Share to:

 

Beijing

Beijing
北京市
Peking
Atas: Kuil Langit
Tengah pertama: Gerbang Kota Terlarang dari arah Lapangan Tiananmen dan Tembok Besar Badaling (kanan)
Tengah kedua: Stadion Nasional Beijing dan Panorama CBD Beijing dilihat dari arah tenggara, 2021. Kawasan CBD Beijing dilihat dari jalan lingkar ke-4 saat senja. (kanan)
Bawah:Balai Agung Rakyat dan Teater Agung Nasional (kanan)
Lokasi Munisipalitas Beijing di Tiongkok
Lokasi Munisipalitas Beijing di Tiongkok
Koordinat (Lapangan Tiananmen): 39°54′24″N 116°23′51″E / 39.90667°N 116.39750°E / 39.90667; 116.39750
Negara Tiongkok
Didirikan1045 SM (Dinasti Zhou)
Divisi[1]
 – Tingkat county
 – Daerah administrasi kota praja

16 distrik
289 kota praja dan desa
Pemerintahan
 • JenisMunisipalitas
 • Sekretaris Komite PartaiCai Qi
 • Wali kotaChen Jining
 • Ketua KongresLi Wei
 • Ketua KonferensiJi Lin
Luas
 • Munisipalitas16.410,5 km2 (63,361 sq mi)
 • Luas perkotaan
 (2018)[3]
4.144 km2 (1,600 sq mi)
 • Luas pedesaan
12.266,5 km2 (47,361 sq mi)
Ketinggian
43,5 m (1,427 ft)
Populasi
 (2020)[4]
 • Munisipalitas21.893.095
 • Kepadatan130/km2 (350/sq mi)
 • Perkotaan
 (2018)[5]
21.450.000
 • Metropolitan
 (2017)[6]
24.000.000
 • Peringkat di Tiongkok
Populasi: ke−27;
Kepadatan: ke−4
Utama Suku utama
 • Han95%
 • Manchu2%
 • Hui2%
 • Mongol0.3%
 • Lainnya0.7%
Zona waktuUTC+8 (Waktu Standar Tiongkok)
Kode pos
100000–102629
Kode area telepon10
Kode ISO 3166CN-BJ
PDB (nominal)[7]2020
 - Total¥3,6 triliun
$553,9 miliar
$1.011 triliun (KKB)
(ke-12)
 – Per kapita¥162.257
$23.521
$46.433(KKB) (nomor 1)
 – Pertumbuhan PDBKenaikan 6.6%
IPM (2018)0.894[8] (nomor 1) – sangat tinggi
Pelat nomor kendaraan京A, C, E, F, H, J, K, L, M, N, P, Q, Y
京B (taksi)
京G (di luar daerah urban)
京O, D (polisi dan otoritas)
SingkatanBJ / (jīng)
Pohon khas kotaArborvitae oriental (Platycladus orientalis)
 Pohon pagoda (Sophora japonica)
Bunga khas kotaMawar Tiongkok (Rosa chinensis)
 Seruni (Chrysanthemum morifolium)
Situs webBeijing Official Website International – eBeijing.gov.cn (dalam bahasa Inggris)
首都之窗-北京市政务门户网站 (dalam bahasa Mandarin)
Beijing

"Beijing" ditulis dalam aksara Han reguler
Hanzi: 北京
Pinyin: Běijīng
Makna harfiah: "Ibu Kota Utara"
Peta Italia yang diterbitkan 1682, menggunakan nama "Peking" (Beijing) dan "Xuntieu" (Shuntian).

Beijing (/ˌbˈɪŋ/ BAY-jing[10][11] pengucapan dalam bahasa Mandarin: [pèɪ.tɕíŋ] simak), romanisasi alternatif ditulis Peking[12] (/ˌpˈkɪŋ/ PEY-king),[11] adalah ibu kota dari Republik Rakyat Tiongkok. Kota ini merupakan pusat pemerintahan dan perkembangan dari negara tersebut. Beijing merupakan salah satu kota terpadat di dunia dengan populasi lebih dari 21 juta jiwa.[13] Kota metropolis yang terletak di Tiongkok utara ini merupakan munisipalitas di bawah kendali langsung pemerintah pusat Tiongkok yang terdiri dari 16 daerah urban, suburban dan distrik pedesaan.[14] Munisipalitas Beijing dikelilingi oleh provinsi Hebei kecuali bagian tenggara yang bertetangga dengan munisipalitas Tianjin. Ketiga divisi administrasi ini (Beijing, Tianjin dan Hebei yang dulu dinamakan "provinsi Ji" 冀州, Jì Zhōu dan biasa disingkat "ji" saja) secara bersama-sama membentuk Megalopolis Jing-Jin-Ji (atau sering ditulis JJJ) sekaligus menjadi wilayah ibu kota nasional Tiongkok.[15]

Sebagai sebuah megakota, Beijing merupakan kota terbesar kedua di Tiongkok setelah Shanghai dari segi jumlah populasi perkotaan, selebihnya Beijing merupakan pusat politik, budaya dan pendidikan nasional.[16] Beijing menjadi kantor pusat empat lembaga keuangan terbesar di dunia dan berbagai perusahaan besar milik BUMN Tiongkok serta rumah bagi sejumlah perusahaan kelas dunia yang masuk dalam daftar tahunan Fortune Global 500. Beijing juga sebagai pusat utama jalan bebas hambatan nasional, jalan bebas hambatan terkendali, jalur kereta api dan jaringan rel kereta cepat. Bandar Udara Internasional Ibu Kota Beijing menjadi bandara tersibuk kedua di dunia berdasarkan banyaknya lalu lintas penumpang sejak 2010[17] dan Beijing subway merupakan jaringan kereta bawah tanah yang tersibuk sekaligus terpanjang di dunia per 2016.

Dengan kombinasi arsitektur modern dan tradisional, Beijing menjadi salah satu kota tertua di dunia yang kaya akan khazanah bersejarah sejak tiga milenium yang lalu. Sebagai yang terakhir dari Empat Ibu Kota Kuno Tiongkok, Beijing telah menjadi pusat politik Tiongkok selama delapan abad terakhir[18] dan merupakan kota terbesar di dunia berdasarkan jumlah populasi pada sebagian besar milenium kedua.[19] Encyclopædia Britannica mencatat bahwa "sedikit kota di dunia yang telah menjadi pusat politik dan budaya untuk jangka waktu yang begitu lama dari suatu daerah yang sangat besar seperti Tiongkok".[20] Dengan pegunungan yang mengelilingi kota di ketiga sisinya dan tembok kota bagian dalam dan luar, posisi Beijing sangat siap menjadi kediaman kaisar dan lokasi yang sempurna sebagai ibu kota kekaisaran. Kota ini terkenal akan istana-istana mewah, kuil-kuil, taman, kebun, makam, tembok dan gerbangnya.[21] Beijing memiliki tujuh Situs Warisan Dunia UNESCO yaitu Kota Terlarang, Kuil Langit, Istana Musim Panas, Makam Dinasti Ming, Zhoukoudian dan bagian dari Tembok Besar serta Kanal Besar - semuanya merupakan lokasi wisata.[22] Siheyuan, gaya perumahan tradisional Tiongkok dan hutong dengan gang-gang sempitnya merupakan tempat wisata utama dan populer di kota Beijing.

Banyak dari 91 universitas di Beijing yang secara konsisten menempati peringkat terbaik di Asia-Pasifik dan dunia.[23][24][25] Beijing adalah rumah bagi dua universitas anggota Liga 9 Universitas yaitu Universitas Tsinghua dan Universitas Peking, yang menjadi universitas-universitas terbaik di Asia-Pasifik dan negara berkembang .[26][27] CBD Beijing merupakan pusat ekspansi ekonomi Beijing, dengan banyak gedung pencakar langit yang masih terus dibangun atau yang baru rampung. Daerah Zhongguancun Beijing menjadi pusat inovasi ilmiah dan teknologi serta kewirausahaan terkemuka di dunia. Beijing menduduki peringkat kota No.1 di dunia dalam hal hasil penelitian ilmiah terbesar versi Nature Index sejak daftar peringkat itu dibuat pada tahun 2016.[28][29] Kota ini juga telah menjadi tuan rumah berbagai acara olahraga internasional dan nasional, yang paling terkenal adalah Olimpiade Musim Panas 2008 dan Paralimpiade Musim Panas 2008. Beijing akan menjadi kota pertama yang menjadi tuan rumah dua musim Olimpiade yaitu Olimpiade Musim Panas 2008 dan Olimpiade Musim Dingin 2022[30] serta Paralimpiade Musim Panas 2008 dan Paralimpiade Musim Dingin 2022.[31] Di Beijing terdapat 175 kantor kedutaan asing serta banyak markas organisasi besar, seperti Bank Investasi Infrastruktur Asia, Organisasi Kerja Sama Shanghai, Dana Jalur Sutra, Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok, Akademi Ilmu Sosial Tiongkok dan Palang Merah Tiongkok. [31]

Etimologi

Selama lebih dari 3000 tahun, Beijing telah memiliki berbagai nama lain. "Beijing" berarti "ibu kota utara" (dari aksara Han berarti utara dan bermakna ibu kota) yang digunakan sebagai nama kota ini pada 1403 selama era Dinasti Ming untuk membedakannya dari Nanjing ("ibu kota selatan").[32]

Ejaannya dalam bahasa Inggris berdasarkan pada romanisasi pinyin dari dua aksara tersebut seperti yang dilafalkan dalam bahasa Mandarin standar. Ejaan bahasa Inggris yang lebih lama yaitu Peking, merupakan romanisasi postal dari dua aksara yang sama seperti yang diucapkan dalam dialek bahasa lokal yang digunakan di kota-kota pelabuhan Tiongkok selatan sebagai tempat yang pertama kali didatangi oleh para pedagang Eropa dan misionaris.[33] Dialek-dialek tersebut melestarikan pengucapan bahasa Tionghoa Pertengahan untuk aksara yang diucapkan kjaeng,[34] sebelum terjadi pergeseran fonetik dalam dialek utara menjadi pengucapan seperti saat ini.[35]

Singkatan aksara Han tunggal untuk Beijing adalah seperti yang tertulis pada pelat nomor kendaraan di kota ini. Singkatan abjad Latin resmi untuk Beijing adalah "BJ".[36]

Meskipun Peking bukan lagi nama yang umum untuk kota ini dan mulai jarang digunakan, tetapi beberapa lokasi tua dan fasilitas kota seperti Bandara Internasional Ibu Kota Beijing memakai Kode IATA "PEK" dan Universitas Peking, masih menggunakan kata Peking.

Kata dan penulisan Peking berasal misionaris Prancis empat ratus tahun yang lalu sesuai dengan pengucapan yang lebih tua, mendahului perubahan bunyi berikutnya dalam bahasa Mandarin dari [kʲ] menjadi [tɕ].[35] ([tɕ] direpresentasikan dalam Pinyin menjadi j seperti dalam Beijing.

Kota Beijing telah beberapa kali mengalami perubahan nama. Selama Dinasti Jin dinamakan Zhongdu (中都) kemudian di bawah Dinasti Yuan Mongol disebut Dadu () dalam bahasa Mandarin[37] atau Daidu menurut pelafalan Mongol.[38] Selain itu dikenal juga dengan nama Mongolia Khanbaliq (汗八里) yang dieja dan ditulis Cambuluc[16] dalam catatan Marco Polo. Dua kali dalam sejarah kota, namanya diubah dari Beijing (Peking) menjadi Beiping (Peiping) (北平; Pinyin: Běipíng; Wade-Giles: Pei-p'ing), secara harfiah berarti "Perdamaian Utara". Perubahan pertama terjadi di bawah Kaisar Hongwu dari Dinasti Ming, setelah itu pada 1928 oleh pemerintah Kuomintang Republik Tiongkok.[16]

Dalam beberapa kejadian, perubahan nama dengan menghapus aksara 京 (jing atau king) yang berarti "ibu kota", untuk menandakan bahwa ibu kota nasional telah pindah ke Nanjing. Nama kota ini juga berubah dua kali dari Beiping (Peiping) menjadi Beijing (Peking), yang pertama di bawah Kaisar Yongle dari Dinasti Ming yang memindahkan ibu kota dari Nanjing ke Beijing dan yang kedua pada 1949 ketika Partai Komunis Tiongkok menjadikan Beijing sebagai ibu kota Tiongkok setelah berdirinya Republik Rakyat Tiongkok.[16]

Sejarah

Sejarah awal

Zhoukoudian.

Jejak awal permukiman manusia di kota Beijing ditemukan di dalam gua-gua yang ada di Bukit Tulang Naga dekat desa Zhoukoudian di distrik Fangshan, tempat Manusia Peking pernah hidup. Fosil-fosil Homo erectus yang ditemukan di dalam gua-gua tersebut berusia sekitar 230.000 hingga 250.000 tahun yang lalu. Homo sapiens zaman Paleolitik juga ditemukan di sana dan diperkiraan berusia sekitar 27.000 tahun yang lalu.[39] Para arkeolog telah menemukan permukiman neolitik di seluruh kota ini, termasuk di Wangfujing yang terletak di pusat kota Beijing.[butuh rujukan]

Kota bertembok pertama di Beijing adalah Jicheng, ibu kota negara Ji yang dibangun pada 1045 SM. Sekarang Jicheng terletak di sekitar kawasan Guang'anmen, selatan Distrik Xicheng.[40] Permukiman ini kemudian ditaklukkan oleh negara Yan dan dijadikan sebagai ibu kota.[41]

Kekaisaran Tiongkok awal

Pagoda Tianning dibangun sekitar 1120 pada masa Dinasti Liao.

Setelah Kaisar Pertama menyatukan Tiongkok, Jicheng menjadi ibu kota prefektur wilayah tersebut.[1] Selama Zaman Tiga Negara, Jicheng dikelola oleh Gongsun Zan dan Yuan Shao sebelum jatuh ke tangan Cao Cao dari Kerajaan Wei. Pada abad ke-3, Jin Barat menurunkan status kota Jicheng dan digantikan oleh tetangganya Zhuozhou yang menjadi ibu kota.[butuh rujukan]

Selama periode Enam Belas Kerajaan ketika wilayah Tiongkok utara ditaklukkan dan dibagi-bagi oleh Wu Hu, walaupun hanya sebentar Jicheng sempat menjadi ibu kota bangsa Xianbei pada masa kerajaan Yan Awal.[42]

Setelah Tiongkok disatukan kembali di masa Dinasti Sui, Jicheng menjadi daerah Komanderi Zhuo di ujung utara Kanal Besar. Pada masa Dinasti Tang, Jicheng menjadi Prefektur You yang berfungsi sebagai pusat komando militer di perbatasan. Selama Pemberontakan An Shi pada akhir Dinasti Tang, komandan militer setempat mendirikan dinasti mereka sendiri yang berumur pendek dan mengganti nama kota Jincheng menjadi Yanjing atau "Ibu kota Yan". Pada 938, setelah runtuhnya Dinasti Tang, Jin Akhir menyerahkan seluruh perbatasan utara kepada Khitan, Dinasti Liao yang menggangap kota ini sebagai Nanjing atau "Ibu kota Selatan", salah satu dari empat ibu kota sekunder yang melengkapi "Ibu Kota Agung" Khitan yaitu Shangjing (sekarang bernama Panji Kiri Bairin di Mongolia Dalam). Beberapa bangunan tua yang masih bertahan di Beijing berasal dari periode Dinasti Liao termasuk Pagoda Tianning.[butuh rujukan]

Kuil Miaoying dan Stupa Putihnya di Dadu yang dibangun oleh Kublai Khan.

Dinasti Liao diruntuhkan oleh Dinasti Jurchen Jin pada 1122 yang awalnya memberikan kota Jicheng kepada Dinasti Song tetapi direbut kembali pada 1125 dalam penaklukan Tiongkok utara. Pada 1153, Jurchen Jin menjadikan Jicheng sebagai "Ibu Kota Pusat" atau disebut Zhongdu.[1] Tentara Mongolia Jenghis Khan mengepung kota Jicheng ketika melakukan penyerbuan pada 1213 dan Jicheng diratakan dengan tanah dua tahun kemudian.[43]

Setelah dua generasi berlalu, Kublai Khan memerintahkan untuk membangun Dadu (大都, harfiah "kota besar", orang Mongol menyebutnya Daidu, secara umum dinamakan Khanbaliq dan dalam catatan Marco Polo ditulis "Cambuluc") yang menjadi ibu kota baru bagi Dinasti Yuan di timur laut bekas reruntuhan Zhongdu. Pembangunan berlangsung dari 1264 hingga 1293[1][43][44] dan berdampak positif terhadap perkembangan kota-kota yang ada di pinggiran utara Tiongkok dalam. Lokasi kota Dadu berpusat di Gulou, agak ke utara dari pusat kota Beijing saat ini, membentang dari Adimarga Chang'an hingga ke bagian utara Jalur 10, Beijing Subway. Sisa-sisa tembok Yuan yang terbuat dari tanah yang dimampatkan masih ada sampai sekarang dan dinamakan "Tucheng" (土城, harfiah "tembok bumi").[45]

Dinasti Ming

Salah satu menara di sudut Kota Terlarang yang dibangun oleh Kaisar Yongle dari Dinasti Ming.

Pada 1368, setelah mendeklarasikan era Hongwu dari Dinasti Ming, pemimpin pemberontak Zhu Yuanzhang mengirim pasukan ke Khanbaliq dan menaklukkannya.[46] Yuan mengganti nama ibu kota Dadu menjadi Beiping yang digunakan untuk memasok keperluan garnisun militer di daerah tersebut sambil terus menduduki Shangdu dan Mongolia.[47] Di bawah kebijakan feodal Kaisar Hongwu, wilayah itu diberikan kepada salah seorang putranya, Zhu Di yang bergelar "Pangeran Yan".[butuh rujukan]

Tata letak kota Beijing yang tumpang tindih selama Dinasti Liao, Dinasti Jin, Dinasti Yuan dan Dinasti Ming.

