Share to:

 

Cen Wenben

Cen Wenben (Hanzi: 岑文本, 595-10 Mei 645), Bangsawan Xian dari Jiangling (江陵宪子), adalah seorang perdana menteri pada awal Dinasti Tang. Ia terkenal akan kemahirannya dalam sastra dan tulis-menulis. Selain politikus, Cen juga adalah seorang sejarawan, ia berpartisipasi dalam penyuntingan Kitab Zhou (sejarah resmi Dinasti Zhou Utara), sebagai asisten editor.

Latar belakang

Cen Wenben lahir pada tahun 595, pada masa pemerintahan Kaisar Wen dari Sui. Keluarganya turun-temurun menjadi pejabat pada masa Dinasti Selatan dan Utara. Kakeknya, Cen Shanfang adalah pejabat di bawah pemerintahan Kaisar Xuan dari Liang Barat (salah satu dinasti pada masa itu). Sementara ayahnya, Cen Zhixiang, adalah bupati Handan pada akhir Dinasti Sui. Cen Wenben sejak muda sudah menunjukkan bakatnya dalam tulis-menulis, karakternya tenang namun cekatan dalam bertindak. Tahun 608, Cen Zhixiang difitnah melakukan pelanggaran hukum. Cen segera menghadap menteri kehakiman untuk membuktikan bahwa ayahnya tidak bersalah. Dengan fasih dan jelas ia menjawab semua pertanyaan yang diajukan padanya sehingga para pejabat yang hadir kagum akan kemampuannya. Mereka mencoba mengujinya kemampuan menulisnya dengan menyuruhnya menuliskan syair tentang bunga teratai. Ia pun melakukannya dengan cepat dan benar sehingga sekali lagi membuat mereka terperangah. Pada akhirnya ia berhasil meyakinkan para pejabat itu bahwa ayahnya difitnah sehingga ayahnya dapat bebas dari hukuman. Peristiwa ini lah yang mulai membuat namanya dikenal banyak orang. Komandan wilayah tempat tinggalnya merekomendasikannya agar ikut ujian negara untuk menjadi pejabat. Namun sebelum Cen sempat mendaftar, Tiongkok sudah dilanda kekacauan karena pemberontakan petani meletus di mana-mana menentang kesewenang-wenangan Kaisar Yang dari Sui.

Bekerja pada Xiao Xi dan Li Xiaogong

Pada tahun-tahun terakhir Dinasti Sui, Tiongkok terpecah menjadi daerah-daerah yang dikuasai para mantan pejabat dan pemimpin pemberontak. Tahun 617, Xiao Xi, seorang cicit Kaisar Xuan dari Liang, memberontak terhadap pemerintah Sui dan bermaksud mendirikan kembali Dinasti Liang. Ia menjadikan kota Jiangling (sekarang Jingzhou, Hubei) sebagai ibu kotanya. Xiao mengangkat Cen sebagai kepala deputi biro legislatif dengan tanggung jawab untuk menulis titah kaisar. Tahun 621, Jenderal Li Xiaogong dari Tang (keponakan Li Yuan/ Kaisar Gaozu, sang pendiri Dinasti Tang) menyerang Xiao Xi dan mengepung kota Jiangling. Cen menyarankan agar Xiao menyerah pada Dinasti Tang dan Xiao menerima sarannya. Setelah Jiangling jatuh, pasukan Tang, yang datang jauh-jauh dari utara, berniat menjarah kota itu. Namun Cen menasihati Li bahwa tindakan demikian adalah salah sehingga Li Xiaogong mengeluarkan peringatan bahwa pasukannya dilarang menjarah kota. Mendengar pasukan Tang tidak melakukan penjarahan dan memperlakukan tawanan dengan baik, sisa-sisa pengikut Xiao Xi satu persatu menyerah secara baik-baik pada Li Xiaogong. Li, yang kini telah memegang komando atas bekas wilayah Liang, mengajak Cen untuk menjadi salah satu anggota staffnya. Tahun 623, Kaisar Gaozu memerintahakan Li untuk menumpas pemberontakan Fu Gongshi, Kaisar Song. Cen turut berpartisipasi dalam kampanye militer ini, ia bertanggung jawab atas korespondensi militer. Setelah Li berhasil mengalahkan dan membunuh Fu Gongshi, Cen tetap bertugas di bawah komandonya.

