Andre SyahrezaAndre Syahreza adalah penulis Indonesia yang pernah diundang ke negeri Belanda oleh Royal Netherlands Institute of Southeast Asian and Caribbean Studies (KITLV) sebagai peneliti tamu (visiting scholar) untuk menulis kajian mengenai Politik Warisan pada karya sastra modern di Indonesia. Hasil kajian beberapa novel kontemporer di Indonesia ini diterbitkan oleh BKI, sebuah jurnal internasional dengan judul The Topicality of Pre-colonial Indonesian Heroes: Recent Popular Fiction From Indonesia[1] (2011). Ia juga dikenal sebagai penulis beberapa buku, di antaranya The Innocent Rebel: Sisi Aneh Orang Jakarta (Gagas Media, 2006), Black Interview (Gagas Media, 2008), dan City of Fiction (Gramedia, 2010). Ia memulai kariernya sebagai wartawan lepas di Bali Post dan koresponden TEMPO di Bali, kemudian sebagai editor di Bali Echo, lalu ikut merancang majalah Latitudes Diarsipkan 2019-12-22 di Wayback Machine., sebuah majalah cultural studies berbahasa Inggris yang berbasis di Denpasar, Bali. Karier di JakartaSelepas awal karier jurnalistiknya di Bali, ia pindah ke Jakarta dan bekerja sebagai Pemimpin Redaksi majalah djakarta!. Pada tahun 2010 ia direkrut sebagai Senior Editor di Time Out Jakarta, sebuah citylife magazine yang berbasis di London, Inggris. Ragam karyanya dalam bentuk artikel, opini, esai, dan cerpen tersebar di berbagai media antara lain Kompas. Ia juga memiliki karya audio visual berupa film pendek berjudul Way (2006) di mana ia berperan sebagai Produser dan Penulis Skenario. Film ini memperoleh penghargaan dari Surabaya 13 Film Festival 2007 untuk ide cerita terbaik. Brand JournalismSejak tahun 2010 hingga 2019, ia aktif dalam berbagai proyek Custom Media atau Branded Content, menangani majalah-majalah milik korporasi besar. Selama lebih dari 4 tahun ia pernah memimpin sebuah divisi Custom Publishing di DestinaAsian Media Group di mana ia memimpin redaksi berbagai majalah lifestyle dari sejumlah brand perbankan internasional, di antaranya Citibank, Maybank, CIMB dan bank-bank nasional seperti Mandiri dan BII. Sejak tahun 2017 ia bergabung di Agency Fish, sebuah perusahaan Custom Publication asal London yang menangani sejumlah majalah berbasis customer, di antaranya majalah Colours Diarsipkan 2019-12-11 di Wayback Machine. untuk Garuda Indonesia, majalah Mutiara Biru untuk Bluebird Group, dan majalah untuk nasabah BCA Prioritas Diarsipkan 2019-12-22 di Wayback Machine.. Penghargaan PariwisataSebagai wartawan ia juga aktif menulis tema pariwisata, khususnya pariwisata Indonesia, di mana ia secara rutin menulis tema-tema segar tentang Smart Tourism dan Digitalisasi Pariwisata. Selama 2 tahun berturut-turut ia menerima penghargaan Anugerah Pewarta Wisata Indonesia Diarsipkan 2019-12-03 di Wayback Machine. dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk tulisannya yang diterbitkan di majalah Colours bertajuk Semarang (2019) dan tulisan bertajuk Going North yang diterbitkan di majalah Mutiara Biru (2018). Masa MahasiswaSelama menjadi mahasiswa di Fakultas Sastra Universitas Udayana, Bali, ia berperan sebagai aktivis pers kampus di mana ia dipercaya memimpin redaksi Kanaka, sebuah majalah alternatif yang mengkritisi rezim Orde Baru. Melalui majalah Kanaka ia terpilih ikut pendidikan jurnalistik tingkat lanjut di Institut Studi Arus Informasi (ISAI), sebuah organisasi non-pemerintah yang didirikan oleh sejumlah jurnalis senior, di antaranya Goenawan Mohamad. Di Era Reformasi itu ia terpilih sebagai Ketua Presidium Mahasiswa Udayana dan aktif mengadakan pertemuan mahasiswa antarkota. Pada masa-masa ini ia juga aktif sebagai pembicara di sejumlah seminar yang membahas pers dan politik. Referensi
Pranala luar
|