Ayam Goreng Mbok Berek
Ayam Goreng Mbok Berek merupakan sebuah merek rumah makan ayam goreng Kalasan yang berasal dari Yogyakarta. Merek ini mencakup sejumlah rumah makan yang masing-masing dikelola oleh keturunan dari Ronodikromo dan Mbok Berek, sepasang suami istri asal Sleman yang merintis usaha mereka pada awal abad ke-19. Meskipun menggunakan resep yang sama, masing-masing keturunan mereka mengelola bisnis mereka secara independen. Merek ini terkenal karena menjajakan ayam goreng empuk yang dibalur oleh kremes.[1] Per tahun 2024, terdapat 30 restoran yang menyandang nama Mbok Berek di Indonesia. SejarahKisah Ayam Goreng Mbok Berek dapat ditarik hingga tahun 1830, ketika Ronodikromo dan Nyi Kiyem, sepasang suami istri asal Desa Candisari (sekarang bagian dari Tirtomartani, Kalasan, Sleman), mulai berdagang keliling menjajakan ayam goreng Kalasan. Putra sulung mereka, Ronoprawiro, kerap kali digendong oleh ibunya saat berdagang keliling. Dikarenakan dia sering kali menjerit-jerit (berek-berek dalam bahasa Jawa), Ronoprawiro mendapatkan julukan "Berek" oleh pelanggan Nyi Kiyem. Lambat laun, Nyi Kiyem sendiri mulai dijuluki sebagai "Mbok Berek" (ibu dari Berek).[2][3][4] Selain Berek Ronoprawiro, Ronodikromo dan Nyi Kiyem memiliki lima anak lain, Lompong Ronodikoro, Jakiman Tarunorejo, Nyi Jemikem, Ronodimejo, dan Kardi Tanudimejo.[5] Sebelum meninggal, mereka berpesan kepada anak-anak dan cucu-cucu mereka untuk meneruskan usaha dagang ayam goreng. Mereka membolehkan keturunan mereka untuk menggunakan nama "Mbok Berek", namun resep ayam goreng harus tetap berada di dalam keluarga. Dari Ronoprawiro, Ronodikromo dikaruniai enam cucu, Samidjo Mangundimedjo, Saminten Pawirosudarsono, Sukinah Mulyodimejo, Tumirah Martohanggono, Saminun, dan Suwarto.[4] Samidjo merupakan ayah dari Noor Indarti, pendiri rumah makan Ayam Goreng Mbok Berek pertama di Kalasan. Didirikan pada tahun 1952, Noor bekerja sama dengan bibinya, Tumirah, dalam merintis usaha tersebut. Restoran ini pernah dikunjungi oleh Presiden Soekarno saat dirinya singgah ke Yogyakarta. Meski begitu, usaha ini mengalami kebangkrutan pada tahun 1960-an. Ketika putri Noor, Ratna Djuwita Umiyatsih "Ny. Umi" Rejeki, merintis kembali usaha dagang ayam goreng, dia harus mulai dari nol. Setelah pindah ke Jakarta, Ny. Umi mendirikan PT Weling Simbah Wulung untuk mengelola usahanya. Nama tersebut konon diambil dari cerita mengenai pria Badui berbusana ungu ("wulung" dalam bahasa Jawa) yang bernah bertemu dengan Nyi Rame, istri dari Ronoprawiro. Dia mematenkan nama "Ayam Goreng Mbok Berek Ny. Umi" pada tahun 1972.[6][7][6][8][9] Selain Ny. Umi, nama Mbok Berek saat ini digunakan oleh sejumlah keturunan Mbok Berek untuk usaha mereka. Beberapa, seperti Ny. Subekti dan Ny. Astuti, telah mewaralabakan usaha mereka, namun yang lain, seperti Ny. Soewarni, hanya membawahi satu restoran yang dimiliki sendiri. Salah satu pecahan Mbok Berek yang paling terkenal dan tersukses adalah Ayam Goreng Suharti. Perusahaan ini didirikan oleh Suharti, putri bungsu dari Kardi Tanudimejo, putra bungsu dari Ronodikromo. Pada tahun 1969, Suharti mendirikan rumah makan pertamanya dengan nama "Ayam Goreng Mbok Berek Baru". Tiga tahun kemudian, restoran tersebut bersalin nama menjadi Ayam Goreng Ny. Suharti, sebagai upaya untuk membedakannya dari usaha yang dikelola oleh kerabat-kerabat Suharti.[10] Lihat pulaReferensi
Pranala luar |