Zhu Biao ahli waris Zhu Yuanzhang meninggal dalam usia 36 tahun pada 1392, kematiannya yang terlalu dini menyebabkan perang saudara pasca-kematiannya. Perebutan takhta akhirnya dimenangkan oleh Zhu Di dan ia mendeklarasikan era Yongle yang baru. Akibat perlakuannya yang kejam terhadap penduduk ibu kota Ming yang saat itu berada di Yingtian (sekarang bernama Nanjing) mengakibatkan banyak penduduk yang pergi meninggalkan Yingtian, sehingga Zhi Di menetapkan dan membangun wilayah fiefnya yaitu Beiping menjadi ibu kota baru. Kota Beiping diubah namanya menjadi Beijing (ibu kota utara) atau Shuntian[48] pada 1403.[32] Pembangunan kediaman kekaisaran baru yang disebut Kota Terlarang berlangsung mulai 1406 hingga 1420,[43] pada periode ini juga dibangun beberapa bangunan utama lainnya, seperti Kuil Langit[49] dan Tiananmen. Tanggal 28 Oktober 1420, kota Beijing secara resmi ditunjuk sebagai ibu kota Dinasti Ming pada tahun yang sama ketika Kota Terlarang sebagai kediaman kekaisaran selesai dibangun.[50] Beijing menjadi ibu kota utama kekaisaran dan Yingtian atau Nanjing (ibu kota selatan) menjadi ibu kota kedua. (Kaisar Hongxi putera Zhu Di pada 1425 memerintahkan agar ibu kota utama dikembalikan ke Nanjing, tetapi titah ini tidak pernah dilaksanakan karena Kaisar Hongxi meninggal pada bulan berikutnya, kemungkinan karena terkena serangan jantung. Ia dimakamkan, seperti hampir semua Kaisar Ming, di kompleks Makam Dinasti Ming yang dibangun secara terperinci di utara Beijing).[butuh rujukan]

Pada abad ke-15, Beijing pada dasarnya telah terbentuk seperti sekarang. Tembok kota Ming masih terus berdiri kokoh hingga zaman modern walaupun kebanyakan telah dirobohkan untuk pembangunan Jalan lingkar ke-2.[51] Secara umum diyakini bahwa Beijing merupakan kota terbesar di dunia pada sebagian besar abad ke 15, 16, 17 dan 18.[52] Gereja pertama yang diketahui di Beijing dibangun oleh misi Katolik pada 1652 di bekas kapel Matteo Ricci, kemudian Katedral Perawan Tak Bernoda atau biasa disebut Katedral Nantang juga dibangun di situs yang sama.[53]

Pemberontakan kaum petani pimpinan Li Zicheng yang berhasil menguasai Beijing pada 1644 mengakhiri Dinasti Ming, tetapi Li Zicheng bersama dinasti Shun-nya yang berumur pendek pergi meninggalkan kota tanpa perlawanan ketika pasukan Pangeran Dorgon Manchu menyerang Beijing 40 hari kemudian.[butuh rujukan]

Dinasti Qing

Istana Musim Panas merupakan salah satu dari beberapa taman megah yang dibangun oleh kaisar Qing di daerah pinggiran barat laut Beijing.
Gerbang Chongwen, sekitar 1906.

Dorgon mendirikan Dinasti Qing sebagai penerus langsung Dinasti Ming (mendelegitimasi Li Zicheng beserta para pengikutnya yang kabur)[54] dan Beijing menjadi ibu kota tunggal Tiongkok.[55] Para kaisar Qing membuat beberapa modifikasi pada kediaman Kekaisaran tetapi sebagian besar bangunan dan tata ruang Ming secara umum masih tetap dipertahankan. Fasilitas peribadatan Manchu mulai diperkenalkan, tetapi pemerintahan Qing masih tetap memperbolehkan rakyat Han menjalankan ritual tradisional kepercayaannya. Papan pengumuman atau berbagai macam tanda, ditulis dalam dwibahasa atau menggunakan bahasa Mandarin. Kondisi Beijing pada masa awal Dinasti Qing ini dijadikan latar novel Tiongkok berjudul Impian Bangsal Merah. Kaisar Qing membangun beberapa taman megah termasuk Istana Musim Panas Lama dan Istana Musim Panas (Yihe Yuan) di barat laut kota.[butuh rujukan]

Ketika meletus Perang Candu Kedua, pasukan Anglo-Prancis merebut pinggiran kota Beijing dan menjarah serta membakar Istana Musim Panas Lama pada 1860. Konvensi Peking mengakhiri perang itu, kekuatan Barat untuk pertama kalinya mendapat hak mendirikan kawasan diplomatik permanen di Beijing.[butuh rujukan]

Pada 14-15 Agustus 1900 terjadi Pertempuran Peking yang merupakan bagian dari Pemberontakan Boxer yang bertujuan untuk menghancurkan kawasan diplomatik Barat termasuk orang-orang Tiongkok yang beragama Kristen. Pemberontakan yang dilakoni oleh para "boxer" (nama yang diberikan oleh aliansi Barat untuk "yìhéquán" dalam bahasa Mandarin), memicu kedatangan kekuatan asing.[56] Selama pertempuran, beberapa bangunan penting dihancurkan dan dirusak, termasuk Akademi Hanlin dan Istana Musim Panas. Akhirnya disepakati perjanjian damai antara Aliansi Delapan Negara dengan pemerintah Tiongkok yang diwakili oleh Li Hung-chang dan Pangeran Ching pada 7 September 1901. Perjanjian itu mengharuskan Tiongkok untuk membayar ganti rugi sebesar US$. 335 juta (sekitar US$. 4 miliar kurs sekarang) ditambah dengan bunga selama 39 tahun. Selain itu, Aliansi Delapan Negara juga menuntut agar para pejabat pemerintah Tiongkok yang mendukung Pemberontakan Boxer dihukuman mati atau diasingkan dan penghancuran benteng-benteng serta pertahanan lainnya yang ada di sebagian besar wilayah Tiongkok utara. Sepuluh hari setelah perjanjian ditandatangani, pasukan asing meninggalkan Peking tetapi kawasan kedutaan masih terus dijaga sampai Perang Dunia II.[57]

Beijing di kartu pos Jerman, 1900.

Dengan mengantongi perjanjian yang telah ditandatangani, Janda Permaisuri Cixi kembali ke Peking dari "tur inspeksi" seremonialnya pada 7 Januari 1902 dan Dinasti Qing masih tetap berdiri walaupun kondisinya jauh lebih lemah akibat Pemberontakan Boxer dan kewajiban membayar ganti rugi kepada pihak Aliansi Delapan Negara.[58] Janda Permaisuri Cixi meninggal pada 1908 dan Dinasti Qing juga menyusul, runtuh pada 1911.[butuh rujukan]

Republik Tiongkok

Potret besar Chiang Kai-shek ditampilkan di atas Tiananmen setelah Perang Dunia Kedua.

Revolusi Xinhai 1911 berusaha untuk mengganti pemerintahan Dinasti Qing menjadi negara republik dan para pemimpinnya seperti Sun Yat-sen pada awalnya bermaksud mengembalikan ibu kota ke Nanjing. Setelah Jenderal Qing Yuan Shikai berhasil memastikan keberhasilan revolusi dengan memaksakan pengunduran diri kaisar terakhir Qing Puyi, kaum revolusioner menerima Yuan menjadi presiden Republik Tiongkok yang baru. Yuan tetap mempertahankan Beijing sebagai ibu kota Tiongkok dan dengan cepat mengonsolidasikan kekuasaan, ia juga mengangkat dirinya sendiri menjadi kaisar pada 1915, tetapi kematiannya yang kurang dari setahun setelah menjadi "kaisar",[59] menyebabkan Tiongkok berada di bawah kendali para panglima perang yang memimpin pasukan regionalnya masing-masing. Menyusul keberhasilan Ekspedisi Utara yang diluncurkan oleh partai nasionalis Kuomintang, ibu kota secara resmi dipindahkan ke Nanjing pada 1928, kemudian pada 28 Juni tahun yang sama, nama Beijing diganti menjadi Beiping (saat itu ditulis "Peiping").[60]

Pada 7 Juli 1937, Angkatan Darat ke-29 saling baku tembak di Jembatan Marco Polo dekat Benteng Wanping dengan Tentara Kekaisaran Jepang yang ada di Tiongkok. Peristiwa ini disebut Insiden Jembatan Marco Polo yang memicu Perang Tiongkok-Jepang Kedua disusul dengan meletusnya Perang Dunia II. Selama masa perang, Beijing jatuh ke tangan Jepang pada 29 Juli 1937[61] dan dijadikan ibu kota Pemerintahan Sementara Republik Tiongkok, sebuah pemerintahan boneka yang memerintah etnik Han di wilayah Tiongkok Utara yang diduduki Jepang.[62] Pemerintahan ini kemudian bergabung dengan pemerintahan Wang Jingwei yang lebih besar dan berbasis di Nanjing.[63]

Republik Rakyat Tiongkok

Dalam fase terakhir Perang Saudara Tiongkok, Tentara Pembebasan Rakyat merebut kendali kota Beijing dalam Pertempuran Pingjin yang berakhir tanpa perlawanan pada 31 Januari 1949, kemudian pada 1 Oktober tahun itu juga dari atas Tiananmen, Mao Zedong mengumumkan berdirinya Republik Rakyat Tiongkok. Dia mengembalikan nama kota dan menetapkannya sebagai ibu kota Tiongkok,[64] keputusan yang sebenarnya telah diambil oleh Konferensi Permusyawaratan Politik Rakyat Tiongkok hanya beberapa hari sebelumnya.[butuh rujukan]

Pada 1950-an, kota ini mulai berkembang hingga ke luar dari kota tua yang dikelilingi tembok dan lingkungan sekitarnya, membangun industri-industri berat di barat dan lingkungan perumahan di utara. Banyak benteng kota Beijing dirobohkan pada 1960-an untuk membangun Beijing Subway dan Jalan Lingkar ke-2.[butuh rujukan]

Upacara pembukaan Olimpiade Musim Panas 2008.

Selama Revolusi Kebudayaan dari 1966 hingga 1976, gerakan Pengawal Merah dimulai dari Beijing dan para pegawai pemerintah kota menjadi sasaran pertama. Pada musim gugur 1966, semua sekolah ditutup dan lebih dari satu juta Pengawal Merah yang datang dari seluruh Tiongkok berkumpul di Beijing dan disambut oleh Mao Zedong beserta para pemimpin lainnya yang dilanjutkan dengan aksi unjuk rasa dan pawai bersama di Lapangan Tiananmen.[65]

Pada April 1976, sekumpulan massa besar berkumpul untuk melawan Kelompok Empat dan menentang Revolusi Kebudayaan di Lapangan Tiananmen yang kemudian dibubarkan secara paksa. Oktober 1976, Kelompok Empat ditangkap di Zhongnanhai dan Revolusi Kebudayaan berakhir. Pada Desember 1978, diselenggarakan Sidang Paripurna ke-3 Komite Sentral ke-11 di bawah kepemimpinan Deng Xiaoping yang memulihkan vonis terhadap korban Revolusi Kebudayaan dan melembagakan "kebijakan reformasi dan keterbukaan."[butuh rujukan]

Sejak awal 1980-an, wilayah perkotaan Beijing telah berkembang pesat setelah rampungnya pembangunan Jalan Lingkar ke-2 pada 1981 dan penambahan Jalan Lingkar ke-3, ke-4, ke-5 hingga Jalan Lingkar ke-6.[66][67] Menurut sebuah laporan surat kabar 2005, ukuran Beijing yang baru dikembangkan lebih besar satu setengah kali lipat dibanding sebelumnya.[68] Wangfujing dan Xidan telah berkembang menjadi distrik perbelanjaan,[69] sementara Zhongguancun telah berubah menjadi pusat utama elektronik di Tiongkok.[70] Dalam beberapa tahun terakhir, perluasan kota Beijing telah menimbulkan beberapa masalah terkait urbanisasi seperti kemacetan lalu lintas, polusi udara, hilangnya kawasan bersejarah dan gelombang pekerja migran dari kawasan perdesaan yang signifikan.[71] Beijing juga menjadi lokasi banyak peristiwa penting dalam sejarah Tiongkok modern terutama unjuk rasa Tiananmen 1989.[72] Beijing menjadi tuan rumah acara-acara bertaraf internasional, termasuk perhelatan Olimpiade Musim Panas 2008, Kejuaraan Dunia Atletik 2015 dan terpilih menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin 2022, menjadikannya sebagai kota pertama yang pernah menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin dan Musim Panas.[73]

Geografi

Citra satelit Landsat 7 menampilkan gambar munisipalitas Beijing dengan pegunungan di sekitarnya yang berwarna cokelat gelap.
Taman Jingshan merupakan titik tertinggi di kota tua bertembok Beijing.
Bagian Tembok Besar di daerah pegunungan utara kota Beijing.

Beijing terletak di ujung utara Dataran Tiongkok Utara berbentuk segitiga yang membentang ke arah selatan dan timur kota. Pegunungan yang ada di barat laut, utara dan barat melindungi kota ini sedangkan jantung pertanian Beijing berada di utara gurun padang pasir yang terus merambah. Bagian barat laut, terutama Distrik Yanqing dan Distrik Huairou didominasi oleh Pegunungan Jundu, sedangkan bagian barat dibingkai oleh Xishan atau Perbukitan Barat. Tembok Besar di bagian utara dibangun di atas topografi yang kasar sebagai pertahanan melawan serangan nomaden stepa. Gunung Dongling, di Perbukitan Barat berbatasan dengan provinsi Hebei merupakan titik tertinggi di munisipalitas Beijing dengan ketinggian 2.303 mdpl.[butuh rujukan]

Sungai-sungai besar mengalir melalui Beijing termasuk Chaobai, Yongding dan Juma, semuanya merupakan anak Sungai Hai yang mengalir ke arah tenggara. Waduk Miyun yang berada di hulu Sungai Chaobai adalah waduk terbesar di Beijing. Selain itu, Beijing juga merupakan ujung utara dari Kanal Besar yang mengarah ke Hangzhou, dibangun lebih dari 1.400 tahun yang lalu sebagai rute transportasi dan Proyek Transfer Air Selatan-Utara yang dimulai pada dekade terakhir untuk membawa air dari cekungan Sungai Yangtze.[butuh rujukan]

Dataran kawasan perkotaan selatan-tengah Beijing ketinggiannya sekitar 40-60 meter, porsinya relatif kecil tetapi meluas dari munisipalitas. Beijing memiliki jalan lingkar yang berlapis. Jalan Lingkar ke-2 mengelilingi tembok kota tua dan Jalan Lingkar ke-6 menghubungkan kota-kota satelit di pinggiran kota sekitarnya. Tiananmen dan Lapangan Tiananmen berada di pusat kota Beijing, tepat di selatan Kota Terlarang bekas kediaman para kaisar Tiongkok. Di sebelah barat Tiananmen terdapat Zhongnanhai, kediaman para pemimpin Tiongkok saat ini. Adimarga Chang'an yang memotong Tiananmen dengan Lapangan Tiananmen, membentuk poros timur-barat utama kota Beijing.[butuh rujukan]

Panorama kota

Panorama Kota Terlarang dilihat dari Taman Jingshan.
Pemandangan menjelang senja kawasan Beijing timur yang meliputi CBD Beijing, Taman Chaoyang dan Jalan Lingkar ke-5 Timur.

Arsitektur

Kota Terlarang.
Kuil Langit di awal abad ke-20.

Ada tiga gaya arsitektur yang dominan di kota Beijing. Pertama, arsitektur tradisional kekaisaran Tiongkok, contoh terbaiknya adalah Tiananmen (Gerbang Kedamaian Surgawi) yang menjadi ciri khas bangunan besar Republik Rakyat Tiongkok, Kota Terlarang, Kuil Leluhur Kekaisaran dan Kuil Langit. Kedua, bangunan bergaya "Sino-Sov" dengan struktur yang cenderung berbentuk kotak, dibangun antara 1950-an hingga 1970-an tetapi sering dibangun dengan konstruksi yang tidak begitu baik.[74] Terakhir adalah arsitektur modern, yang paling menonjol berada di kawasan CBD Beijing, Beijing timur seperti Markas Besar CCTV dan bangunan lainnya di sekitar pusat kota termasuk Stadion Nasional Beijing dan Teater Agung Nasional.[butuh rujukan]

Sejak 2007, bangunan di Beijing telah menerima penghargaan dari CTBUH Skyscraper Award untuk kategori bangunan tinggi secara keseluruhan terbaik sebanyak dua kali yaitu untuk gedung Linked Hybrid pada 2009 dan Markas Besar CCTV pada 2013. Kategori untuk bangunan tinggi secara keseluruhan terbaik hanya diberikan kepada satu bangunan di seluruh dunia setiap tahunnya oleh CTBUH Skyscraper award.[butuh rujukan]

Pada awal abad ke-21, Beijing telah mengalami pertumbuhan luar biasa dalam hal konstruksi bangunan baru, menampilkan berbagai gaya modern karya arsitek internasional, yang paling menonjol di kawasan CBD Beijing. Perpaduan antara desain 1950-an dengan gaya arsitektur neofuturistik dapat dilihat di Zona Seni 798 yang memadukan gaya lama dengan yang baru. Bangunan tertinggi di Beijing saat ini adalah Menara CITIC atau biasa disebut Zun Tiongkok setinggi 528 meter, sebelumnya adalah World Trade Center Tiongkok Menara III setinggi 330 meter. Keduanya berada di CBD Beijing.[butuh rujukan]

Lingkungan hutong, salah satu dari banyak lorong tradisional di pusat kota.

Beijing terkenal dengan model rumah yang disebut siheyuan, tempat tinggal besar yang memiliki halaman persegi di tengah bagian dalam yang dikelilingi oleh bangunan lainnya. Contoh siheyuan yang terkenal misalnya Kediaman Pangeran Gong dan Kediaman Soong Ching-ling. Siheyuan biasanya terhubung dengan lorong-lorong sempit yang disebut hutong, dengan posisi pada umumnya lurus dari timur ke barat sehingga pintu-pintu menghadap utara dan selatan sesuai dengan Feng Shui. Lebarnya bervariasi, ada yang sangat sempit hanya untuk 1-2 orang pejalan kaki yang bisa melintas bersamaan. Dulu, siheyuan dan hutong ada di mana-mana di seluruh Beijing, tetapi sekarang dengan cepat menghilang[75] karena telah digantikan oleh bangunan-bangunan gedung bertingkat tinggi.[76] Penduduk hutong yang terkena gusuran berhak untuk tinggal di gedung apartemen baru, setidaknya dengan ukuran yang sama dengan tempat tinggal mereka sebelumnya. Namun, banyak yang mengeluh karena nuansa komunitas tradisional dan kehidupan jalanan ala 'hutong' tetap tidak tergantikan,[77] selain itu unit apartemen yang mereka tempati sekarang umumnya adalah milik pemerintah bukan atas nama pribadi.[78]

Iklim

Suhu rata-rata tahunan Beijing dari 1970 hingga 2019 selama musim panas (Juni, Juli dan Agustus) dan musim dingin (Desember, Januari dan Februari). Data diperoleh dari stasiun cuaca ftp.ncdc.noaa.gov/pub/data/noaa/. Sebagai perbandingan, Anomali Suhu Permukaan Global naik sekitar satu derajat dalam periode waktu yang sama.