Di bawah pemerintahan Kaisar Taizong

Aktivitas Cen selama beberapa tahun setelah kekalahan Fu Gongshi tidak tercatat dalam sejarah. Ia baru muncul lagi tahun 627, pada masa pemerintahan Kaisar Tang Taizong (putra ke-2 Kaisar Gaozu), saat itu ia menjabat sebagai sekretaris tingkat rendah di biro arsip dan pejabat junior di biro legislatif. Ia sering menulis syair dalam berbagai perayaan penting, misalnya ketika kaisar mengadakan upacara berladang dan pesta tahun baru, Cen menggubah puisi bertema acara-acara tersebut. Syair-syair itu ditulis dengan bahasa yang bagus dan goretan kuasnya yang indah sehingga membuat namanya mulai dikenal dalam pemerintahan. Jenderal Li Jing, yang sama-sama pernah melayani sebagai asisten Li Xiaogong, merekomendasikannya pada kaisar. Berkat rekomendasi Li, Cen mendapat jabatan sebagai pejabat tingkat menengah di biro legislatif dan nasihat-nasihatnya mulai didengar dan dihormati oleh kaisar. Setelah Yan Shigu, pejabat yang bertanggung jawab atas penyusunan titah kaisar semasa pemerintahan Kaisar Gaozu, dipecat, perdana menteri Wen Yanbo mengingatkan kaisar bahwa tidak ada orang lain yang mampu dalam pekerjaan ini selain Yan dan memohon agar Yan dipulihkan jabatannya. Namun Kaisar Taizong menjawab, “Saya telah menemukan seorang lain yang cocok untuk jabatan ini, tuan adipati tidak usah khawatir mengenai hal ini”. Tak lama kemudian, kaisar mengangkat Cen sebagai kepala deputi biro legislatif dan bertanggung jawab atas penyusunan titah kaisar. Pada saat yang sama, Cen juga sedang membantu Linghu Defen dalam proyek penyuntingan Kitab Zhou, sejarah resmi Dinasti Zhou Utara. Hampir semua komentar tentang biografi dalam naskah itu merupakan tulisan Cen. Setelah proyek tersebut rampung tahun 636, Kaisar Taizong menganugerahi Cen gelar bangsawan Jiangling

Tahun 637, ketika kaisar mengunjungi ibu kota timur, Luoyang, terjadi sebuah bencana banjir akibat meluapnya sungai-sungai dekat kota itu. Cen menyarankan agar kaisar mengurangi jadwal perjalanan ke luar kota demi menghemat pengeluaran. Ia juga menyinggung mengenai terlalu banyaknya proyek konstruksi atas nama putra kesayangan kaisar, Li Tai, Pangeran Wei yang memakan biaya yang besar padahal di saat yang sama rakyat sedang susah akibat banjir. Kaisar sangat terkesan dengan nasihat Cen sehingga ia menghadiahinya sejumlah gulungan sutra. Tahun 642, Cen diangkat sebagai perdana menteri. Sekalipun telah mendapat posisi yang demikian terhormat, Cen tetaplah seorang yang rendah hati, ia tidak segan-segan menyapa setiap orang yang dikenalnya tanpa memandang tinggi rendahnya status orang itu. Tahun 643, putra mahkota Li Chengqian dicabut hak warisnya karena terbukti bersekongkol menggulingkan ayahnya. Cen dan Liu Ji mengusulkan agar kaisar mengangkat Li Tai sebagai putra mahkota baru. Namun Kaisar Taizong, yang yakin bahwa Li Tai juga terlibat konspirasi menjatuhkan kakaknya, memilih putranya yang lain, Li Zhi, Pangeran Jin, sebagai calon pewarisnya yang baru. Kaisar memilih sejumlah pejabat tinggi untuk melayani dan membimbing putra mahkotanya yang baru ini. Namun Cen menolak ketika kaisar memintanya untuk itu, alasannya agar dapat lebih berkonsentrasi melayani kaisar. Namun kaisar tetap menyuruh Li Zhi agar setiap lima hari sekali berkonsultasi dengan Cen dan memperlakukannya sebagai teman, bukan bawahan. Tahun 644, dalam suatu jamuan, Kaisar membicarakan tentang kekurangan dan kelebihan para pejabat pentingnya. Komentarnya tentang Cen adalah,

