Bendera Perusahaan Hindia Timur BritaniaBendera Perusahaan Hindia Timur Britania digunakan oleh Perusahaan Hindia Timur Britania (EIC) antara 1600 dan 1874. Bendera itu telah diubah sejalan dengan terbentuknya Kerajaan Bersatu Britania Raya. Pada awalnya, desain bendera adalah bendera dengan 13 garis merah-putih dengan bendera inggris di sudut atas sebelah kiri. Bendera itu kemudian diperbarui dengan perubahan dari Bendera Inggris ke Britania Raya pada 1707 dan diubah kembali dengan diganti dengan Union Jack setelah terbentuknya Kerajaan Bersatu Britania Raya. Dalam Kekuasaan InggrisSetelah menerima Persetujuan Royal untuk melakukan perdagangan di Hindia oleh Ratu Elizabeth I pada tahun 1600, Perusahaan Hindia Timur Britania mengadopsi Bendera dengan 13 garis merah-putih dan Bendera Inggris disudut atas kanan .[1] dilaporkan bahwa jumlah garis-garis dipilih karena banyak dari pemegang saham adalah anggota Freemason dan nomor tiga belas dianggap kuat dalam freemasonry.[2] Namun, namun banyak laporan yang mengemukakan jumlah garis yang berbeda-beda.[butuh rujukan] Pada awal penggunaan Bendera di Timur Jauh, terjadi permasalahan akibat adanya Salib St. George pada Bendera. Di Jepang pada tahun 1616, EIC tidak bisa memasuki Jepang karena salib pada bendera dianggap mendukung kekristenan, dimana Jepang telah melarang kekristenan tahun 1614.[3] Di Dinasti Lê di Tonkin melarang EIC menggunakan benderanya, percaya karena salib merupakan suatu dukungan dari Kekristenan. Saingan EIC, VOC (Perusahaan Hindia Timur Belanda), berpendapat atas nama Perusahaan bahwa salib adalah simbol dari Bangsa Inggris dan bukan Kristen, tapi Bangsa Tonkin bersikeras melarang pengibaran bendera kecuali salib itu dihapus.[4] Pada tahun 1673, ketika EIC mencoba untuk memulai kembali perdagangan dengan Jepang, mereka awalnya menyatakan mereka tidak akan mengubah bendera mereka. Namun, setelah menerima saran dan permintaan untuk meminta penjelasan dari pemerintah Jepang, Perusahaan ini mulai menggunakan bendera dengan warna merah dan garis-garis putih, tapi tanpa bendera Inggris di atasnya, untuk perdagangan di Timur Jauh. Pada tahun 1682 di Batavia, Hindia belanda, bendera itu di tengah ketegangan antara Inggris dan pemerintah Belanda setelah tentara dari VOC dituduh merobek bagian bawah bendera. Meskipun Belanda mengirimkan kapal perang untuk memperkuat daerah, tapi tidak ada ancaman, sebagai orang yang membuat tuduhan yang ke Batavia, dan juga Pemimpin EIC atau Raja Charles II dari Inggris punya keinginan untuk masuk ke dalam konflik militer dengan Belanda atas masalah ini.[5] Referensi
|