Kota ini memiliki iklim agak kering yang dipengaruhi oleh iklim benua lembap (klasifikasi iklim Köppen DWA), ditandai dengan musim panas yang sangat panas dan lembap karena angin muson Asia Timur dan musim dingin yang singkat tapi sangat dingin yang mencerminkan pengaruh besar antisiklon Siberia yang luas.[79] Pada musim semi dapat terjadi badai pasir yang bertiup dari Gurun Gobi melintasi stepa Mongolia disertai dengan kondisi suhu panas yang cepat dan umumnya kering. Musim gugur mirip dengan musim semi, merupakan musim transisi dengan curah hujan minimal. Suhu rata-rata harian bulanan pada Januari adalah −37 °C (−34,6 °F), Juli sekitar 262 °C (503,6 °F). Presipitasi rata-rata sekitar 570 mm (22 in) setiap tahunnya, dengan hampir tiga perempat dari total itu jatuh ke bumi berupa air hujan dari Juni hingga Agustus. Persentase kemungkinan sinar matahari bulanan berkisar antara 47% pada Juli hingga 65% pada Januari dan Februari, kota ini menerima 2.671 jam sinar matahari cerah setiap tahunnya. Cuaca ekstrem sejak 1951 adalah −27.4 °C pada musim dingin 22 Februari 1966 dan 41.9 °C pada musim panas 24 Juli 1999 (catatan tidak resmi menunjukkan 42.6 °C pada musim panas 15 Juni 1942).[80][81]

Masalah lingkungan

Beijing memiliki sejarah yang panjang terkait masalah lingkungan.[86] Antara tahun 2000 hingga 2009, jumlah kawasan urban Beijing meningkat empat kali lipat, yang bukan hanya meningkatkan emisi antropogenik, tetapi juga mengubah situasi meteorologis secara fundamental, bahkan jika tidak termasuk emisi gas buang masyarakat. Misalnya, permukaan albedo, kecepatan angin dan kelembapan di dekat permukaan mengalami penurunan, sedangkan permukaan tanah dan suhu udara yang dekat dengan permukaan termasuk pengenceran udara vertikal dan ozon mengalami peningkatan.[87] Dampak dari faktor gabungan antara urbanisasi dan polusi yang disebabkan oleh pembakaran bahan bakar fosil, Beijing sering mengalami masalah lingkungan yang serius sehingga menyebabkan masalah kesehatan bagi penduduknya. Pada 2013, kabut asap melanda Beijing dan sebagian besar wilayah bagian utara Tiongkok, berdampak terhadap 600 juta orang. Setelah kejadian "polusi yang mengejutkan" ini, polusi udara menjadi masalah ekonomi dan sosial yang penting di Tiongkok. Pemerintah Beijing mengumumkan langkah-langkah untuk mengurangi polusi udara, misalnya dengan menurunkan pangsa batu bara dari 24% pada 2012 menjadi 10% pada 2017, sementara pemerintah pusat memerintahkan agar kendaraan yang sangat berpolusi disingkirkan mulai 2015 hingga 2017 dan meningkatkan upaya transisi sistem energi ke sumber bersih.[88]

Kualitas udara

Penelitian bersama antara peneliti Amerika dengan Tiongkok pada 2006 menyimpulkan bahwa sebagian besar polusi kota berasal dari berbagai kota dan provinsi yang ada di sekitar Beijing. Rata-rata 35–60% dari ozon dapat ditelusuri hingga ke sumbernya yang berada di luar Beijing. Provinsi Shandong dan Tianjin memiliki "pengaruh signifikan terhadap kualitas udara Beijing",[89] sebagian karena aliran selatan/tenggara yang biasanya terjadi selama musim panas dan pegunungan yang ada di utara dan barat laut.

Polusi udara yang tercemar parah telah menyebabkan kabut asap yang meluas. Foto-foto ini diambil pada Agustus 2005, menunjukkan perbedaan kualitas udara Beijing yang kontras.

Hampir US$ 17 miliar telah dihabiskan untuk memenuhi janji pemerintah Tiongkok guna membersihkan udara Beijing dalam rangka persiapan perhelatan Olimpiade Musim Panas 2008.[90] Beijing menerapkan sejumlah skema peningkatan udara selama berlangsungnya Olimpiade, termasuk menghentikan pekerjaan di semua lokasi konstruksi, menutup banyak pabrik di Beijing secara permanen, menghentikan sementara industri di daerah tetangga, menutup beberapa pompa bensin,[91] penjatahan ganjil-genap nomor kendaraan bermotor,[92] mengurangi tarif bus dan Beijing Subway, membuka jalur kereta bawah tanah baru dan melarang kendaraan beremisi tinggi.[93][94] Kota ini mengerahkan 3.800 bus tenaga gas alam sehingga menjadikannya sebagai salah satu armada bus terbesar di dunia untuk jenis ini.[90] Beijing menjadi kota pertama di Tiongkok yang menerapkan standar emisi Euro 4.[95]

Pembakaran batu bara menyumbang sekitar 40% dari PM 2,5 di Beijing dan juga menjadi sumber utama nitrogen dan sulfur dioksida.[96] Sejak 2012, kota ini telah mengonversi pembangkit listrik batu bara menjadi pembakaran gas alam[97] yang bertujuan untuk membatasi konsumsi batu bara tahunan sebesar 20 juta ton. Pada 2011, kota ini membakar 26,3 juta ton batu bara, 73% di antaranya untuk pemanas dan pembangkit listrik sedangkan sisanya untuk industri.[97] Sebagian besar polusi udara kota berasal dari daerah tetangga.[96] Konsumsi batu bara di Tianjin yang berdekatan dengan Beijing, diperkirakan akan meningkat dari 48 menjadi 63 juta ton dari 2011 hingga 2015.[98] Provinsi Hebei membakar lebih dari 300 juta ton batu bara pada 2011, melebihi pembakaran batu bara di seluruh Jerman yang hanya 30% digunakan untuk pembangkit listrik, sisanya sebagian besar untuk pembuatan baja dan semen.[99] Konsumsi batu bara meningkat tiga kali lipat sejak tahun 2000 untuk pembangkit listrik di daerah penambangan batu bara di Shanxi, Mongolia Dalam dan Shaanxi, selain itu Shandong juga berkontribusi dalam masalah polusi udara di Beijing.[96] Shandong, Shanxi, Hebei dan Mongolia Dalam, masing-masing menempati peringkat ke-1 hingga ke-4 sebagai provinsi yang mengonsumsi batu bara terbesar di Tiongkok.[98] Terdapat empat pembangkit listrik tenaga batu bara utama di Beijing untuk menyediakan listrik serta pemanas selama musim dingin, yang pertama adalah (Pembangkit Listrik Panas Gaojing) tetapi sudah ditutup pada 2014,[100][101] dua lainnya ditutup pada Maret 2015 dan yang terakhir (Pembangkit Listrik Panas Huaneng) ditutup pada 2016.[100] Antara 2013 hingga 2017, kota ini berencana mengurangi 13 juta ton konsumsi batu bara dan membatasi konsumsi batu bara menjadi 15 juta ton pada 2015.[100]

Pemerintah terkadang menggunakan teknik penyemaian awan untuk meningkatkan peluang turunnya hujan di wilayah tersebut guna membersihkan udara sebelum acara besar, seperti sebelum parade peringatan 60 tahun berdirinya Republik Rakyat Tiongkok pada 2009[102] sekaligus mengatasi kondisi kekeringan. Baru-baru ini, pemerintah juga telah mengambil kebijakan seperti menutup sementara pabrik-pabrik dan menerapkan pembatasan yang lebih besar untuk penggunaan mobil di jalan, seperti fenomena "APEC Biru" sebelum dan selama berlangsungnya APEC Tiongkok 2014 dan apa yang dinamakan sebagai "parade biru" selama Parade Hari Kemenangan Tiongkok 2015.[103] Akan tetapi setelah acara-acara tersebut usai, kondisi udara di Beijing kembali ke tingkat yang tidak sehat seperti sebelumnya.

Kualitas udara Beijing sering dalam kategori buruk, terutama di musim dingin. Pada pertengahan Januari 2013, kualitas udara Beijing diukur dari atas gedung Kedutaan Besar Amerika Serikat di Beijing pada kepadatan PM2,5 dari 755 mikrogram per meter kubik, hasilnya menunjukkan 75 kali lipat lebih tinggi dari tingkat aman yang ditetapkan oleh WHO dan jauh di luar indeks kualitas udara Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat. Dilaporkan secara luas, awalnya melalui akun Twitter dengan kategori "sangat buruk" tetapi kemudian diubah menjadi "di luar indeks".[104]

Pada 8 dan 9 Desember 2015 Beijing menggunakan sistem peringatan kabut asap pertama yang mengakibatkan penutupan sebagian besar industri dan bisnis komersial lainnya di kota ini.[105] Setelah itu pada bulan lainnya dikeluarkan status "peringatan merah" kabut asap.[106]

Menurut pengumuman biro perlindungan lingkungan Beijing pada November 2016, mulai 2017 mobil-mobil tua yang sangat berpolusi akan dilarang beroperasi di jalanan jika "peringatan merah" kabut asap dikeluarkan di kota atau daerah tetangga.[107]

Dalam beberapa tahun terakhir, telah terjadi pengurangan polusi yang terukur setelah "perang melawan polusi" diumumkan pada 2014, hasilnya terjadi pengurangan 35% partikulat halus pada 2017.[108]

Interpretasi

Akibat tingginya tingkat polusi udara di Beijing, ada berbagai interpretasi dari berbagai sumber tentang masalah ini. Interpretasi polusi harian dari 27 stasiun pemantauan di sekitar kota dilaporkan dan ditampilkan dalam situs web Biro Perlindungan Lingkungan Beijing (BPLB).[109] Kedutaan Besar Amerika Serikat (KBAS) di Beijing juga melaporkan tingkat partikel halus (PM2,5) setiap jam dan ozon di Twitter.[110] BPLB dan KBAS mengukur polutan yang berbeda berdasarkan kriteria yang berbeda pula, sehingga tingkat polusi dan dampaknya terhadap kesehatan manusia yang dilaporkan oleh BPLB sering kali lebih rendah daripada yang dilaporkan oleh KBAS.[110]

Asap menyebabkan kerusakan dan berbahaya bagi penduduk. Polusi udara di Beijing secara langsung berdampak signifikan pada tingkat mobilitas penyakit kardiovaskular, pernapasan,[111] bahkan paparan terhadap konsentrasi besar udara yang tercemar dapat menyebabkan kematian.[112]

Polusi udara di Beijing 2016, diukur menurut Indeks Kualitas Udara
   Tercemar parah
   Sangat tercemar
   Cukup tercemar
   Sedikit tercemar
   Baik
   Sangat baik

Badai debu

Debu dari erosi gurun di Tiongkok utara dan barat laut menghasilkan badai debu musiman yang menjangkiti kota. Badan Modifikasi Cuaca Beijing kadang-kadang menggunakan hujan buatan untuk melawan badai debu semacam itu sekaligus mengurangi dampak buruknya.[113] Dalam empat bulan pertama tahun 2006, setidaknya telah terjadi delapan kali badai debu.[114] Pada bulan April 2002, dalam satu kali badai debu saja menebarkan hampir 50.000 ton debu ke kota sebelum bergerak ke Jepang dan Korea.[115]

Pemerintahan

Pemerintah Beijing diatur oleh Partai Komunis Tiongkok (PKT) lokal yang dipimpin oleh Sekretaris PKT Beijing (Hanzi: 北京市委书记). PKT lokal mengeluarkan perintah administratif, mengumpulkan pajak, mengelola ekonomi dan mengarahkan Komite Tetap Kongres Rakyat Kota untuk membuat keputusan kebijakan dan mengawasi pemerintah daerah.[butuh rujukan]

Pejabat pemerintah termasuk wali kota (Hanzi: 市长) dan wakil wali kota. Banyak kantor atau biro pemerintah yang fokus pada hukum, keamanan publik dan urusan lainnya. Sebagai ibu kota Tiongkok, Beijing menampung semua lembaga pemerintahan dan politik nasional yang penting, termasuk Kongres Rakyat Nasional.[116]

Divisi administratif

Munisipalitas Beijing saat ini terdiri dari 16 subdivisi setingkat county termasuk 16 urban, pinggiran kota dan distrik pedesaan. Pada 1 Juli 2010, Chongwen digabung dengan Distrik Dongcheng sedangkan Xuanwu digabung dengan Distrik Xicheng. Pada 13 November 2015, Miyun dan Yanqing ditingkatkan statusnya menjadi distrik.

Divisi administrasif Beijing
Kode divisi[117] Divisi Area dalam km2[118] Total populasi 2010[119] Populasi
Urban 2010[120]
Pusat administrasi Kode pos Subdivisi[121][perlu rujukan lengkap]
Subdistrik Kota praja Township
[n 1]
Komunitas perumahan Pedesaan
110000 Beijing 16.406,16 19.612.368 16.858.692 Dongcheng / Tongzhou 100000 149 143 38 2.538 3.857
110101 Dongcheng 41,82 919.253 Subdistrik Jingshan 100000 17     216  
110102 Xicheng 50,33 1.243.315 Subdistrik Jalan Jinrong 100000 15     259  
110105 Chaoyang 454,78 3.545.137 3.532.257 Subdistrik Chaowai 100000 24   19 358 5
110106 Fengtai 305,53 2.112.162 2.098.632 Subdistrik Fengtai 100000 16 2 3 254 73
110107 Shijingshan 84,38 616.083 Subdistrik Lugu 100000 9     130  
110108 Haidian 430,77 3.280.670 3.208.563 Subdistrik Haidian 100000 22 7   603 84
110109 Mentougou 1.447,85 290.476 248.547 Subdistrik Dayu 102300 4 9   124 179
110111 Fangshan 1994,73 944.832 635.282 Subdistrik Gongchen 102400 8 14 6 108 462
110112 Tongzhou 905,79 1.184.256 724.228 Subdistrik Beiyuan 101100 6 10 1 40 480
110113 Shunyi 1.019,51 876.620 471.459 Subdistrik Shengli 101300 6 19   61 449
110114 Changping 1342,47 1.660.501 1.310.617 Subdistrik Chengbei 102200 8 14   180 303
110115 Daxing 1.036,34 1.365.112 965.683 Subdistrik Xingfeng 102600 5 14   64 547
110116 Huairou 2.122,82 372.887 253.088 Subdistrik Longshan 101400 2 12 2 27 286
110117 Pinggu 948,24 415.958 219.850 Subdistrik Binhe 101200 2 14 2 23 275
110118 Miyun 2.225,92 467.680 257.449 Subdistrik Gulou 101500 2 17 1 57 338
110119 Yanqing 1.994,89 317.426 154.386 Subdistrik Rulin 102100 3 11 4 34 376
  1. ^ Termasuk daerah administrasi kota praja etnik dan daerah administrasi kota praja lainnya yang terkait subdivisi.
Danau Houhai dan Menara drum dan lonceng di Shichahai, Distrik Xicheng.
Wudaokou, tempat berkumpul populer bagi para mahasiswa, berlokasi di barat laut Beijing.
Taman Chaoyang di Distrik Chaoyang.
Shichahai di Distrik Xicheng, secara tradisional dianggap sebagai salah satu kawasan yang paling indah dan menawan di Beijing.

Kota praja

16 divisi setingkat county (distrik) yang ada di Beijing dibagi lagi menjadi 273 unit administratif tingkat ketiga yang lebih rendah: 119 kota praja, 24 daerah administrasi kota praja, 5 kota praja etnik dan 125 subdistrik. Kota praja yang ada di dalam munisipalitas Beijing tetapi di luar kawasan perkotaan adalah (tetapi garis batasnya tidak terlalu ketat):

Kawasan utama

Kawasan utama di Beijing, termasuk gerbang kota (dalam aksara Han sederhana berakhiran "门" berarti "gerbang" di tembok kota Beijing) yang sekarang kebanyakan sudah tidak ada lagi, antara lain:

Kehakiman dan Kejaksaan

Sistem peradilan di Beijing terdiri dari Mahkamah Agung Rakyat (yang merupakan pengadilan tertinggi di Tiongkok), Pengadilan Tinggi Rakyat Kota Beijing (Pengadilan tinggi rakyat lokal), 3 Pengadilan menengah rakyat, 14 Pengadilan dasar rakyat (terdapat di distrik dan county yang ada di kota Beijing), 1 Pengadilan menengah transportasi kereta api dan 1 Pengadilan dasar transportasi kereta api.

Pengadilan menengah rakyat No. 1 Beijing di Shijingshan mengawasi pengadilan dasar rakyat di Haidian, Shijingshan, Mentougou, Changping dan Yanqing.[122] Pengadilan menengah rakyat No. 2 di Fengtai mengawal proses pengadilan dasar rakyat di Dongcheng, Xicheng, Fengtai, Fangshan dan Daxing.[122] Pengadilan menengah rakyat No. 3 Beijing di Laiguangying merupakan yang terbaru dari tiga pengadilan tingkat menengah yang dibuka pada 21 Agustus 2013,[122] memantau pengadilan dasar rakyat di distrik Chaoyang, Tongzhou, Shunyi, Huairou, Pinggu dan Miyun.[122][123] Setiap pengadilan di Beijing memiliki kejaksaan rakyat yang sesuai dengan tingkatannya.

Misi diplomatik

171 negara membuka kantor kedutaan besar mereka di Beijing yang terkonsentrasi di Jianguomenwai, Sanlitun dan Liangmaqiao, di Distrik Chaoyang.

Beijing menjadi markas Organisasi Kerjasama Shanghai, menjadikannya sebagai kota yang penting bagi diplomasi internasional.

Ekonomi

Jalan Finansial Beijing, pusat ekonomi Beijing.

Per 2018, PDB Nominal Beijing adalah US$ 458 miliar (sekitar CN¥ 3 triliun) atau kurang lebih 3,45% dari PDB Tiongkok dan berada di peringkat ke-12 unit administrasi tingkat provinsi, PDB nominal per kapita sebesar US$ 21,261 (CN¥ 140,748) dan menempati peringkat ke-1 di Tiongkok.[124]

BUMN Tiongkok terkonsentrasi di ibu kota nasional Beijing yang pada 2013 memiliki lebih banyak markas besar perusahaan yang masuk dalam daftar Fortune Global 500 dibandingkan kota lain mana pun di dunia.[125] Beijing juga disebut sebagai "miliarder ibu kota dunia".[126][127]

Riwayat PDB Beijing dari 1978 – sekarang (SNA2008)[124]
(KKB dalam Yuan Tiongkok dikonversi ke dalam dolar internasional berdasarkan WEO IMF, Oktober 2017)[128]
Tahun PDB PDB per kapita (PDBpk)
berdasarkan populasi pertengahan tahun
Indeks referensi
PDB dalam juta Pertumbuhan
Riil
(%)
PDBpk Kurs
1 mata uang asing
terhadap CNY
CNY USD KKB
(Int'l$.)
CNY USD KKB
(Int'l$.)
USD 1 Int'l$. 1
(KKB)
2016 2.566.910 386.449 733.214 6,8 118.198 17.795 33.762 6,6423 3,5009
2015 2.368.570 380.285 667.297 6,9 109.602 17.597 30.878 6,2284 3,5495
2014 2.194.410 357.233 618.074 7,4 102.870 16.746 28.974 6,1428 3,5504
2013 2.033.010 328.265 568.372 7,7 97.178 15.691 27.168 6,1932 3,5769
2012 1.835.010 290.695 516.788 8,0 89.778 14.222 25.284 6,3125 3,5508
2011 1.662.790 257.446 474.337 8,1 83.547 12.935 23.833 6,4588 3,5055
2010 1.444.160 213.333 436.223 10,4 75.572 11.164 22.827 6,7695 3,3106
2009 1.241.900 181.804 393.317 10,0 68.405 10.014 21.664 6,8310 3,1575
2008 1.139.200 164.029 358.600 9,0 66.098 9.517 20.807 6,9451 3,1768
2007 1.007.190 132.455 334.071 14,4 61.470 8.084 20.389 7,6040 3,0149
2006 831.260 104.275 288.863 12,8 52.963 6.644 18.405 7,9718 2,8777
2005 714.140 87.178 249.787 12,3 47.127 5.753 16.484 8,1917 2,8590
2000 321.280 38.809 118.148 12,0 24.517 2.962 9.016 8,2784 2,7193
1995 150.770 18.054 55.239 12,0 12.690 1.520 4.649 8,3510 2,7294
1990 50.080 10.470 29.414 5,2 4.635 969 2.722 4,7832 1,7026
1985 25.710 8.755 18.342 8,7 2.643 900 1.886 2,9366 1,4017
1980 13.910 9.283 9.301 11,8 1.544 1.030 1.032 1,4984 1,4955
1978 10.880 6.462 10,5 1.257 747 1,6836
Xidan merupakan salah satu kawasan perbelanjaan tertua dan tersibuk di Beijing.
Zhongguancun merupakan pusat teknologi di Distrik Haidian.

