Biara Mor Hananyo
Biara Mor Hananyo (bahasa Turki: Deyrüzzaferân Manastırı, bahasa Suryani: ܕܝܪܐ ܕܡܪܝ ܚܢܢܝܐ; Biara Santo Ananias) adalah salah satu biara Ortodoks Suryani yang penting. Biara ini berada di daerah lingkungan budaya Suryani yang dikenal dengan nama Tur Abdin, dan terletak tiga kilometer di sebelah tenggara kota Mardin, Turki. Biara ini lebih dikenal dengan nama panggilan "Biara Kuma-Kuma" (bahasa Suryani: ܕܝܪܐ ܕܟܘܪܟܡܐ, Dairod Kurkmo; bahasa Arab: دير الزعفران, Dairuz Zafaran) lantaran cerahnya warna bebatuan yang menjadi bahan baku bangunannya. Kebudayaan Ortodoks Suryani berpusat di dua biara yang berdiri tidak jauh dari kota Mardin (sebelah barat dari Tur Abdin), yakni Biara Mor Gabriel dan Dairuz Zafaran.[1] SejarahBiara Mor Hananyo dibangun di atas situs kuil pemujaan Syamas, dewa matahari Mesopotamia, yang diubah menjadi sebuah permukiman berbenteng oleh bangsa Romawi. Sesudah ditinggalkan bangsa Romawi, permukiman berbenteng tersebut diubah menjadi tempat tinggal para rahib oleh Mor Slemon pada tahun 493 Masehi.[2] Pada tahun 793, Mor Hananyo, Uskup Mardin dan Kfartuta, merenovasi dan membuat namanya lekat dengan biara ini sampai sekarang. Sesudah sempat ditelantarkan, biara Mor Hananyo dibangun ulang Yohanes, Uskup Mardin, yang melakukan renovasi-renovasi penting dan menjadikan biara ini sebagai markas Gereja Ortodoks Suryani sebelum ia mangkat pada tanggal 12 Juli 1165.[3] Oleh karena itu, dari tahun 1160 sampai 1932, Biara Mor Hananyo menjadi tempat kedudukan resmi Batrik Gereja Ortodoks Suryani, yang selanjutnya dipindahkan ke kota Hims, kemudian dipindahkan lagi ke kota Damsyik pada tahun 1959. Meskipun demikian, biara ini masih menyimpan takhta batrik dan banyak relikui, bahkan pusara beberapa mendiang batrik.[4]
Biara Mor Hananyo memiliki 365 ruangan. Satu ruangan mewakili satu hari dalam setahun. Biara ini adalah alasan utama yang memikat orang untuk berkunjung ke Mardin. Pada tahun 451, jemaat Kristen Suryani yang berhaluan Miafisit (umat Yakubi) memisahkan diri dari Gereja Romawi Timur selepas Konsili Kalsedon lantaran berbeda pandangan soal kodrat sejati Kristus. Biara ini menjadi pusat penggembalaan Gereja Ortodoks Suryani dari tahun 493 sampai dasawarsa 1920-an. Komunitas Kristen Mardin yang tangguh itu sudah menyusut dari 2000 jiwa menjadi 200 jiwa dalam 30 tahun terakhir. Gereja ini masih menggunakan bahasa Aram, bahasa yang dituturkan Yesus, sebagai bahasa liturgi. Ibadat digelar setiap hari, dipimpin salah seorang dari dua rahib yang tersisa. Di sebelah kanan pintu masuk, sesudah menuruni beberapa anak tangga, terdapat ruang sembahyang yang mulanya dimanfaatkan sebagai kuil pemujaan Baal pada tahun 2000 Pramasehi. Di atasnya terdapat mausoleum yang mulanya dimanfaatkan sebagai balai perguruan ilmu pengobatan. Pintu-pintu kayunya dihiasi ukiran singa dan ular. Kapel utama masih menampakkan bekas-bekas cat dinding aslinya yang berwarna toska, serta menyimpan sebuah Alkitab setua 300 tahun, sebuah bejana baptis setua 1000 tahun, dan sebuah mosaik lantai setua 1600 tahun.[6]
Mesin cetakBiara Mor Hananyo juga gigih berdaya upaya mencetak buku-buku. Sebuah mesin cetak dibeli dalam suatu kunjungan ke Inggris pada tahun 1874, kemudian dikirim lewat kapal kepada Antonius Azar di Halab. Pada tahun 1881, mesin tersebut dipindahkan ke Biara Mor Hananyo, dan sebuah bangunan terpisah didirikan pada tahun 1882 untuk dijadikan gedung percetakan. Pada dasawarsa 1880-an, Uskup Agung Yerusalem diberangkatkan ke Inggris untuk mempelajari hal ihwal cetak-mencetak. Ia pulang membawa sebuah mesin cetak lagi untuk digunakan sebagai cadangan. Mesin cetak cadangan ini ditempatkan di Yerusalem. Pada tahun 1888, biara Mor Hananyo menghasilkan buku cetaknya yang pertama; satu eksemplar dikirim kepada Ratu Victoria. Biara ini terus mencetak buku sampai tahun 1917. Dari tahun 1913 sampai 1914, sebuah terbitan berkala dengan nama Hikmet juga dicetak di biara ini. Pada zaman Republik Turki, percetakan biara Mor Hananyo digunakan untuk mencetak dokumen-dokumen resmi, karena merupakan satu-satunya usaha percetakan di kawasan itu.[7] Baca jugaRujukan
Sumber
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Biara Mor Hananyo.
|