“Cen Wenben adalah seorang yang baik hati, tulisan-tulisannya sangat indah, kemampuan logika dan analisisnya pun sangat hebat, ia tidak akan menyia-nyiakan harapanku”

Pada akhir tahun itu, Cen diangkat menjadi kepala biro legislatif, namun ia menolak segala bentuk ucapan selamat padanya. Ia berkata, “Aku hanya akan menerima ucapan dukacita, bukan ucapan selamat” Ketika ibunya menyanyakan alasannya, ia menjawab, “Aku bukanlah orang yang berprestasi, juga bukan sekutu dekat kaisar, hanya berkat kemurahan hati dialah aku mendapatkan posisi setinggi ini, inilah yang membuatku takut”. Ketika beberapa orang menyarankan padanya agar meluangkan lebih banyak waktu mengatur kekayaannya, Cen menjawab, “Aku hanyalah pria berpakaian sederhana dari selatan, bahkan untuk ke Guanzhong (pinggiran Chang’an) pun aku harus berjalan kaki. Cita-citaku hanyalah menjadi juru arsip dan bupati. Dalam perang aku tidak memberi kontribusi apa-apa, aku meraih jabatanku sebagai Zhongshu Ling hanya dengan kemampuan menulisku. Ini adalah puncak dari perjuanganku selama ini, aku telah menerima gaji yang demikian tinggi, untuk apa lagi berharap lebih banyak.”

Maka ia mempercayakan tanggung jawab mengatur harta keluarga pada adiknya, Cen Wenzhao. Cen Wenzhao adalah seorang yang suka mengumpulkan sekutu dan membentuk faksi sehingga membuat kaisar tidak senang padanya. Kaisar berencana untuk memutasi Cen Wenzhao ke luar kota Chang’an, tetapi Cen membela adiknya di hadapan kaisar, ia berkata bahwa Cen Wenzhao adalah anak yang paling disayangi ibu mereka sehingga dengan mengusirnya ke luar kota akan membuat ibunya sedih. Kaisar pun akhirnya berubah pikiran, Cen Wenzhao diperbolehkan tetap di ibu kota, tetapi kaisar tetap memanggil dan menegurnya dengan keras.

Tahun 645, ketika kaisar memimpin ekspedisi menyerang Kerajaan Goguryeo, Korea, Cen turut mendampinginya, ia bertugas mengatur logistik. Cen melakukan tugasnya dengan penuh dedikasi sampai kurang memperhatikan kondisi tubuhnya sendiri. Kaisar sangat khawatir melihat kondisi Cen yang makin melemah dan gaya bicaranya yang berbeda dari biasanya, ia berkata pada pejabatnya yang lain, “Cen Wenben menyertaiku dalam kampanye militer ini, tetapi aku khawatir ia tidak akan kembali bersamaku” Kekhawatiran itu terbukti menjadi kenyataan, Cen jatuh sakit dalam perjalanan dan menghembuskan napas terakhir di Youzhou (sekarang termasuk wilayah Beijing). Ia dimakamkan di dekat makam Permaisuri Zhangsun, permasuri Kaisar Taizong, kelak Kaisar Taizong pun dimakamkan di sana. Pada masa berikutnya, keponakannya, Cen Changqian dan cucunya, Cen Xi, juga menjabat sebagai perdana menteri Tang.

Referensi

Kembali kehalaman sebelumnya