Komposisi sektor ekonomi

Jalan Wangfujing adalah salah satu jalan tersibuk di Beijing, dikunjungi oleh hampir 100.000 orang setiap harinya (Agustus 2008).

Kota ini memiliki ekonomi pascaindustri yang didominasi oleh sektor tersier (layanan) yang menghasilkan 76,9% dari jumlah keluaran (output) diikuti oleh sektor sekunder (manufaktur, konstruksi) sebesar 22,2% dan sektor primer (pertanian, pertambangan) sebesar 0,8%.

Sektor jasa terdiversifikasi secara luas dalam bidang layanan profesional, teknologi informasi, lahan yasan komersial, penelitian ilmiah, lahan yasan perumahan, grosir dan eceran yang masing-masing berkontribusi setidaknya 6% terhadap perekonomian kota pada 2013.[129]

Subsektor tunggal terbesar masih berada di sektor industri, walaupun sebagian dari keseluruhan outputnya telah menyusut menjadi 18,1% pada 2013.[129] Campuran hasil industri telah berubah secara signifikan sejak 2010 ketika kota ini mengumumkan bahwa 140 perusahaan yang sangat mencemari lingkungan, energi dan sumber daya air akan dipindahkan dari kota dalam lima tahun ke depan.[130] Relokasi Capital Steel ke provinsi tetangga Hebei telah dimulai sejak 2005.[131][132] Pada 2013, output mobil, produk luar angkasa, semikonduktor, obat-obatan dan pengolahan makanan, semuanya meningkat.[129]

Tanah pertanian di sekitar Beijing, sayuran dan buah-buahan telah menggantikan biji-bijian sebagai tanaman utama yang sekarang marak ditanam.[129] Pada 2013, tonase sayuran, jamur yang dapat dimakan dan buah yang dipanen lebih dari tiga kali lipat ketimbang gandum.[129] Keseluruhan areal yang ditanami menyusut bersamaan dengan sebagian besar kategori produk karena lebih banyak lahan yang ditanami kembali dengan alasan lingkungan.[129]

Zona ekonomi

Kaki langit CBD Beijing.
Zhongguancun menjadi pusat teknologi di Distrik Haidian.

Pada 2006, pemerintah kota mengidentifikasi enam zona keluaran ekonomi kelas atas di sekitar Beijing sebagai mesin utama untuk pertumbuhan ekonomi lokal. Pada 2012, enam zona ekonomi menghasilkan 43,3% dari PDB kota, naik 36,5% dibandingkan 2007.[133][134] Keenam zona ekonomi tersebut adalah:

  1. Zhongguancun, desa silikon Tiongkok di Distrik Haidian barat laut kota, menjadi rumah bagi perusahaan teknologi baik yang sudah mapan maupun yang baru berdiri. Pada kuartal kedua 2014, dari 9.895 perusahaan yang terdaftar di salah satu dari enam zona ekonomi, sebanyak 6.150 berbasis di Zhongguancun.[135]
  2. Jalan Finansial Beijing, di Distrik Xicheng antara Fuxingmen dan Fuchengmen, dikelilingi oleh kantor-kantor pusat bank nasional dan perusahaan asuransi. Lembaga pengatur keuangan negara termasuk bank sentral, bank regulator, komisi sekuritas dan otoritas pertukaran valuta asing berada di kawasan ini.
  3. CBD Beijing, sebenarnya terletak di sebelah timur pusat kota, dekat kawasan kedutaan besar di sepanjang Jalan lingkar ke-3 antara Jalan Jianguomen Luar dan Jalan Chaoyangmen Luar. CBD Beijing menjadi rumah bagi banyak gedung perkantoran pencakar langit. Sebagian besar perusahaan asing dan firma layanan profesional kota ini berbasis di kawasan CBD Beijing.
  4. Kawasan Pengembangan Ekonomi dan Teknologi Beijing, sering disebut Yizhuang adalah kawasan industri yang membentang di Jalan lingkar ke-5 bagian selatan Distrik Daxing. Menjadi lokasi banyak perusahaan farmasi, teknologi informasi dan teknik bahan/material.[136]
  5. Zona Ekonomi Bandara Beijing dibangun pada 1993 dan mengelilingi Bandara Internasional Ibu Kota Beijing di Distrik Shunyi sebelah timur laut kota. Selain logistik, layanan penerbangan dan perusahaan dagang, di kawasan ini juga terdapat pabrik perakitan mobil Beijing.
  6. Zona Pusat Olimpiade Beijing mengelilingi zona hijau Olimpiade di utara pusat kota dan terus berkembang menjadi pusat konvensi hiburan, olahraga, pariwisata dan bisnis.

Distrik Shijingshan di pinggiran barat kota merupakan basis industri berat tradisional untuk pembuatan baja.[137] Pabrik kimia terkonsentrasi di daerah pinggiran ujung timur.

Demografi

Populasi historis
Tahun Jumlah
Pend.
  
±% p.a.  
1953 2.768.149—    
1964 7.568.495+9.57%
1982 9.230.687+1.11%
1990 10.819.407+2.00%
2000 13.569.194+2.29%
2010 19.612.368+3.75%
2013 21.150.000+2.55%
2014[138] 21.516.000+1.73%
Jumlah populasi dapat dipengaruhi oleh perubahan pada divisi administrasi.
Gereja Santo Yosef di Wangfujing.

Pada 2018, Beijing memiliki total populasi 21 juta jiwa lebih terdiri dari sekitar 18,251 juta tinggal di distrik atau kota praja dan 2,897 juta tinggal di perdesaan.[129] Wilayah metropolitan sekitarnya yang melingkupi diperkirakan oleh Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi memiliki populasi lebih dari 25 juta jiwa.[139][6]

Beijing menempati peringkat ke-2 berdasarkan jumlah penduduk urban setelah Shanghai dan peringkat ke-3 menurut jumlah penduduk munisipalitas setelah Shanghai dan Chongqing. Beijing juga menempati peringkat di antara kota-kota terpadat di dunia, reputasi yang telah dipegang kota ini selama 800 tahun terakhir terutama selama abad ke-15 hingga awal ke-19 ketika Beijing menjadi salah satu kota terbesar di dunia.

Sekitar 13 juta penduduk kota pada tahun 2013 memiliki izin Hukou sebagai penduduk permanen di Beijing,[129] sedangkan sisanya memiliki izin hukou di tempat lain dan tidak memenuhi syarat untuk menerima fasilitas dan manfaat sosial yang disediakan oleh pemerintah kota Beijing.[129]

Populasi meningkat pada 2013 sebesar 7% dibanding tahun sebelumnya dan melanjutkan kecenderungan pertumbuhan cepat selama satu dekade.[129] Total populasi 14,213 juta jiwa pada 2004.[140] Pertumbuhan populasi sebagian besar disebabkan oleh migrasi. pertumbuhan alami populasi pada 2013 hanya 0,441%, berdasarkan selisih tingkat kelahiran 8,93 dan angka kematian 4,52.[129] Rasio keseimbangan jenis kelamin di Beijing adalah 51,6% pria dan 48,4% wanita.[129]

Usia angkatan kerja mencapai hampir 80% dari populasi. Dibandingkan dengan tahun 2004, penduduk yang berusia 0-14 tahun turun dari 9,96% menjadi 9,5% pada 2013 dan penduduk yang berusia di atas 65 menurun dari 11,12% menjadi 9,2%.[129][140] Dari 2000 hingga 2010, persentase penduduk kota yang berpendidikan perguruan tinggi atau sederajat hampir mencapai dua kali lipat dari 16,8% menjadi 31,5%.[141] Sekitar 22,2% berpendidikan sekolah menengah atas dan 31% sekolah menengah pertama.[141]

Kawasan perbelanjaan Taikoo Li Sanlitun menjadi tujuan utama berbelanja baik bagi penduduk lokal maupun wisatawan.

Menurut sensus 2010, hampir 96% populasi Beijing adalah etnis Han.[141] Lima kelompok etnik minoritas terbesar di ibu kota berjumlah sekitar 800.000 jiwa terdiri dari Manchu (336.000), Hui (249.000), Korea (77.000), Mongol (37.000) dan Tujia (24.000).[142] Selain itu terdapat sekitar 8.045 penduduk Hong Kong, 500 penduduk Makau, 7.772 penduduk Taiwan dan 91.128 orang asing yang terdaftar tinggal di Beijing.[141] Sebuah studi yang dilakukan oleh Akademi Ilmu Pengetahuan Beijing memperkirakan bahwa pada 2010 terdapat rata-rata 200.000 orang asing yang tinggal di Beijing pada hari-hari tertentu termasuk pelajar, pelancong bisnis dan turis yang tidak termasuk sebagai penduduk terdaftar.[143]

Pada 2017, pemerintah Tiongkok mulai menerapkan kontrol populasi untuk kota Beijing dan Shanghai guna melawan apa yang disebut "penyakit kota besar" seperti kemacetan, polusi, kekurangan layanan pendidikan dan perawatan kesehatan. Dampak dari kebijakan ini, populasi Beijing menurun 20.000 jiwa dari 2016 hingga 2017.[144] Tempat tinggal penduduk yang berpenghasilan rendah di beberapa lingkungan perumahan yang padat dihancurkan dan dipindahkan secara paksa dari ibu kota dengan dalih baik legal maupun ilegal.[144] Populasi didistribusikan ke wilayah Jing-Jin-Ji dan Kawasan Baru Xiong'an, diperkirakan sebanyak 300.000-500.000 orang disebar di wilayah tersebut untuk bekerja di departemen penelitian pemerintah, universitas dan kantor pusat berbagai perusahaan.[145][146]

Pendidikan dan penelitian

Beijing adalah pusat inovasi ilmiah dan teknologi terkemuka di dunia dan menduduki peringkat sebagai kota No.1 di dunia dengan hasil penelitian ilmiah terbesar, sebagaimana penelusuran yang dilakukan oleh Nature Index sejak 2016.[28][147][29] Kota ini menjadi yang terdepan di dunia dengan pangsa artikel tertinggi yang diterbitkan pada bidang ilmu fisika, kimia, ilmu bumi & lingkungan, terutama yang terkait dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB.[148][149][150][151]

Sejumlah universitas paling bergengsi di Beijing secara konsisten menempati peringkat terbaik di Asia-Pasifik dan dunia, termasuk Universitas Peking, Universitas Tsinghua, Universitas Renmin Tiongkok, Universitas Normal Beijing, Universitas Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok, Universitas Beihang, Institut Teknologi Beijing, Universitas Pertanian Tiongkok, Universitas Minzu Tiongkok, Universitas Sains dan Teknologi Beijing, Universitas Teknologi Kimia Beijing dan Universitas Bisnis dan Ekonomi Internasional.[24][25][152][153] Universitas-universitas ini terpilih dalam "Proyek 985" atau "Proyek 211", proyek-proyek pendidikan yang dikelola oleh pemerintah Tiongkok guna membangun universitas kelas dunia.[154][155]

Beijing adalah rumah bagi dua universitas terbaik (Universitas Tsinghua dan Universitas Peking) di seluruh kawasan Asia-Oseania dan negara-negara berkembang, keduanya sama-sama menempati peringkat ke-16 dunia Times Higher Education World University Rankings 2022.[156][26][27] Keduanya juga merupakan anggota Liga 9 Universitas, sebuah aliansi universitas elit Tiongkok yang menawarkan pendidikan komprehensif dan terkemuka.[157] Kota ini juga merupakan pusat dari Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok, yang secara konsisten menduduki peringkat No.1 di dunia sebagai institusi penelitian versi Nature Index sejak daftar peringkat itu dibuat pada tahun 2016, oleh Nature Research.[158][159]

Sistem wajib belajar kota ini termasuk yang terbaik di dunia: pada tahun 2018, siswa berusia 15 tahun dari Beijing (bersama dengan Shanghai, Zhejiang dan Jiangsu) mengungguli semua siswa dari 78 negara peserta lainnya untuk semua kategori (matematika, membaca, dan sains) dalam Program Penilaian Pelajar Internasional, sebuah studi kinerja akademik di seluruh dunia yang dilakukan oleh OECD.[160]

Kebudayaan

Teater Agung Nasional.
Observatorium kuno.
Sebuah adegan dalam opera Peking.
Piring cloisonné dari era Dinasti Qing.
Koleksi kekaisaran Kota Terlarang.

Orang-orang asli kota Beijing berbicara dalam dialek Beijing yang termasuk subdivisi dari bahasa lisan Mandarin. Dialek ini merupakan dasar putonghua yaitu bahasa lisan standar yang digunakan di Tiongkok Daratan dan Taiwan, selain itu juga menjadi salah satu dari empat bahasa resmi di Singapura. Perdesaan di Beijing memiliki dialek mereka sendiri yang serupa dengan yang digunakan di provinsi Hebei.

Opera Peking merupakan salah satu jenis teater tradisional Tiongkok yang terkenal di seluruh dunia. Umumnya dipuji sebagai salah satu pencapaian tertinggi budaya Tiongkok, opera Peking dipentaskan dengan kombinasi lagu, dialog lisan dan berbagai aksi seperti gerakan, pertempuran dan akrobat. Sebagian besar opera Peking menggunakan dialek panggung kuno yang sangat berbeda baik dengan bahasa Mandarin standar maupun dialek Beijing modern.[161]

Masakan Beijing adalah gaya dan cara memasak khas Beijing. Bebek Peking bisa jadi sebagai hidangan yang paling terkenal. Fuling jiabing, makanan ringan tradisional Beijing berupa panekuk (bing) menyerupai bentuk cakram datar dengan isian yang terbuat dari fu ling, jamur yang sering digunakan dalam pengobatan tradisional Tiongkok. Rumah teh sangat umum di Beijing dan mudah ditemukan di mana-mana.

Cloisonné atau dalam bahasa Mandarin disebut jingtailan (Hanzi sederhana: 景泰蓝; Hanzi tradisional: 景泰藍; Pinyin: jǐngtàilán, secara harfiah "Biru Jingtai") adalah teknik dan tradisi pengerjaan logam yang menjadi ciri khas seni Beijing dan merupakan salah satu kerajinan tradisional yang paling dihormati di Tiongkok. Pembuatan cloisonné membutuhkan proses yang rumit dan terperinci mulai dari diketok dengan palu, lapisan tembaga, penyolderan, pengisian email, pembakaran email, pemolesan permukaan dan penyepuhan.[162] Barang pernis Beijing terkenal karena pola dan gambarnya yang rumit dan terperinci yang diukir di bagian permukaannya dan menggunakan berbagai teknik dekorasi vernis termasuk "pernis pahat" dan "emas ukiran".

Anak muda Beijing lebih tertarik pada kehidupan malam yang telah berkembang pesat dalam beberapa dekade terakhir, melanggar tradisi budaya sebelumnya yang praktis hanya bisa dinikmati oleh warga kelas atas.[163] Saat ini, Houhai, Sanlitun dan Wudaokou merupakan kawasan pusat hiburan malam favorit di Beijing.

Pada 2012, Beijing dinobatkan sebagai Kota Desain dan menjadi bagian dari Jaringan Kota Kreatif UNESCO.[164]

Tempat-tempat menarik

...kota ini tetap menjadi pusat tradisi dengan khazanah yang hampir berusia 2.000 tahun sebagai ibu kota kekaisaran yang masih terlihat di Kota Terlarang yang termasyhur dan juga di paviliun serta taman-taman kota yang subur...

Qianmen, jalan komersial tradisional di luar Gerbang Qian di sepanjang Sumbu Tengah selatan.
Kebun klasik di Beijing.

Kota Terlarang berlokasi tepat di jantung bersejarah Beijing, kompleks istana besar yang dulunya merupakan rumah para kaisar Dinasti Ming dan Qing.[166] Museum Istana yang berisi koleksi kekaisaran seni Tiongkok berada di dalam Kota Terlarang yang juga memiliki beberapa taman kekaisaran yang indah seperti Taman Beihai, Shichahai, Zhongnanhai, Jingshan dan Zhongshan. Taman-taman ini, khususnya Taman Beihai, dianggap sebagai maha karya seni Taman Tiongkok[167] dan menjadi objek tujuan wisata yang penting secara historis.[168] Zhongnanhai saat ini juga telah menjadi jantung politik pemerintah dan rezim Tiongkok sekaligus menjadi markas besar Partai Komunis Tiongkok dan Dewan Negara. Dari Lapangan Tiananmen yang berada tepat di seberang Kota Terlarang, terdapat beberapa situs terkenal seperti Tiananmen, Qianmen, Balai Agung Rakyat, Museum Nasional Tiongkok, Monumen Pahlawan Rakyat dan Mausoleum Mao Zedong. Reruntuhan Istana Musim Panas Lama dan Istana Musim Panas yang merupakan Situs Warisan Dunia UNESCO terletak di bagian barat Beijing,[169] berisi koleksi lengkap taman dan istana kekaisaran yang berfungsi sebagai tempat peristirahatan musim panas bagi keluarga kekaisaran Qing.

Hutong kuno di luar Gerbang Qianmen.

Di antara situs-situs keagamaan paling terkenal di Beijing adalah Kuil Langit yang juga merupakan Situs Warisan Dunia UNESCO terletak di tenggara kota,[170] kuil tempat para kaisar dari Dinasti Ming dan Qing melakukan ritus doa tahunan untuk merayakan hasil panen yang berlimpah. Di bagian utara kota terdapat Kuil Bumi (Ditan), sedangkan Kuil Matahari (Ritan) dan Kuil Bulan (Yuetan) masing-masing terletak di daerah perkotaan bagian timur dan barat. Situs-situs kuil terkenal lainnya termasuk Kuil Dongyue, Kuil Tanzhe, Kuil Miaoying, Kuil Awan Putih, Kuil Yonghe, Kuil Fayuan, Kuil Wanshou, Kuil Lonceng Besar, Kuil Konfusius dan Guozijian atau disebut Akademi Kekaisaran yang pada masa lampau digunakan sebagai sarana pendidikan kekaisaran berbasis Konfusius. Katedral Perawan Tak Bernoda dibangun pada 1605, merupakan gereja Katolik tertua di Beijing dan Masjid Niujie dengan sejarahnya yang terbentang lebih dari seribu tahun menjadi masjid tertua di Beijing.

Kuil Langit.

Selain itu, Beijing juga memiliki berbagai macam pagoda termasuk pagoda batu yang masih terawat dengan baik, seperti Pagoda Kuil Tianning yang menjulang tinggi, dibangun pada zaman Dinasti Liao dari 1100 hingga 1120 dan Pagoda Kuil Cishou dari zaman Dinasti Ming, dibangun pada 1576. Beberapa jembatan batu yang memiliki nilai historis penting seperti Jembatan Lugou abad ke-12, Jembatan Delapan Li (Baliqiao) abad ke-17 dan Jembatan Sabuk Giok abad ke-18. Observatorium Kuno Beijing menampilkan bidang prateleskopik yang berasal dari Dinasti Ming dan Qing. Taman Xiangshan adalah taman umum yang memiliki lanskap alami serta peninggalan tradisional dan budaya. Kebun Raya Beijing memiliki koleksi lebih dari 6.000 spesies tanaman termasuk beragam jenis pohon, tumbuhan perdu, bunga dan taman peony yang luas. Taoranting, Longtan, Chaoyang, Haidian, Milu dan Zizhu Yuan adalah beberapa taman rekreasi publik yang populer di Beijing. Kebun Binatang Beijing menjadi pusat penelitian zoologi dan memiliki koleksi hewan langka dari berbagai benua termasuk panda raksasa.

