
Manfaat Minuman BeralkoholMeskipun beberapa orang percaya bahwa konsumsi alkohol dapat memberikan manfaat kesehatan, seperti meningkatkan kesehatan jantung atau menurunkan tekanan darah, bukti ilmiah untuk klaim ini tidak jelas. Panduan NHS tentang alkohol menyatakan bahwa tidak ada tingkat konsumsi alkohol yang sepenuhnya aman, dan risiko kanker meningkat bahkan dengan konsumsi alkohol dalam jumlah kecil.[4] Jenis-Jenis Minuman BeralkoholMinuman beralkohol terbuat dari bahan-bahan seperti biji-bijian, buah-buahan, dan sayuran yang difermentasi. Fermentasi menghasilkan etanol, jenis alkohol yang dapat dicerna oleh tubuh. Kadar alkohol dalam minuman diukur dengan "alkohol menurut volume" (ABV), yang menunjukkan jumlah mililiter (mL) etanol murni dalam setiap 100 mL cairan. Minuman keras yang disuling memiliki kadar ABV yang lebih tinggi karena proses penyulingan meningkatkan konsentrasi etanol..[5] Berikut adalah beberapa jenis minuman beralkohol dan kadar ABV-nya:
Dampak Gabungan Alkohol dan RokokKonsumsi alkohol dan merokok secara bersamaan meningkatkan risiko kesehatan secara signifikan, terutama risiko kanker. Meskipun kedua kebiasaan ini secara terpisah dapat meningkatkan risiko kanker, efek gabungannya jauh lebih berbahaya. Kombinasi merokok dan minum alkohol sangat berbahaya bagi kesehatan mulut dan tenggorokan. Alkohol membuat sel-sel di mulut dan tenggorokan lebih rentan terhadap zat kimia penyebab kanker dalam asap tembakau, dan juga mengubah cara tubuh memetabolisme zat kimia berbahaya tersebut, sehingga meningkatkan risiko kanker..[4] Referensi
|