Alusi Tao TobaAlusi Tao Toba adalah sebuah lembaga nonpemerintah yang bergerak di bidang pelestarian lingkungan dan penguatan masyarakat di Danau Toba melalui pendidikan. Alusi Tao Toba berasal dari bahasa Batak (Alusi: Jawab, Tao: Danau, dan Toba) yang artinya "Menjawab Panggilan Danau Toba". Alusi Tao Toba diharapkan menjadi jawaban yang menyelesaikan persoalan-persoalan pendidikan, lingkungan, dan kesejahteraan masyarakat di sekitar Danau Toba. Alusi Tao Toba dibentuk pada tahun 2010 oleh Togu Simorangkir.[1][2][3] SejarahAlusi Tao Toba dibentuk pada tahun 2010 oleh Togu Simorangkir, dimulai dengan mendirikan Sopo Belajar (Rumah Belajar). Pendirian Sopo Belajar dilatarbelakangi minimnya sarana pendidikan non-formal luar sekolah di Pulau Samosir dan sekitar Danau Toba. Di daerah ini, kegiatan ekstrakurikuler bagi anak-anak dan remaja yang berkenaan dengan peningkatan pendidikan non-formal juga sangat minim. Rendahnya minat baca bukan hanya karena kebiasaan membaca yang rendah tetapi juga karena terbatasnya bahan bacaan. Alusi Tao Toba hadir untuk memberikan akses buku-buku bacaan tersebut lewat program Tao Toba Membaca.[1][2][4] Sopo BelajarSejak berdiri, Alusi Tao Toba sudah mengoperasikan beberapa Sopo Belajar (beberapa di antaranya sudah ditutup). Saat ini, Alusi Tao Toba mengelola 8 Sopo Belajar yaitu:
Kegiatan di Sopo Belajar, selain aktivitas membaca juga ada aktivitas bermain, belajar bahasa Inggris, olahraga, dan kreativitas. Kapal BelajarSelain mengelola Sopo Belajar, Alusi Tao Toba juga mengoperasikan Kapal Belajar, --perpustakaan apung keliling—untuk menjangkau desa-desa di pinggiran Danau Toba yang tidak memiliki akses darat. Perpustakaan bergerak ini mulai beroperasi sejak tanggal 7 Agustus 2015 di Danau Toba. Hingga saat ini, Kapal Belajar sudah mendatangi desa-desa di tujuh kabupaten di pinggiran Danau Toba. Agar bisa menjangkau lebih banyak desa, Alusi Tao Toba menambah satu lagi Kapal Belajar untuk beroperasi di sekitar Kecamatan Sianjurmula-mula. Selain Sopo Belajar dan Kapal Belajar, Alusi Tao Toba juga mengoperasikan tiga Kreta Baca; perpustakaan bergerak dengan menggunakan sepeda motor. Kreta Baca hadir untuk menjangkau anak-anak yang terlalu jauh berjalan kaki ke Sopo Belajar atau tidak bisa datang ke Sopo Belajar saat musim menanam atau musim panen.[5][6][7] Referensi
|