Di dalam Kota Terlarang.

Beijing memiliki 144 museum yang terdaftar per 2008,[171][172][173] selain Museum Istana di dalam Kota Terlarang dan Museum Nasional Tiongkok, museum besar lainnya adalah Museum Seni Nasional Tiongkok, Museum Ibu Kota, Museum Seni Beijing, Museum Militer Revolusi Rakyat Tiongkok, Museum Geologi Tiongkok, Museum Sejarah Alam Beijing dan Museum Paleozoologi Tiongkok.[173]

Tiga Belas Makam Dinasti Ming terletak di pinggiran kota tetapi masih termasuk wilayah munisipalitas Beijing, merupakan situs pemakaman mewah, rumit dan terperinci dari tiga belas kaisar Dinasti Ming yang telah ditetapkan sebagai Makam Kekaisaran Dinasti Ming dan Qing Situs Warisan Dunia UNESCO[174] dan situs arkeologis Manusia Peking di Zhoukoudian yang juga menjadi bagian dari Situs Warisan Dunia UNESCO,[175] memiliki banyak temuan arkeologi di antaranya spesimen pertama Homo erectus dan kumpulan tulang raksasa hyena Pachycrocuta brevirostris. Beberapa bagian Tembok Besar Situs Warisan Dunia UNESCO[176] yang berada di kota ini adalah Badaling, Jinshanling, Simatai dan Mutianyu.

Agama

Agama di Beijing (tahun 2010-an)

  Buddha (11.2%)
  Islam (1.76%)
  Kristen (0.78%)
Aula belakang Kuil Dewa Pelindung Kota.
Kuil Dewi di Gubeikou.
Kuil Dewa Api di Di'anmen.

Beijing kaya akan warisan berbagai macam agama seperti kepercayaan tradisional Tiongkok, Tao, Buddha, Konghucu, Islam dan Kristen yang kesemuanya memiliki sejarah yang signifikan di kota ini. Sebagai ibu kota nasional, Beijing menjadi kantor pusat Administrasi Negara Urusan Agama dan berbagai institusi agama-agama terkemuka yang disponsori oleh negara.[177] Dalam beberapa dekade terakhir, penduduk asing telah membawa agama lain ke Beijing.[177] Menurut Wang Zhiyun dari Akademi Ilmu Sosial Tiongkok pada 2010, terdapat 2,2 juta umat Buddha di kota ini atau setara dengan 11,2% dari total populasi.[178] Menurut Survei Sosial Umum Tiongkok 2009, penganut Kristen sebesar 0,78% dari populasi kota[179] dan menurut survei 2010, Muslim sebesar 1,76% dari populasi Beijing.[180]

Kepercayaan tradisional Tiongkok dan Taoisme

Beijing memiliki banyak kuil yang didedikasikan untuk dewa keagamaan maupun kepercayaan tradisional, banyak di antaranya sedang dibangun kembali atau diperbarui pada tahun 2000-an dan 2010-an. Tradisi persembahan tahunan kepada Tian (祭天; jìtiān) di Kuil Langit telah dilanjutkan oleh kelompok Konghucu pada 2010-an.

Beberapa kuil didedikasikan untuk pemujaan kepada Dewi (娘娘; Niángniáng), salah satunya di dekat Wisma Olimpiade dan mereka mengadakan ritual memutari pusat pemujaan utama di Gunung Miaofeng. Selain itu, ada juga kuil yang ditahbiskan untuk Dewa Naga, Raja Tabib (; Yàowáng), Guan Yu (Kwan Kong), Dewa Api (火神; Huǒshén), Dewa Kekayaan, kuil-kuil Chenghuangshen (Dewa Pelindung Kota) dan setidaknya satu kuil yang disucikan yaitu kuil poros jagat bintang biduk Kaisar Kuning (轩辕黄帝; Xuānyuán Huángdì) di Distrik Pinggu yang rencananya akan diperluas pada 2020 dan dibangun patung dewa yang akan menjadi salah satu patung tertinggi di dunia.[181][182] Banyak kuil yang dikelola oleh Asosiasi Tao Beijing, seperti Kuil Dewa Api Danau Shicha, tetapi ada juga kuil lainnya yang dikelola oleh komite lokal yang populer.

Asosiasi Tao Tiongkok (nasional) dan Sekolah Tinggi Taoisme Tiongkok berkantor pusat di Kuil Awan Putih Tao Quanzhen, yang didirikan pada 741 dan sudah beberapa kali dibangun kembali. Kuil Dongyue di luar Chaoyangmen merupakan kuil terbesar Tao Zhengyi di Beijing. Asosiasi Tao Beijing (lokal) berkantor pusat di Kuil Luzu dekat Fuxingmen.[183]

Buddhisme Asia Timur

Pagoda makam di Kuil Tanzhe.
Kuil Yonghe aliran Buddha Tibet.

11% dari populasi Beijing menganut Buddhisme Asia Timur. Asosiasi Buddha Tiongkok, sebuah badan pengawas negara yang mengawasi semua aktivitas institusi Buddhis di daratan Tiongkok, berkantor pusat di Kuil Guangji, sebuah kuil yang didirikan lebih dari 800 tahun yang lalu pada masa Dinasti Jin, sekarang berada di kawasan yang dinamakan Fuchengmen Dalam (阜成门内). Asosiasi Buddha Beijing bersama dengan Paduan Suara dan Orkestra Buddha bermarkas di Kuil Guanghua yang berasal dari Dinasti Yuan lebih dari 700 tahun yang lalu, sedangkan perpustakaannya bertempat di Kuil Fayuan dekat Caishikou. Kuil Fayuan yang berasal dari Dinasti Tang 1300 tahun yang lalu menjadi kuil tertua di kota Beijing. Kuil Tongjiao di kawasan Dongzhimen merupakan satu-satunya kuil untuk biksuni di Beijing.

Kuil Xihuang aslinya berasal dari Dinasti Liao. Pada 1651, kuil ini dibangun kembali atas perintah Kaisar Shunzhi dari Dinasti Qing untuk menjadi tempat tinggal Ngawang Lobsang Gyatso, Dalai Lama ke-5 selama kunjungannya ke Beijing. Sejak itu, kuil ini menjadi tuan rumah bagi Dalai Lama ke-13 serta Panchen Lama ke-6, ke-9 dan ke-10. Kaisar Qianlong menetapkan Kuil Yonghe sebagai Kuil Buddha Tibet terbesar di Beijing pada 1744 dan menjadi tempat tinggal sekaligus fasilitas penelitian bagi guru pembimbing Buddha Tibet bernama Rölpé Dorjé yang bergelar Changkya ketiga. Kuil Yonghe diambil dari nama Kaisar Yongzheng karena kuil itu dulunya merupakan kediaman masa kecilnya dan ketika menjadi kaisar, ia mengganti atap Kuil Yonghe dengan genteng glasir yang biasanya khusus digunakan untuk atap bangunan di istana kekaisaran.

Kuil Lingguang di Badachu, Perbukitan Barat, berasal dari zaman Dinasti Tang. Pagoda yang ada di kuil Zhaoxian (招仙塔), pertama kali dibangun pada 1071 selama Dinasti Liao untuk menyimpan relik gigi Buddha. Pagoda itu dihancurkan selama Pemberontakan Boxer dan gigi tersebut ditemukan di bagian fondasi pagoda, kemudian sebuah pagoda baru dibangun pada 1964. Enam kuil yaitu: Guangji, Guanghua, Tongjiao, Xihuang, Yonghe dan Lingguang ditetapkan sebagai Kuil Buddha Utama Nasional Han Tiongkok.

Selain itu, kuil-kuil terkenal lainnya di Beijing termasuk Kuil Tanzhe (merupakan kuil tertua di Beijing yang didirikan pada masa Dinasti Jin), Kuil Tianning (memiliki pagoda tertua di Beijing), Kuil Miaoying (terkenal sebagai produk zaman Dinasti Yuan yang dianggap era pagoda putih), Kuil Wanshou (sekaligus sebagai Museum Seni Beijing) dan Kuil Lonceng Besar (Kuil Dazhong).

Islam

Masjid Niujie.

Beijing memiliki sekitar 70 masjid yang diakui oleh Asosiasi Islam Tiongkok berkantor pusat di sebelah Masjid Niujie yang merupakan masjid tertua di Beijing.[184][185] Masjid Niujie didirikan pada 996 selama Dinasti Liao dan sering dikunjungi oleh pejabat Muslim.

Masjid terbesar [186] di Beijing adalah masjid ChangYing yang terletak di Distrik Chaoyang, dengan luas 8.400 m².

Masjid terkenal lainnya di kota tua termasuk Masjid Dongsi yang didirikan pada 1346, Masjid Huashi dibangun pada 1415, Masjid Nan Douya dekat Chaoyangmen, Masjid Jalan Jinshifang di Distrik Xicheng dan Masjid Dongzhimen.[187] Selain itu, terdapat juga masjid besar di komunitas Muslim terpencil seperti di Haidian, Madian, Tongzhou, Changping, Changying, Shijingshan dan Miyun. Institut Islam Tiongkok terletak di lingkungan Niujie di Distrik Xicheng.

Kekristenan

Gereja Juru Selamat, biasa disebut Gereja Xishiku, didirikan pada 1703.

Katolik

Pada 1289, John dari Monte Corvino datang ke Beijing sebagai misionaris Fransiskan atas perintah dari Paus. Setelah bertemu dan menerima dukungan dari Kublai Khan pada 1293, ia membangun gereja Katolik pertama di Beijing pada 1305. Asosiasi Katolik Patriotik Tiongkok (AKPT) yang berbasis di Houhai adalah badan pengawas pemerintah bagi umat Katolik di Tiongkok daratan. Gereja Katolik terkemuka di Beijing meliputi:

Seminari Nasional Gereja Katolik di Tiongkok berada di Distrik Daxing.

Protestan

Gereja Protestan paling awal di Beijing didirikan oleh para misionaris Britania Raya dan Amerika Serikat pada paruh kedua abad ke-19. Misionaris Protestan juga membuka sekolah, universitas dan rumah sakit yang telah menjadi institusi sipil yang penting. Sebagian besar gereja Protestan Beijing dihancurkan selama Pemberontakan Boxer, tetapi setelah itu dibangun kembali. Pada 1958, sebanyak 64 gereja Protestan di Beijing direorganisasi menjadi empat gereja dan diawasi oleh negara melalui Gerakan Patriotik Tiga Pendirian.

Ortodoks Timur

Terdapat sejumlah besar umat Kristen Ortodoks di Beijing. Ortodoks datang ke Beijing bersama dengan para tahanan Rusia akibat dari konflik Albazino pada abad ke-17.[188] Viktor, seorang uskup Beijing pada 1956 kembali ke Uni Soviet, sehingga katedral tua Beijing diambil alih oleh kedutaan besar Soviet dan kemudian dihancurkan. Pada 2007, kedutaan Rusia membangun sebuah gereja baru di bagian taman kedutaan untuk melayani umat Kristen Ortodoks Rusia yang ada di Beijing.

Media

Televisi dan radio

Gedung Kantor Pusat Televisi Sentral Tiongkok (CCTV) yang dijuluki "Celana Pendek Besar".

Televisi Beijing mengudara di saluran 1 hingga 10 dari Kantor Pusat Televisi Sentral Tiongkok (CCTV), jaringan televisi terbesar di Tiongkok dan berkantor pusat di Beijing. Tiga stasiun radio menyiarkan program dalam bahasa Inggris: Hit FM di gelombang FM 88,7, Easy FM milik Radio Internasional Tiongkok di gelombang FM 91,5 dan Radio 774 yang baru diluncurkan di gelombang AM 774. Stasiun Penyiaran Rakyat Beijing merupakan grup stasiun radio yang beroperasi di Beijing.

Pers

Koran terkenal Berita Malam Beijing (Hanzi: 北京晚报; Pinyin: Běijīng Wǎnbào) meliput berita tentang Beijing dalam bahasa Mandarin yang diterbitkan setiap sore. Surat kabar lainnya yang terbit di Beijing antara lain:

Tabloid harian berbahasa Inggris Global Times (Hanzi sederhana: 环球时报; Hanzi tradisional: 環球時報; Pinyin: Huánqiú Shíbào) dan koran China Daily (Hanzi: 中国日报; Pinyin: Zhōngguó Rìbào) selain itu ada juga koran mingguan berbahasa Inggris Beijing Weekend dan Beijing Today (Hanzi: 今日北京; Pinyin: Jīn rì běijīng).

Beberapa majalah berbahasa Inggris untuk pengunjung mancanegara dan komunitas ekspatriat seperti Time Out Beijing, City Weekend, Beijing This Month, Beijing Talk, That's Beijing dan The Beijinger.

Olahraga

Acara

Kembang api di atas tempat penyelenggaraan Olimpiade selama upacara pembukaan Olimpiade Musim Panas 2008.
Praktisi Tai chi (Taijiquan) di Taman Xiangshan.
Stadion Buruh pada malam hari dilihat dari Sanlitun.

Beijing telah sering menyelenggarakan berbagai acara olahraga baik internasional maupun nasional.[butuh rujukan] Pada tahun 2008, Beijing menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Panas 2008 setelah ditetapkan melalui proses pemilihan pada tahun 2001.[189] Beijing juga menjadi tuan rumah Paralimpiade Musim Panas 2008. Ajang olahraga internasional lainnya seperti Universiade 2001 dan Asian Games 1990. Kompetisi olahraga internasional meliputi Maraton Beijing (setiap tahun sejak 1981), Tenis China Open (1993–97, setiap tahun sejak 2004), Grand Prix Seluncur Indah ISU Piala Tiongkok (2003, 2004, 2005, 2008, 2009 dan 2010), Snooker Tiongkok Terbuka WPBSA (setiap tahun sejak 2005), Uni Sepeda Internasional Tour of Beijing (sejak 2011), Kejuaraan Tenis Meja Dunia 1961, Kejuaraan Dunia IBF 1987, Piala Asia AFC 2004 dan Piala Barclays Asia 2009. Beijing menjadi tuan rumah Kejuaraan Dunia Atletik 2015.[butuh rujukan]

Stadion Wukesong menjadi salah satu tempat utama untuk ajang Piala Dunia Basket FIBA 2019.[190]

Kota ini menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Nasional Tiongkok ke-2 1914 dan yang pertama menjadi tuan rumah empat kali berturut-turut Pekan Olahraga Nasional Tiongkok pada 1959, 1965, 1975, dan 1979. Beijing juga menjadi tuan rumah bersama Olimpiade Nasional 1993 dengan Sichuan dan Qingdao. Beijing sebagai tuan rumah Pekan Olahraga Petani Nasional Tiongkok pada 1988 dan Pesta Olahraga Minoritas Nasional ke-6 pada 1999.

Pada bulan November 2013, Beijing mencalokan diri menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin 2022.[191] Pada tanggal 31 Juli 2015, Komite Olimpiade Internasional menetapkan Beijing sebagai tuan rumah Olimpiade Musim Dingin 2022 dan menjadi kota pertama yang menjadi tuan rumah dua olimpiade baik Olimpiade Musim Panas maupun Olimpiade Musim Dingin serta Paralimpiade Musim Dingin 2022.[192]

Tempat

Tempat olahraga utama di Beijing termasuk Stadion Nasional yang sering disebut "Sarang Burung",[193][194] Pusat Akuatik Nasional yang dijuluki "Kubus Air", Stadion Indoor Nasional, semuanya ada di Zona hijau Olimpiade utara pusat kota, Stadion Wukesong di kawasan Wukesong sebelah barat pusat kota, Stadion Buruh dan Stadion Buruh Indoor di Sanlitun arah timur dari pusat kota dan Stadion Indoor Ibu Kota di Baishiqiao timur laut pusat kota. Selain itu, banyak universitas di kota ini yang memiliki fasilitas termasuk stadion olahraga sendiri.

Klub

Tim olahraga profesional yang berbasis di Beijing:

Beijing Olympians dari Asosiasi Bola Basket Amerika yang sebelumnya merupakan tim Asosiasi Bola Basket Tiongkok, tetap menggunakan nama tim mereka dan mempertahankan daftar para pemain Tiongkok terutama setelah pindah ke Maywood, California pada 2005.

Federasi Bandy Tiongkok berbasis di Beijing, salah satu dari beberapa kota di Tiongkok yang mengembangkan dan mengeksplorasi olahraga bandy.[195]

Transportasi

Stasiun Kereta Beijing merupakan stasiun kereta utama yang ada di Beijing.
Kereta Jalur 1, Beijing Subway merupakan salah satu jalur dari sistem angkutan cepat terpanjang dan tersibuk di dunia.
Sebuah bus AC beroperasi di Jalur 1 Beijing.

Beijing menjadi simpangan transportasi penting di Tiongkok Utara dengan enam Jalan lingkar, Jalan bebas hambatan terkendali sepanjang 1.167 km,[196] 15 Jalan bebas hambatan nasional, sembilan jalur kereta api konvensional dan lima jalur kereta berkecepatan tinggi berkumpul di kota ini.

Jalur kereta dan kereta berkecepatan tinggi

Beijing sebagai simpangan besar jaringan kereta Tiongkok. Sepuluh jalur kereta api konvensional tersebar dari kota dengan rute: Beijing-Shanghai (Jalur Jinghu), Beijing-Guangzhou (Jalur Jingguang), Beijing-Kowloon (Jalur Jingjiu), Beijing-Harbin (Jalur Jingha), Beijing-Qinhuangdao (Jalur Jingqin), Beijing-Baotou (Jalur Jingbao), Beijing-Chengde (Jalur Jingcheng), Beijing-Tongliao, Mongolia Dalam (Jalur Jingtong), Beijing-Yuanping, Shanxi (Jalur Jingyuan) dan Beijing-Shacheng, Hebei (Jalur Fengsha). Selain itu, Kereta Datong-Qinhuangdao juga melintasi kawasan utara kota Beijing.

Beijing juga memiliki 5 jalur kereta berkecepatan tinggi dengan rute: Beijing-Tianjin di buka pada 2008, Beijing-Shanghai (2011), Beijing-Guangzhou (2012), Beijing-Xiong'an (2019) dan Beijing-Zhangjiakou (2019).

Stasiun Kereta Beijing di malam hari.

Stasiun kereta api utama kota adalah Stasiun Kereta Beijing yang dibuka pada 1959, kemudian menyusul Stasiun Kereta Beijing Barat dibuka pada 1996 dan Stasiun Kereta Beijing Selatan yang dibangun kembali menjadi stasiun kereta berkecepatan tinggi pada 2008. Stasiun Kereta Beijing Utara, pertama kali dibangun pada 1905 dan diperluas pada 2009, Stasiun Kereta Qinghe dibangun pada 1905 dan direnovasi pada 2019, Stasiun Kereta Fengtai, Stasiun Kereta Chaoyang dan Stasiun Kereta Subpusat Beijing. Sebanyak 173 kereta tiba setiap hari di Stasiun Kereta Beijing, 232 kereta di Beijing Barat, 163 kereta di Beijing Selatan dan 22 kereta di Stasiun Utara.

