Bilqis
Bilqis adalah salah satu tokoh yang dikisahkan sebagai wanita bijaksana dalam Alquran yang terkenal karena contoh kebijaksanaannya. Bilqis digambarkan dalam Alquran (Surah al-Naml 27: 20-44) sebagai seorang yang bijaksana dan berpengaruh. Ia adalah pemimpin sejati yang demokratis dan memilih berkonsultasi dengan penasehatnya sebelum mengambil keputusan. Pada suatu waktu, Nabi Sulaiman diberitahu mengenai kepemimpinan dari kerajaan dan takhta Ratu tersebutu. Sayang, Nabi Sulaiman juga mendapat kabar rakyat Ratu Bilqis tidak percaya pada Allah SWT dan memilih menyembah matahari. Atas pertimbangan tersebut, ia bersurat pada Bilqis dan mengundangnya untuk bercakap dan beriman pada Allah SWT. Undangan itu, dituliskan dalam sebuah surat An-Naml. “Dengan nama Allah Yang Maha Penyayang, dan pengasih! Jangan bertindak sombong, dan datanglah kepada saya untuk berkomitmen (hidup dalam) damai," (27: 30-31). Tak langsung mendatanginya, Bilqis memilih menghubungi penasihatnya menyoal pesan dari Nabi Sulaiman itu. Alih-alih menyarankan kedatangan, para perwira militer Bilqis menyarankan tindakan militer dan membalas suratnya Nabi Sulaiman; “Kita memiliki kekuatan dan keberanian yang luar biasa (untuk berperang), tetapi keputusan berada di tanganmu; maka pertimbangkanlah apa yang akan engkau perintahkan,” (27:33). Jawaban Bilqis saat itu, juga diketahui sangat bijak. Dia berkata jika Sulaiman hanya seorang raja, mereka akan memuaskannya dengan hadiah. Tetapi, jika dia adalah seorang Nabi, seperti yang disebutkannya pada Bilqis, maka Bilqis menyatakan untuk menghadapinya dengan sangat hati-hati. Mendapat kabar tersebut, Nabi Sulaiman tegas menolak hadiah tersebut. Sehingga, satu-satunya cara yang disadari Bilqis adalah dengan datang ke kerajaan Nabi Sulaiman. Dalam kisah di Alquran, mereka diceritakan berakhir dalam pertemuan itu, dan Bilqis yang menjadi Muslimah. Namun, cerita selanjutnya, dikisahkan jika mereka akhirnya menikah. Ratu Saba Bilqis adalah salah satu wanita dengan kepribadian yang baik dalam Alquran. Dia berbakat dalam berdiplomasi, dan merupakan pemimpin yang berhati-hati serta tidak akan menempatkan rakyatnya dalam situasi yang tidak berdaya.[1] Referensi
|