Stasiun yang lebih kecil seperti Stasiun Kereta Beijing Timur dan Stasiun Bandara Daxing melayani lalu lintas penumpang komuter. Di pinggiran kota dan county Beijing, terdapat lebih dari 40 stasiun kereta api.[197]

Dari Beijing, layanan kereta penumpang tersedia dengan tujuan ke berbagai kota besar di Tiongkok. Layanan kereta internasional juga tersedia dengan tujuan ke Mongolia, Rusia, Vietnam dan Korea Utara. Kereta penumpang di Tiongkok diberi nomor sesuai dengan tujuan mereka yang terkait dengan Beijing.

Jalan raya utama

Rambu lalu lintas khas Beijing di persimpangan.

Beijing terhubung oleh jaringan jalan ke semua bagian Tiongkok sebagai bagian dari Jaringan Jalan Raya Nasional. Banyak Jalan bebas hambatan terkendali Tiongkok yang menghubungkan Beijing selain 15 Jalan Bebas Hambatan Nasional Tiongkok. Transportasi perkotaan Beijing bergantung pada "jalan lingkar" yang secara konsentris mengelilingi kota dan Kota Terlarang menjadi pusat geografis untuk jalan lingkar. Dilihat dari atas atau denah jalan lingkar Beijing berbentuk persegi bukan benar-benar berbentuk cincin atau lingkaran. Secara resmi tidak ada "Jalan lingkar 1", Jalan lingkar ke-2 menjadi jalan lingkar lapis pertama yang melingkari pusat kota bagian "dalam". Jalan lingkar cenderung menyerupai Jalan bebas hambatan terkendali secara progresif saat diperluas. Jalan lingkar ke-5 dan ke-6 menjadi Jalan bebas hambatan nasional yang terhubung ke jalan lain dengan beberapa simpangan. Jalan bebas hambatan terkendali yang menuju ke wilayah lainnya di Tiongkok umumnya dapat diakses melalui Jalan lingkar ke-3. Lingkar luar terakhir yaitu Jalan Tol Lingkar Wilayah Ibu Kota G95 telah dibuka pada 2018 dan akan diperluas hingga ke Tianjin dan Hebei.

Jalan-jalan yang ada di inti perkotaan Beijing umumnya mengikuti pola kotak-kotak warisan dari ibu kota kuno. Banyak jalan raya dan adimarga di Beijing yang masih dinamai dengan embel-embel kata "dalam" atau "luar" karena berpatokan dari kawasan yang dulunya berada di "dalam" atau di "luar" tembok kota Beijing dan menggunakan kata akhiran "mén" (门/門, gerbang), walaupun saat ini sebagian besar gerbang-gerbang itu sudah tidak ada lagi.

Bus gandeng merupakan armada Bus Beijing.

Kemacetan lalu lintas menjadi masalah utama bahkan di luar jam sibuk beberapa ruas jalan masih tetap macet. Tata letak desain kota Beijing semakin memperburuk masalah transportasi.[198] Pihak berwenang telah memperkenalkan beberapa jalur bus yang hanya dapat digunakan oleh bus umum selama jam sibuk. Pada awal 2010, Beijing memiliki 4 juta mobil yang terdaftar.[199] Pada akhir 2010, pemerintah memperkirakan 5 juta unit. Pada 2010, pendaftaran mobil baru di Beijing rata-rata 15.500 unit per minggu.[200]

Menjelang akhir 2010, pemerintah kota mengumumkan serangkaian langkah drastis untuk mengatasi kemacetan lalu lintas, termasuk membatasi jumlah pelat nomor baru yang dikeluarkan untuk mobil penumpang menjadi 20.000 sebulan dan melarang mobil dengan pelat non-Beijing memasuki Jalan lingkar ke-5 pada jam sibuk.[201] Peraturan yang lebih ketat juga diberlakukan jika ada perhelatan besar atau cuaca dalam kondisi yang sangat tercemar.

Rambu-rambu jalan mulai distandardisasi dengan menggunakan aksara Han dan bahasa Inggris, nama-nama lokasi juga mulai menggunakan pinyin sejak 2008.[202]

Udara

Bandara Internasional Ibu Kota Beijing

Terminal 3 Bandara Internasional Ibu Kota Beijing.
Terminal 3 Bandara Internasional Ibu Kota Beijing.
Bandar Udara Internasional Daxing Beijing.

Beijing memiliki dua bandara internasional terbesar di dunia. Bandara Internasional Ibu Kota Beijing (IATA: PEK) bandara tersibuk kedua di dunia berdasarkan banyaknya lalu lintas penumpang setelah Bandara Internasional Hartsfield-Jackson di Atlanta, Amerika Serikat.[17] Berjarak sekitar 32 km timur laut dari pusat kota Beijing dan terletak di Distrik Chaoyang berbatasan dengan Distrik Shunyi. Terminal 3 bandara ini dibangun selama renovasi perluasan menyambut Olimpiade Musim Panas 2008 saat ini menjadi salah satu terminal terbesar di dunia. Selain itu Bandara Ibu Kota menjadi bandara pusat simpangan utama maskapai Air China dan Hainan Airlines. Jalan bebas hambatan terkendali bandara dan jal tol bandara ke-2 masing-masing terhubung ke Bandara Ibu Kota dari arah timur dan timur laut pusat kota. Waktu tempuh dari pusat kota ke bandara ini sekitar 40 menit dalam kondisi lalu lintas normal. Airport Express, Beijing Subway dan Bus Bandara Ibu Kota Beijing juga melayani Bandara Ibu Kota.

Bandara Internasional Daxing Beijing

Bandara Internasional Daxing Beijing (IATA :PKX) dibuka pada 25 September 2019. Terletak 46 km selatan pusat kota Beijing, di Distrik Daxing yang berbatasan dengan kota Langfang, Provinsi Hebei.[203][204][205] Bandara Daxing memiliki salah satu bangunan terminal terbesar di dunia dan diharapkan menjadi bandara utama yang melayani Beijing, Tianjin, dan Provinsi Hebei utara. Bandara Daxing terhubung ke pusat kota melalui Kereta antarkota Beijing-Xiong'an, Jalur Metro Bandara Daxing Beijing dan dua jalan bebas hambatan terkendali.

Bandara lain

Dengan dibukanya Bandara Daxing maka Bandara Nanyuan Beijing (IATA: NAY) yang terletak 13 km selatan pusat kota Beijing, di Distrik Fengtai, telah ditutup untuk layanan maskapai sipil. Bandara lainnya yang ada di kota Liangxiang, Xijiao, Shahe dan Badaling digunakan untuk militer.

Persyaratan visa untuk penumpang udara

Mulai 1 Januari 2013, diberlakukan bebas visa selama 72 jam di Beijing untuk wisatawan dari 45 negara yaitu Singapura, Jepang, Amerika Serikat, Kanada, semua negara Uni Eropa (kecuali Norwegia dan Liechtenstein), semua negara Uni Emirat Arab, Swiss, Brasil, Argentina dan Australia. Program ini bermanfaat bagi para pengunjung transit dan bisnis,[206] 72 jam dihitung mulai dari saat pengunjung menerima tanda izin tinggal transit mereka bukan dari waktu kedatangan pesawat mereka. Pengunjung asing tersebut tidak diizinkan untuk meninggalkan Beijing menuju kota-kota Tiongkok lainnya selama 72 jam.[207]

Transportasi Publik

Peron 5 di Stasiun Dongdan.

Beijing Subway mulai beroperasi pada 1969, sekarang memiliki 23 jalur dengan 404 stasiun dan jalur sepanjang 699,3 km yang menjadi jalur kereta bawah tanah terpanjang di dunia dan mengangkut penumpang terbanyak pertahunnya yaitu 3,66 miliar penumpang pada 2016. Tarif rata-rata yang dikenakan sebesar ¥ 2,00 (sekitar Rp.4.200/kurs Juli 2020) per perjalanan dengan transfer tanpa batas di semua stasiun kecuali Airport Express, kereta bawah tanah juga menjadi transportasi rel dalam kota yang paling terjangkau. Rencana akan terus dikembangkan dan mencapai 30 jalur, 450 stasiun dan rel sepanjang 1.050 km pada 2022. Jika sudah rampung sepenuhnya makan 95% penduduk di dalam Jalan lingkar ke-4 dapat berjalan ke stasiun paling lama 15 menit.[208] Jalur kereta pinggiran kota Beijing menyediakan layanan kereta komuter ke pinggiran kota yang terpencil.

Pada 28 Desember 2014, Beijing Subway beralih ke sistem tarif berbasis jarak bukan lagi menggunakan tarif tetap untuk semua jalur kecuali Airport Express.[209] Dengan sistem baru ini maka perjalanan di bawah 6 km akan dikenakan biaya ¥ 3,00 (sekitar Rp.6.300/kurs Juli 2020), 6 km berikutnya dikenakan tambahan ¥ 1,00 (sekitar Rp.2.100/kurs Juli 2020) setelah itu setiap 10 km berikutnya dikenakan ¥ 1,00. Misalnya total perjalanan 50 km, maka total biayanya ¥ 8.00 (sekitar Rp.16.800/kurs Juli 2020)

Hampir 1.000 unit Bus Beijing dan Bus listrik yang beroperasi di Beijing, termasuk empat Bus Rapid Transit. Tarif bus standar ¥ 1,00 menggunakan metrocard Yikatong.

Taksi

Meteran taksi di Beijing mulai dari ¥ 13 untuk 3 km pertama, ¥ 2,3 per 1 km berikutnya dan tambahan ¥ 1 per perjalanan sebagai biaya bahan bakar, tidak termasuk biaya tambahan macet ¥ 2,3 (¥ 4,6 selama jam-jam sibuk, jam 7-9 pagi dan 5–7 sore) per 5 menit atau taksi berjalan dengan kecepatan di bawah 12 km per jam. Kebanyakan merek unit taksi yang digunakan adalah Hyundai Elantra, Hyundai Sonata, Peugeot, Citroën dan Volkswagen Jetta. Setelah 15 km, tarif dasar naik sebesar 50%. Berbagai macam perusahaan taksi memiliki kombinasi warna khusus yang dilukis pada kendaraan mereka. Biasanya taksi terdaftar berwarna cokelat kekuningan sebagai warna dasar, dengan warna biru Prusia, putih, ungu, abu-abu atau hijau laut. Antara pukul 11.00 hingga 17.00 juga dikenakan biaya tambahan 20%. Perjalanan sejauh lebih dari 15 km antara pukul 23:00 hingga 06:00 dikenakan biaya peningkatan sebesar 80% dari biaya normal. Biaya perjalanan ke luar batas kota Beijing harus dinegosiasikan dengan pengemudi. Biaya taksi yang tidak terdaftar juga harus dinegosiasikan dengan pengemudi.

Sepeda

Pengendara sepeda saat jam sibuk di Adimarga Chang'an.

Beijing telah lama terkenal dengan jumlah sepeda di jalanannya. Meskipun peningkatan lalu lintas kendaraan bermotor telah menciptakan banyak kemacetan dan penggunaan sepeda telah menurun, akan tetapi sepeda masih menjadi bentuk transportasi lokal yang penting. Banyak pengendara sepeda dapat dilihat di sebagian besar jalan di kota dan sebagian besar jalan utama memiliki jalur sepeda. Jalanan di Beijing relatif datar sehingga nyaman untuk bersepeda dan sangat mungkin untuk bersepeda ke sebagian besar kota. Munculnya sepeda listrik dan skuter listrik telah membawa kebangkitan dalam transportasi roda dua. Akibat kemacetan lalu lintas yang semakin meningkat, pihak berwenang telah mengindikasikan bahwa mereka ingin mendorong masyarakat untuk bersepeda, tetapi belum jelas apakah akan benar-benar dilaksanakan secara signifikan.[210] Pada 30 Maret 2019, jalur khusus sepeda sepanjang 6,5 kilometer dibuka guna mengurangi kemacetan lalu lintas antara Huilongguan dan Shangdi yang banyak terdapat kantor perusahaan teknologi tinggi.[211] Kebangkitan popularitas bersepeda dipicu oleh munculnya sejumlah besar aplikasi berbasis penyewaan sepeda seperti Mobike, Bluegogo dan Ofo sejak 2016.[212]

Pertahanan dan kedirgantaraan

KJ-2000 dan J-10 memulai formasi terbang lintas (flypast) pada acara Peringatan HUT ke-70 Republik Rakyat Tiongkok.

Markas komando pasukan militer Tiongkok berbasis di Beijing. Komisi Militer Pusat, organ politik yang bertanggung jawab atas militer, ditempatkan di dalam Kementerian Pertahanan Nasional yang terletak di sebelah Museum Militer Revolusi Rakyat Tiongkok di Beijing barat. Pasukan Artileri Kedua yang mengendalikan rudal strategis Tiongkok, basis komandonya di Qinghe, Distrik Haidian. Markas besar Komando Militer Pusat berbasis di barat Gaojing bertugas mengawasi garnisun ibu kota Beijing dan Tentara Pembebasan Rakyat (TPR) ke-27, ke-38 dan ke-65 yang berbasis di Hebei.

Institusi militer di Beijing juga memiliki akademi dan wadah pemikir seperti Universitas Pertahanan Nasional TPR dan Akademi Ilmu Militer TPR, rumah sakit militer 301 dan 307, Akademi Ilmu Kedokteran Militer serta entitas budaya yang berafiliasi dengan tentara seperti Studio Film 1 Agustus dan Ansambel Lagu dan Tari TPR.

Badan Administrasi Antariksa Nasional Tiongkok yang mengawasi program luar angkasa nasional dan beberapa perusahaan BUMN Tiongkok yang terkait dengan ruang angkasa seperti CASTC dan CASIC, semuanya berbasis di Beijing. Pusat Kontrol dan Komando Dirgantara Beijing yang berada di Distrik Haidian melacak pesawat berawak dan tak berawak serta eksplorasi ruang angkasa lainnya.

Alam dan margasatwa

Munisipalitas Beijing memiliki 20 cagar alam dengan luas total 1,339.7 km².[213] Gunung-gunung di sebelah barat dan utara kota adalah rumah bagi sejumlah spesies satwa liar yang dilindungi termasuk macan tutul, kucing kuwuk, serigala, rubah merah, babi celeng, musang bulan, anjing rakun, babi batang, cerpelai Siberia, landak Amur, rusa roe dan ular jali mandarin.[214][215][216] Pusat Konservasi dan Penyelamatan Satwa Liar Akuatik Beijing melindungi salamander raksasa Tiongkok, ikan stickleback Amur dan bebek mandarin di Sungai Huaijiu dan Huaisha di Distrik Huairou.[217] Taman Milu di selatan kota menjadi rumah bagi salah satu kawanan terbesar rusa Père David, yang sekarang sudah punah di alam liar. Kelelawar telinga lebar Beijing merupakan spesies kelelawar vesper yang ditemukan di gua-gua yang ada di Distrik Fangshan pada 2001 dan diidentifikasi sebagai spesies yang berbeda pada 2007, menjadi endemik Beijing. Gunung-gunung Fangshan juga merupakan habitat bagi lasiwen Peking, lasiwen besar, kelelawar tapal kuda besar dan lasiwen kaki besar Rickett.[218]

Setiap tahun, Beijing menampung sekitar 200–300 spesies migrasi burung termasuk burung jenjang Eurasia, camar kepala hitam, angsa, itik melewar, kangkok erasia dan burung bunting dada kuning yang terancam punah.[219][220] Mei 2016, kangkok erasia yang bersarang di lahan basah Cuihu (Haidian), Hanshiqiao (Shunyi), Yeyahu (Yanqing) telah diberi tanda dan terlacak terbang jauh hingga ke India, Kenya dan Mozambik.[221][222] Pada musim gugur 2016, Polisi Hutan Beijing melakukan kampanye selama sebulan untuk menindak perburuan ilegal dan menjerat para penjual burung-burung yang bermigrasi di pasar burung setempat.[220] Lebih dari 1.000 burung yang berhasil diselamatkan dari spesies yang dilindungi termasuk genus burung merpati streptopelia, siskin Eurasia, kerak jambul, gelatik batu bara dan gelatik batu kelabu yang kemudian diserahkan ke Perlindungan dan Penyelamatan Satwa Liar Beijing untuk dikembalikan ke alam liar nantinya.[220][223]

Bunga-bunga khas Beijing adalah mawar Tiongkok dan seruni.[224] Pohon-pohon kota meliputi arborvitae oriental, pohon cemara dari famili cupressaceae dan pohon pagoda yang sering disebut pohon pelajar Tiongkok, termasuk tumbuhan peluruh dari famili fabaceae.[224] Pohon pagoda tertua di Beijing sekarang berada di tempat yang dinamakan Taman Beihai yang dibangun pada masa Dinasti Tang.[225]

Hubungan internasional

Kota kembar

Beijing memiliki beberapa kota kembar di seluruh dunia, sebagian besar merupakan ibu kota negara tersebut:[226][227]

Rekan Kota

Beijing memiliki dua rekan kota, di Eropa

Catatan dan referensi

  1. ^ a b c d "Township divisions". ebeijing.gov.cn. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 September 2009. Diakses tanggal 22 July 2009. 
  2. ^ "Doing Business in China – Survey". Ministry Of Commerce – People's Republic Of China. Diarsipkan dari versi asli tanggal 26 May 2014. Diakses tanggal 5 August 2013. 
  3. ^ Cox, W. (2018). Demographia World Urban Areas. 14th Annual Edition (PDF). St. Louis: Demographia. hlm. 22. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 3 May 2018. Diakses tanggal 15 June 2018. 
  4. ^ "Beijing Municipal Bureau of Statistics and NBS Survey Office in Beijing" (dalam bahasa Inggris). Beijing Municipal Bureau of Statistics. 23 January 2019. Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 January 2019. Diakses tanggal 24 January 2019. 
  5. ^ Cox, W. (2018). Demographia World Urban Areas. 14th Annual Edition (PDF). St. Louis: Demographia. hlm. 22. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 3 May 2018. Diakses tanggal 15 June 2018. 
  6. ^ a b OECD Urban Policy Reviews: China 2015, OECD READ edition. OECD iLibrary. OECD Urban Policy Reviews (dalam bahasa Inggris). OECD. 2015. hlm. 37. doi:10.1787/9789264230040-en. ISBN 978-92-64-23003-3. ISSN 2306-9341. Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 March 2017. Diakses tanggal 8 December 2017.  Linked from the OECD here Diarsipkan 9 December 2017 di Wayback Machine.
  7. ^ GDP-2019 is a preliminary data, and GDP-2018 is a revision based on the 2018 CASEN: "Home - Regional - Quarterly by Province" (Siaran pers). China NBS. 15 April 2020. Diakses tanggal 15 April 2020.  "Salinan arsip". Archived from the original on 2020-03-30. Diakses tanggal 2020-06-23. 
  8. ^ "Subnational Human Development Index". Global Data Lab China. 2020. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-09-23. Diakses tanggal 9 April 2020. 
  9. ^ Loaned earlier via French "Pékin".
  10. ^ "Beijing". Merriam-Webster.com. Merriam-Webster, Incorporated. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 August 2017. Diakses tanggal 29 August 2017. 
  11. ^ a b Wells, John (3 April 2008). Longman Pronunciation Dictionary (edisi ke-3rd). Pearson Longman. ISBN 978-1-4058-8118-0. 
  12. ^ China Postal Album: Showing the Postal Establishments and Postal Routes in Each Province, 1st ed., Shanghai: Directorate General of Posts, 1907 
  13. ^ "Beijing population reaches 21 million". Global Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-05-19. Diakses tanggal 2016-05-26. 
  14. ^ Figures based on 2006 statistics published in 2007 National Statistical Yearbook of China and available online at 2006年中国乡村人口数 中国人口与发展研究中心 (archive). Retrieved 21 April 2009.
  15. ^ "Basic Information". Beijing Municipal Bureau of Statistics. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-03-13. Diakses tanggal 9 February 2008. 
  16. ^ a b c d "Beijing". The Columbia Encyclopedia (edisi ke-6th). 2008. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-02-12. Diakses tanggal 2011-08-15. 
  17. ^ a b "Year to date Passenger Traffic". Airports Council International. 23 June 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 January 2017. Diakses tanggal 26 June 2014. 
  18. ^ "Peking (Beijing)". Encyclopædia Britannica. 25 (edisi ke-15th edition, Macropædia). hlm. 468. 
  19. ^ "Top Ten Cities Through History". things made unthinkable. Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 January 2013. Diakses tanggal 28 November 2016. 
  20. ^ "Beijing". Encyclopædia Britannica. Encyclopædia Britannica Online. Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 June 2008. Diakses tanggal 3 August 2008. 
  21. ^ "Beijing". World Book Encyclopedia. 2008. Diarsipkan dari versi asli tanggal 19 May 2008. Diakses tanggal 7 August 2008. 
  22. ^ 走进北京七大世界文化遗产 – 千龙网. qianlong.com (dalam bahasa Tionghoa). 18 August 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 November 2014. Diakses tanggal 21 November 2014. 
  23. ^ 2015年北京市高校名单(共91所). gaokao.com. 22 May 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 November 2016. Diakses tanggal 29 November 2016. 
  24. ^ a b "Top 10 institutions in Beijing". www.natureindex.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-09-20. Diakses tanggal 2020-09-27. 
  25. ^ a b "US News Best Global Universities in Beijing". US News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-11-06. Diakses tanggal 2021-09-30. 
  26. ^ a b "Asia University Rankings". Times Higher Education (THE) (dalam bahasa Inggris). 2020-05-28. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-06-04. Diakses tanggal 2020-09-27. 
  27. ^ a b "Emerging Economies". Times Higher Education (THE) (dalam bahasa Inggris). 2020-01-22. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-02-20. Diakses tanggal 2020-09-13. 
  28. ^ a b Jia, Hepeng (2020-09-19). "Beijing, the seat of science capital". Nature (dalam bahasa Inggris). 585 (7826): S52–S54. Bibcode:2020Natur.585S..52J. doi:10.1038/d41586-020-02577-xalt=Dapat diakses gratis. 
  29. ^ a b jknotts (2020-09-25). "Beijing Defends its Title as World's Top City for Scientific Research". www.thebeijinger.com (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-09-27. Diakses tanggal 2020-09-27. 
  30. ^ "Beijing and Zhangjiakou launch joint bid to host 2022 Winter Olympic Games". insidethegames.biz. Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 November 2013. Diakses tanggal 5 November 2013. 
  31. ^ a b "IOC awards 2022 Winter Olympics to Beijing". Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 July 2017. Diakses tanggal 24 August 2017. 
  32. ^ a b Hucker, Charles O. "Governmental Organization of The Ming Dynasty Diarsipkan 2022-03-27 di Wayback Machine.", p. 5–6. Harvard Journal of Asiatic Studies, Vol. 21 (Dec. 1958). Harvard-Yenching Institute. Retrieved 20 October 2012.
  33. ^ Lane Harris (2008). "A 'Lasting Boon to All': A Note on the Postal Romanization of Place Names, 1896–1949". Twentieth Century China. 34 (1): 96–109. doi:10.1353/tcc.0.0007. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-10-05. Diakses tanggal 2016-05-29. 
  34. ^ Baxter, Wm. H. & Sagart, Laurent. Baxter–Sagart Old Chinese ReconstructionPDF (1.93 MB), p. 63. 2011. Retrieved 11 October 2011. Diarsipkan 20120425064509 di crlao.ehess.fr Galat: URL arsip tidak dikenal
  35. ^ a b Coblin, W. South. "A Brief History of Mandarin". Journal of the American Oriental Society 120, no. 4 (2000): 537–52.
  36. ^ Standardization Administration of China (SAC). "GB/T-2260: Codes for the administrative divisions of the People's Republic of China Diarsipkan 2017-02-22 di Wayback Machine.."
  37. ^ Li, Dray-Novey & Kong 2007, hlm. 7
  38. ^ Denis Twitchett, Herbert Franke, John K. Fairbank, in The Cambridge History of China: Volume 6, Alien Regimes and Border States (Cambridge: Cambridge University Press, 1994), p 454.
  39. ^ "Beijing". UNESCO. 17 Mei 2019. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-07-29. Diakses tanggal 2020-04-16. 
  40. ^ "Beijing's History". China Internet Information Center. Diarsipkan dari versi asli tanggal 1 May 2008. Diakses tanggal 1 May 2008. 
  41. ^ Haw, Stephen. Beijing: A Concise History. Routledge, 2007. p. 136.
  42. ^ Grousset, Rene (1970). The Empire of the SteppesPerlu mendaftar (gratis). Rutgers University Press. hlm. 58. ISBN 978-0-8135-1304-1. 
  43. ^ a b c "Beijing – Historical Background". The Economist. 2007. Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 May 2007. 
  44. ^ Brian Hook, Beijing and Tianjin: Towards a Millennial Megalopolis, p. 2
  45. ^ 元大都土城遗址公园. Tuniu.com (dalam bahasa Tionghoa). Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 February 2009. Diakses tanggal 15 June 2008. 
  46. ^ Ebrey, Patricia Buckley. The Cambridge Illustrated History of China. Cambridge: Cambridge University Press, 1999. ISBN 0-521-66991-X
  47. ^ Li, Dray-Novey & Kong 2007, hlm. 23
  48. ^ "An Illustrated Survey of Dikes and Dams in Jianghan Region". World Digital Library. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 February 2013. Diakses tanggal 9 May 2013. 
  49. ^ "The Temple of Heaven". China.org. 13 April 2001. Diarsipkan dari versi asli tanggal 20 June 2008. Diakses tanggal 14 June 2008. 
  50. ^ Robert Hymes (2000). John Stewart Bowman, ed. Columbia Chronologies of Asian History and CulturePerlu mendaftar (gratis). Columbia University Press. hlm. 42. ISBN 978-0-231-11004-4. 
  51. ^ "Renewal of Ming Dynasty City Wall". Beijing This Month. 1 February 2003. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 May 2005. Diakses tanggal 14 June 2008. 
  52. ^ Rosenburg, Matt T. "Largest Cities Through History". About.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 May 2005. Diakses tanggal 22 July 2009. 
  53. ^ Li, Dray-Novey & Kong 2007, hlm. 33
  54. ^ "Beijing – History – The Ming and Qing Dynasties". Britannica Online Encyclopedia. 2008. Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 May 2008. Diakses tanggal 16 June 2008. 
  55. ^ Elliott 2001, hlm. 98
  56. ^ Li, Dray-Novey & Kong 2007, hlm. 119–120
  57. ^ Preston, p. 310–311
  58. ^ Preston, pp. 312–315
  59. ^ Li, Dray-Novey & Kong 2007, hlm. 133–134
  60. ^ MacKerras & Yorke 1991, hlm. 8
  61. ^ "Incident on 7 July 1937". Xinhua News Agency. 27 June 2005. Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 December 2008. Diakses tanggal 20 June 2008. 
  62. ^ Li, Dray-Novey & Kong 2007, hlm. 166
  63. ^ Cheung, Andrew (1995). "Slogans, Symbols, and Legitimacy: The Case of Wang Jingwei's Nanjing Regime". Indiana University. Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 October 2007. Diakses tanggal 20 June 2008. 
  64. ^ Li, Dray-Novey & Kong 2007, hlm. 168
  65. ^ 毛主席八次接见红卫兵的组织工作 (dalam bahasa Tionghoa). 7 April 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-07-06. Diakses tanggal 2021-02-03. 
  66. ^ Li, Dray-Novey & Kong 2007, hlm. 217
  67. ^ Li, DrayNovey & Kong 2007, hlm. 255
  68. ^ Li, Dray-Novey & Kong 2007, hlm. 252
  69. ^ Li, Dray-Novey & Kong 2007, hlm. 149
  70. ^ Li, Dray-Novey & Kong 2007, hlm. 249–250
  71. ^ Li, Dray-Novey & Kong 2007, hlm. 255–256
  72. ^ Picture Power:Tiananmen Standoff Diarsipkan 17 February 2009 di Wayback Machine. BBC News.
  73. ^ "IOC: Beijing To Host 2022 Winter Olympics". The Huffington Post. Associated Press. 31 July 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 August 2015. Diakses tanggal 11 August 2015. 
  74. ^ Business Buide to Beijing and North-East China (edisi ke-2006–2007). Hong Kong: China Briefing Media. 2006. hlm. 108. ISBN 978-988-98673-3-1. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-18. Diakses tanggal 22 July 2009. 
  75. ^ Shen, Wei (16 February 2004). "Chorography to record rise and fall of Beijing's Hutongs". China Daily. Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 March 2008. Diakses tanggal 27 June 2008. 
  76. ^ Amy Stone (Spring 2008). "Farewell to the Hutongs: Urban Development in Beijing". Dissent magazine. Diarsipkan dari versi asli tanggal 19 May 2011. Diakses tanggal 14 July 2011. 
  77. ^ Li, Dray-Novey & Kong 2007, hlm. 253
  78. ^ Gallagher, Sean (6 December 2006). "Beijing's urban makeover: the 'hutong' destruction". Open Democracy. Diarsipkan dari versi asli tanggal 25 May 2008. Diakses tanggal 27 June 2008. 
  79. ^ "Beijing". People's Daily. March 2001. Diarsipkan dari versi asli tanggal 18 May 2008. Diakses tanggal 22 June 2008. 
  80. ^ "Archived copy". Diarsipkan dari versi asli tanggal 18 March 2013. Diakses tanggal 18 February 2013. 
  81. ^ a b "Extreme Temperatures Around the World". Diakses tanggal 2013-02-21. 
  82. ^ 中国地面国际交换站气候标准值月值数据集(1971-2000年) (dalam bahasa Chinese). China Meteorological Administration. Diakses tanggal 2010-05-04. 
  83. ^ "Beijing". China Meteorological Data Sharing Service System. December 2013. Diakses tanggal January 1, 2014. 
  84. ^ Burt, Christopher C. "UPDATE June 1: Record May Heat Wave in Northeast China, Koreas". Wunderground. Diakses tanggal 2014-06-01. 
  85. ^ d.o.o, Yu Media Group. "Beijing, China - Detailed climate information and monthly weather forecast". Weather Atlas (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-07-09. 
  86. ^ J.R. McNeill, Something New Under the Sun: An Environmental History of the 20th-Century World. New York: Norton, 2000, ISBN 978-0-14-029509-2.
  87. ^ Mark Z. Jacobson, Son V. Nghiem, Alessandro Sorichetta, Natasha Whitney, Ring of impact from the mega-urbanization of Beijing between 2000 and 2009. In: Journal of Geophysical Research: Atmospheres 120, Issue 12, (2015), 5740–5756, doi:10.1002/2014JD023008.
  88. ^ Peter Sheehan, Enjiang Cheng, Alex English, Fanghong Sun, China's response to the air pollution shock. In: Nature Climate Change 4, (2014), 306–309, doi:10.1038/nclimate2197.
  89. ^ David G. Streetsa, Joshua S. Fub, Carey J. Jangc, Jiming Haod, Kebin Hed, Xiaoyan Tange, Yuanhang Zhange, Zifa Wangf, Zuopan Lib, Qiang Zhanga, Litao Wangd, Binyu Wangc, Carolyne Yua, Air quality during the 2008 Beijing Olympic Games accessed 23 April 2012
  90. ^ a b "Green Olympics Effort Draws UN Environment Chief to Beijing". Sundance Channel. Diarsipkan dari versi asli tanggal 20 March 2012. 
  91. ^ "Beijing petrol stations to close". BBC News. 15 February 2008. Diarsipkan dari versi asli tanggal 18 February 2008. Diakses tanggal 15 February 2008. 
  92. ^ Yardley, Jim (24 January 2008). "Smoggy Beijing Plans to Cut Traffic by Half for Olympics, Paper Says". New York Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 April 2009. Diakses tanggal 22 July 2009. 
  93. ^ "Post-Olympics Beijing car restrictions to take effect next month". News.xinhuanet.com. 28 September 2008. Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 December 2008. Diakses tanggal 1 June 2010. 
  94. ^ "Only 'green' vehicles permitted to enter Beijing". Autonews.gasgoo.com. 22 May 2009. Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 May 2009. Diakses tanggal 1 June 2010. 
  95. ^ "China: Beijing launches Euro 4 standards". Automotiveworld.com. 4 January 2008. Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 April 2010. Diakses tanggal 1 June 2010. 
  96. ^ a b c James West, Mother Jones Diarsipkan 29 April 2017 di Wayback Machine.. 18 January 2013.
  97. ^ a b "Beijing to switch from coal to gas to go green". China Daily Diarsipkan 5 December 2013 di Wayback Machine.. 8 March 2012.
  98. ^ a b Li Jing, "Beijing's air quality will worsen without coal control, Greenpeace says". South China Morning Post. 5 February 2013 Diarsipkan 15 November 2013 di Wayback Machine..
  99. ^ "Detecting the Heavy Metal Concentration of PM2.5 in Beijing", Greenpeace.org. 8 June 2013.
  100. ^ a b c Chang, Lyu (24 March 2015). "Beijing shuts two more coal-fired power plants". The China Daily. Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 June 2016. Diakses tanggal 31 May 2016. 
  101. ^ Stanway, David (23 July 2014). "Beijing shuts big coal-fired power plant to ease smog –Xinhua". Reuters. Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 June 2016. Diakses tanggal 31 May 2016. 
  102. ^ Demick, Barbara (2 October 2009). "Communist China celebrates 60th anniversary with instruments of war and words of peace". Los Angeles Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 October 2009. Diakses tanggal 11 October 2009. 
  103. ^ Liu, Charles (12 May 2016). ""Parade Blue" Joins "APEC Blue" as Distant Memories as Nasty Air Returns to Beijing". The Nanfang. Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 November 2016. Diakses tanggal 28 November 2016. 
  104. ^ Wong, Edward (12 January 2013). "Beijing Air Pollution Off the Charts". The New York Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 March 2017. Diakses tanggal 21 February 2017. 
  105. ^ Wong, Edward (9 December 2015). "As Beijing Shuts Down Over Smog Alert, Worse-Off Neighbors Carry On". The New York Times. ISSN 0362-4331. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 December 2015. Diakses tanggal 9 December 2015. 
  106. ^ "Beijing issues second red alert for choking smog". ABC News. ABC. 18 December 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 18 December 2015. Diakses tanggal 18 December 2015. 
  107. ^ Reuters (22 November 2016). "Beijing to ban polluting cars during smog alerts". www.atimes.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 December 2016. Diakses tanggal 2 December 2016. 
  108. ^ Greenstone, Michael (12 March 2018). "Four Years After Declaring War on Pollution, China Is Winning". The New York Times (dalam bahasa Inggris). ISSN 0362-4331. Diarsipkan dari versi asli tanggal 11 January 2019. Diakses tanggal 15 January 2019. 
  109. ^ 首页. Beijing Municipal Web. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 December 2015. 
  110. ^ a b Barbara Demick (29 October 2011). "U.S. Embassy air quality data undercut China's own assessment". Los Angeles Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal 7 November 2011. Diakses tanggal 7 November 2011.  (login required)
  111. ^ Zhao, Xiaoli; Yu, Xueying; Wang, Ying; Fan, Chunyang (1 June 2016). "Economic evaluation of health losses from air pollution in Beijing, China". Environmental Science and Pollution Research (dalam bahasa Inggris). 23 (12): 11716–11728. doi:10.1007/s11356-016-6270-8. ISSN 0944-1344. PMID 26944425. 
  112. ^ Maji, Kamal Jyoti; Arora, Mohit; Dikshit, Anil Kumar (1 April 2017). "Burden of disease attributed to ambient PM2.5 and PM10 exposure in 190 cities in China". Environmental Science and Pollution Research (dalam bahasa Inggris). 24 (12): 11559–11572. doi:10.1007/s11356-017-8575-7. ISSN 0944-1344. PMID 28321701. 
  113. ^ "China says it made rain to wash off sand". NBC News. 5 May 2006. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-08-14. Diakses tanggal 22 July 2009. 
  114. ^ "Beijing hit by eighth sandstorm". BBC News. 17 April 2006. Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 September 2009. Diakses tanggal 22 July 2009. 
  115. ^ Weaver, Lisa Rose (4 April 2002). "More than a dust storm in a Chinese teacup". CNN. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 January 2007. Diakses tanggal 7 February 2008. 
  116. ^ "Beijing – Administration and society – Government". Britannica Online Encyclopedia. 2008. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 June 2008. Diakses tanggal 16 June 2008. 
  117. ^ 国家统计局统计用区划代码. National Bureau of Statistics of the People's Republic of China. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-04-05. Diakses tanggal 2021-02-03. 
  118. ^ 2017年度北京市土地利用现状汇总表. ghgtw.beijing.gov.cn. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 January 2019. Diakses tanggal 13 January 2019. 
  119. ^ Census Office of the State Council of the People's Republic of China; Population and Employment Statistics Division of the National Bureau of Statistics of the People's Republic of China (2012). 中国2010年人口普查分乡、镇、街道资料 (edisi ke-1). Beijing: China Statistics Print. ISBN 978-7-5037-6660-2. 
  120. ^ 国务院人口普查办公室、国家统计局人口和社会科技统计司编 (2012). 中国2010年人口普查分县资料. Beijing: China Statistics Print. ISBN 978-7-5037-6659-6. 
  121. ^ 《中国民政统计年鉴2012》
  122. ^ a b c d 北京市第三中级人民法院、北京市人民检察院第三分院同日成立. Xinhua (dalam bahasa Tionghoa). 6 August 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-09-29. Diakses tanggal 2020-08-14. 
  123. ^ 北京市高级人民法院关于我市中级人民法院管辖调整有关问题的规定(暂行). chinacourt.org (dalam bahasa Tionghoa). 2 August 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-08-14. Diakses tanggal 2020-08-14. 
  124. ^ a b Historical GDP of Beijing published on Beijing Statistical Yearbook 2017, ALSO see Beijing'GDP Revison (Chinese) Diarsipkan 13 December 2017 di Wayback Machine. (10 October 2017)
  125. ^ "Jones Lang LaSalle Research Report – Five years after the Olympics – Growth in Beijing has continued, what to expect next?" Diarsipkan 18 May 2014 di Wayback Machine. August 2013
  126. ^ Shapiro, Ariel R. "Beijing is 'Billionaire Capital of the World'". Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 July 2018. Diakses tanggal 19 July 2018. 
  127. ^ "Beijing is new 'billionaire capital'". BBC News. 25 February 2016. Diarsipkan dari versi asli tanggal 19 July 2018. Diakses tanggal 19 July 2018. 
  128. ^ Purchasing power parity (PPP) for Chinese yuan is estimate according to IMF WEO (October 2017 Diarsipkan 14 February 2006 di Archive-It) data; Exchange rate of CN¥ to US$ is according to State Administration of Foreign Exchange, published on China Statistical Yearbook Diarsipkan 20 October 2015 di Wayback Machine.
  129. ^ a b c d e f g h i j k l m NBS Beijing investigatory team (国家统计局北京调查总队) (13 February 2014). 北京市2013年国民经济和社会发展统计公报 (dalam bahasa Tionghoa). Beijing Bureau of Statistics. Archived from the original on 2014-03-10. Diakses tanggal 2020-07-15. 
  130. ^ 北京五年淘汰140余家"三高"企业 (dalam bahasa Tionghoa). 17 November 2010. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-11-29. Diakses tanggal 2021-02-03. 
  131. ^ "Capital Steel opens new branch to step up eastward relocation". People's Daily Online. 23 October 2005. Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 December 2008. Diakses tanggal 24 October 2008. 
  132. ^ Spencer, Richard (18 July 2008). "Beijing abandons Mao's dream of workers' paradise". The Daily Telegraph. London. Diarsipkan dari versi asli tanggal 19 August 2008. Diakses tanggal 25 April 2019. 
  133. ^ 六大功能区 (dalam bahasa Tionghoa). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-09-14. Diakses tanggal 2021-02-03. 
  134. ^ Tu, Lufang (涂露芳) (9 October 2013). 六大功能区创造北京四成多GDP. Beijing Daily. Archived from the original on 2013-10-14. Diakses tanggal 2020-07-15. Diarsipkan 14 October 2013 di Wayback Machine.
  135. ^ 北京市统计局 六大高端产业功能区主要经济指标 (dalam bahasa Tionghoa). Beijing Bureau of Statistics. 2014-08-12. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-11-29. Diakses tanggal 2021-02-03. 
  136. ^ "Statistical Communique on the 2003 National Economic and Social Development of the City of Beijing". Beijing Municipal Bureau of Statistics. 12 February 2004. Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 March 2008. Diakses tanggal 15 March 2008. 
  137. ^ "ShiJingShan". Beijing Economic Information Center. Diarsipkan dari versi asli tanggal 20 November 2008. Diakses tanggal 22 June 2008. 
  138. ^ 北京市2014年国民经济和社会发展统计公报 [Beijing Economic and Social Development Statistical Bulletin 2014] (dalam bahasa Tionghoa). Beijing Bureau of Statistics. 12 February 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 1 March 2016. Diakses tanggal 1 May 2015. 
  139. ^ CNBC.com, Justina Crabtree; special to (20 September 2016). "A tale of megacities: China's largest metropolises". CNBC. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 December 2017. Diakses tanggal 8 December 2017. slide 4 
  140. ^ a b "Age Composition and Dependency Ratio of Population by Region (2004) in China Statistics 2005". Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 December 2010. Diakses tanggal 5 July 2010. 
  141. ^ a b c d 北京市2010年第六次全国人口普查主要数据情况. Beijing Bureau of Statistics. Archived from the original on 2014-02-19. Diakses tanggal 2020-06-21. 
  142. ^ 北京市少数民族人口状况 (dalam bahasa Tionghoa). Beijing Bureau of Statistics. 30 May 2011. Archived from the original on 2014-02-03. Diakses tanggal 2020-07-15. 
  143. ^ 在北京外国人数量或已达20万人 超过市人口总数1% (dalam bahasa Tionghoa). 9 October 2010. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-11-29. Diakses tanggal 2021-02-03. 
  144. ^ a b Roxburgh, Helen (19 March 2018). "China's radical plan to limit the populations of Beijing and Shanghai". the Guardian (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 April 2018. Diakses tanggal 16 August 2018. 
  145. ^ "China to move half a million people from Beijing to new city". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-02-29. Diakses tanggal 2020-07-15. 
  146. ^ "A plan to build a city from scratch that will dwarf New York". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-12-13. Diakses tanggal 2020-07-15. 
  147. ^ "The top cities for research in the Nature Index". www.natureindex.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-10-20. Diakses tanggal 2020-09-27. 
  148. ^ "Leading 200 science cities in SDG research". www.natureindex.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-09-27. Diakses tanggal 2021-09-27. 
  149. ^ "Leading 25 science cities in Earth & environmental sciences". www.natureindex.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-09-27. Diakses tanggal 2021-09-27. 
  150. ^ "Leading 50 science cities in physical sciences". www.natureindex.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-09-27. Diakses tanggal 2021-09-27. 
  151. ^ "Leading 50 science cities in chemistry". www.natureindex.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-09-27. Diakses tanggal 2021-09-27. 
  152. ^ "Best universities in Beijing". Times Higher Education (THE) (dalam bahasa Inggris). 2020-10-29. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-24. Diakses tanggal 2020-12-07. 
  153. ^ "Beijing". QS Top Universities (dalam bahasa Inggris). 2015-11-30. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-10-30. Diakses tanggal 2020-12-07. 
  154. ^ "Beijing 985 Project Universities | Study in China | CUCAS". www.cucas.cn. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-04-27. Diakses tanggal 2021-02-25. 
  155. ^ "Beijing 211 Project Universities | Study in China | CUCAS". www.cucas.cn. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-04-27. Diakses tanggal 2021-02-25. 
  156. ^ "World University Rankings 2022". Times Higher Education (THE) (dalam bahasa Inggris). 2021-08-25. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-06-29. Diakses tanggal 2021-09-03. 
  157. ^ "Eastern stars: Universities of China's C9 League excel in select fields". Times Higher Education (THE) (dalam bahasa Inggris). 2011-02-17. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-02-25. Diakses tanggal 2021-02-25. 
  158. ^ "2016 tables: Institutions | 2016 tables | Institutions | Nature Index". www.natureindex.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-11-27. Diakses tanggal 2020-11-19. 
  159. ^ "Institution outputs | Nature Index". www.natureindex.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-01-08. Diakses tanggal 2020-11-19. 
  160. ^ PISA 2018: Insights and Interpretations (PDF), OECD, 3 December 2019, diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2020-03-05, diakses tanggal 25 February 2021 
  161. ^ "Jingxi". Britannica Online Encyclopedia. 2008. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 May 2008. Diakses tanggal 16 June 2008. 
  162. ^ "Beijing – Chinese Cloisonné Enamelware". Diarsipkan dari versi asli tanggal 11 June 2008. 
  163. ^ Levin, Dan (15 June 2008). "Beijing Lights Up the Night". The New York Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 April 2009. Diakses tanggal 15 June 2008. 
  164. ^ "Beijing, Jeonju, and Norwich named UNESCO Creative Cities | ASEF culture360". culture360.asef.org (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 October 2018. Diakses tanggal 3 October 2018. 
  165. ^ "Beijing, Places of a Lifetime". National Geographic Society. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 August 2008. Diakses tanggal 3 August 2008. 
  166. ^ "The Imperial Palace of the Ming and Qing Dynasties" (PDF). UNESCO World Heritage Center. 29 December 1986. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 26 March 2009. Diakses tanggal 22 July 2009. 
  167. ^ "Beihai Park Behind Behai park locates Hou Hai, which is one of the most popular visited tourist places. Hou hai is the largest of the three lakes, along with Qianhai (lit. the "Front Lake") and Xihai (lit. the "Western Lake"), that comprise Shichahai, the collective name for the three northern-most lakes in central Beijing. Since the early 2000s, the hutong neighborhood around Houhai has become known for its nightlife as many residences along the lake shore have been converted into restaurants, bars, and cafes". UNECO World Heritage. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 July 2007. 
  168. ^ Littlewood, Misty and Mark Littlewood (2008). Gateways to Beijing: a travel guide to Beijing. Armour Publishing Pte Ltd. hlm. 182. ISBN 978-981-4222-12-9. 
  169. ^ "Summer Palace, an Imperial Garden in Beijing". UNESCO World Heritage Center. Diarsipkan dari versi asli tanggal 24 July 2008. Diakses tanggal 4 August 2008. 
  170. ^ "Temple of Heaven: an Imperial Sacrificial Altar in Beijing". UNESCO World Heritage Center. Diarsipkan dari versi asli tanggal 1 August 2008. Diakses tanggal 4 August 2008. 
  171. ^ (Chinese) [北京地区博物馆名录(截止2008年6月)] 6 January 2009[perlu rujukan lengkap]
  172. ^ "About Beijing". Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 September 2008. 
  173. ^ a b "Beijing's Museums & Galleries". Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 August 2008. Diakses tanggal 19 August 2008. 
  174. ^ "Imperial Tombs of the Ming and Qing Dynasties". UNESCO World Heritage Center. 10 December 2003. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 August 2009. Diakses tanggal 22 July 2009. 
  175. ^ "Peking Man Site at Zhoukoudian". UNESCO World Heritage Center. Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 July 2008. Diakses tanggal 4 August 2008. 
  176. ^ "The Great Wall". UNESCO World Heritage Center. Diarsipkan dari versi asli tanggal 31 July 2008. Diakses tanggal 4 August 2008. 
  177. ^ a b 北京的宗教文化 (dalam bahasa Tionghoa). 11 July 2008. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-04-16. Diakses tanggal 2020-07-25. 
  178. ^ Lai, Hongyi. China's Governance Model: Flexibility and Durability of Pragmatic Authoritarianism. Routledge, 2016. ISBN 1-317-85952-9. p. 167
  179. ^ China General Social Survey (CGSS) 2009. Report by: Xiuhua Wang (2015, p. 15) Diarsipkan 25 September 2015 di Wayback Machine.
  180. ^ Min Junqing. The Present Situation and Characteristics of Contemporary Islam in China. JISMOR, 8. 2010 Islam by province, p. 29 Diarsipkan 27 April 2017 di Wayback Machine.. Data from: Yang Zongde, Study on Current Muslim Population in China, Jinan Muslim, 2, 2010.
  181. ^ 平谷轩辕山国际旅游区概念性规划. zsfh.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-02-02. Diakses tanggal 2020-07-25. .
  182. ^ 2020世界休闲大会战略规划 – 北京平谷旅游发展重大项目储备规划. fanhuazhida.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-01-21. Diakses tanggal 2020-07-25. .
  183. ^ 北京市道教协会协会简介. Beijing Taoist Association. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-08-14. Diakses tanggal 2020-07-25. 
  184. ^ 伊斯兰教简介 (dalam bahasa Tionghoa). Beijing Bureau of Ethnic Affairs. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-01-30. Diakses tanggal 2020-08-11.  Accessed 4 April 2016
  185. ^ 北京市清真寺文物等级 (dalam bahasa Tionghoa). Beijing Bureau of Ethnic Affairs. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-04-16. Diakses tanggal 2020-08-11.  Accessed 4 April 2016
  186. ^ 朝阳文化--文化遗产. 24 September 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 24 September 2015. Diakses tanggal 21 February 2019. 
  187. ^ 北京市部分清真寺介绍 (dalam bahasa Tionghoa). Beijing Bureau of Ethnic Affairs. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-04-16. Diakses tanggal 2020-08-11.  Accessed 4 April 2016
  188. ^ Eric Widmer, The Russian Ecclesiastical Mission in Peking During the Eighteenth Century, p. 23, 1976, ISBN 0-674-78129-5 Google Books Diarsipkan 6 September 2015 di Wayback Machine.
  189. ^ Gold, J. R., dan Gold, M. M. (Januari 2012). "From A to B: The Summer Olympics, 1896–2008: Chapter taken from Olympic Cities". Routledge Online Studies on the Olympic and Paralympic Games Volume 1 Nomor 36. hlm. 20. doi:10.4324/9780203840740_chapter_2. ISBN 978-0-203-84074-0. 
  190. ^ The Official website of the 2019 FIBA Basketball World Cup Diarsipkan 27 May 2017 di Wayback Machine., FIBA.com, Retrieved 9 March 2016.
  191. ^ "Beijing and Zhangjiakou launch joint bid to host 2022 Winter Olympic Games". insidethegames.biz. Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 November 2013. Diakses tanggal 5 November 2013. 
  192. ^ "IOC awards 2022 Winter Olympics to Beijing". Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 July 2017. Diakses tanggal 24 August 2017. 
  193. ^ Some 350,000 residents were expected to be relocated to make room for the constructions of stadiums for the 2008 Summer Olympics. Davis, Mike (2006). Planet of Slums. Verso. hlm. 106. ISBN 978-1-84467-022-2. Diakses tanggal 3 January 2017. 
  194. ^ "Beijing Olympics Bird's Nest ready". BBC News. 28 June 2008. Diarsipkan dari versi asli tanggal 19 July 2008. Diakses tanggal 28 June 2008. 
  195. ^ "Welcome". chinabandy.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 March 2016. Diakses tanggal 10 November 2016. 
  196. ^ Beijing Municipal Bureau of Statistics. "Statistical Communiqué on the National Economy and Social Development of Beijing in 2019". Beijing Stat Bureau. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-07-21. Diakses tanggal 2020-07-21. 
  197. ^ 北京市火车站大全. oklx.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 March 2006. Diakses tanggal 8 August 2011. 
  198. ^ "Beijingers spend lives on road as traffic congestion worsens". China Daily. Xinhua News Agency. 6 October 2003. Diarsipkan dari versi asli tanggal 24 July 2009. Diakses tanggal 22 July 2009. 
  199. ^ "Automobile numbers could be capped". China Daily. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 November 2010. Diakses tanggal 13 May 2010. 
  200. ^ "Beijing city to have five mln cars on roads by year end". Gasgoo. 12 May 2010. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 January 2013. Diakses tanggal 13 May 2010. 
  201. ^ "To Tackle Traffic Jam, Beijing Sets New Car Plate Quota, Limits Out-of-Towners". ChinaAutoWeb.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 December 2010. Diakses tanggal 13 January 2011. 
  202. ^ "Beijing Standardizes Translations of Road Signs". Shanghai Daily at china.org.cn. 24 March 2006. Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 February 2011. Diakses tanggal 28 October 2018. 
  203. ^ 北京大兴国际机场正式投运. Xinhua. 25 September 2019. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-09-25. Diakses tanggal 28 October 2019 – via Sina Finance. 
  204. ^ 首都新机场跑道呈三纵一横分布 规划7条跑道. news.carnoc.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 March 2016. Diakses tanggal 12 January 2016. 
  205. ^ "China plans to build world's biggest airport near Beijing". In.news.yahoo.com. 10 September 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 19 May 2012. Diakses tanggal 31 October 2011. 
  206. ^ "Beijing grants three-day visa-free access". TTGmice. 6 December 2012. Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 June 2013. Diakses tanggal 7 December 2012. 
  207. ^ "Beijing 72-hour Visa-free" ChinaTour.Net Diarsipkan 18 March 2015 di Wayback Machine. Accessed 6 June 2014
  208. ^ "30 subway lines to cover Beijing by 2020". China Daily. 28 May 2010. Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 August 2010. Diakses tanggal 30 May 2010. 
  209. ^ "Beijing to Increase Public Transportation Fare Prices Next Month". english.cri.cn. Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 December 2015. Diakses tanggal 24 December 2015. 
  210. ^ Watts, Jonathan (24 January 2010). "Campaign to boost cycling in Beijing". The Guardian. UK. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 September 2013. Diakses tanggal 10 March 2011. 
  211. ^ Xin, Wen (2019-08-14). "Beijing's first dedicated bike lane eases traffic congestion". China Daily. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-07-23. Diakses tanggal 2020-05-31. 
  212. ^ "Ofo, Mobike, BlueGogo: China's Messy Bikeshare Market". What's on Weibo (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 August 2017. Diakses tanggal 13 August 2017. 
  213. ^ 北京市自然保护区名录(截至2011年底). Ministry of Environmental Protection of the People's Republic of China. 24 August 2012. Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 October 2012. Diakses tanggal 6 April 2013. 
  214. ^ 北京一级保护野生动物 (dalam bahasa Tionghoa). Beijing Wildlife Conservation Association. Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 April 2013. Diakses tanggal 4 April 2013. 
  215. ^ 北京二级保护野生动物 (dalam bahasa Tionghoa). Beijing Wildlife Conservation Association. Diarsipkan dari versi asli tanggal 26 December 2007. Diakses tanggal 4 April 2013. 
  216. ^ Michael Rank, Wild leopards of Beijing, Danwei.org Diarsipkan 2 May 2013 di Wayback Machine. 31 July 2007
  217. ^ (Chinese) Beijing Aquatic Wildlife Rescue and Conservation Center Accessed 5 April 2013 Diarsipkan 23 August 2011 di Wayback Machine.
  218. ^ 70年解密大足鼠耳蝠吃鱼. sxrb.com (dalam bahasa Tionghoa). 14 April 2007. Diarsipkan dari versi asli tanggal 19 March 2014. Diakses tanggal 19 September 2013. 
  219. ^ 北京:候鸟翱翔野鸭湖 Xinhua (dalam bahasa Tionghoa). 16 November 2016. Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 November 2016. Diakses tanggal 27 November 2016. 
  220. ^ a b c 北京开始"清网行动"保护候鸟 森林公安公布举报电话, 北京晚报. qianlong.com (dalam bahasa Tionghoa). 30 October 2016. Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 November 2016. Diakses tanggal 27 November 2016. 
  221. ^ Beijing Cuckoo Project Diarsipkan 28 November 2016 di Wayback Machine. Accessed 28 November 2016
  222. ^ "With a Cuckoo's Journey from China, a Mystery is Solved, and Cheers Go Up" N.Y. Times Diarsipkan 28 November 2016 di Wayback Machine. 11 November 2016
  223. ^ "北京集中一个月打击非法捕售鸟 抓获36名违法者" 新京报. The Beijing News. Xinhua News. 31 October 2016. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 November 2016. Diakses tanggal 27 November 2016. 
  224. ^ a b 首都之窗-北京市政务门户网站-市花市树. eBeijing.gov.cn. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 April 2013. 
  225. ^ 北京市市树 – 国槐. bjkp.gov.cn. 18 February 2004. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 April 2008. Diakses tanggal 19 November 2016. 
  226. ^ "Sister Cities". Beijing Municipal Government. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-01-17. Diakses tanggal 2009-06-23. 
  227. ^ Paris and Rome are "partner cities" due to an exclusive agreement between those two cities. "Le jumelage avec Rome" (dalam bahasa French). Municipalité de Paris. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-12-16. Diakses tanggal 2008-07-09. 
  228. ^ "NYC's Sister Cities". Sister City Program of the City of New York. 2006. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-05-21. Diakses tanggal 1 September 2008. 
  229. ^ "Protocol and International Affairs". DC Office of the Secretary. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-05-13. Diakses tanggal 12 July 2008. 
  230. ^ "Twin cities of Riga". Riga City Council. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-12-04. Diakses tanggal 27 July 2009. 
  231. ^ "Prefeitura.Sp – Descentralized Cooperation". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-12-24. Diakses tanggal 2010-10-18. 
  232. ^ "International Relations – São Paulo City Hall – Official Sister Cities". Prefeitura.sp.gov.br. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-05-21. Diakses tanggal 1 June 2010. 
  233. ^ "Canberra's international relationships – Canberra's international relationships". www.cmd.act.gov.au. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-11-12. Diakses tanggal 20 October 2009. 
  234. ^ "Sister Cities of Manila". © 2008–2009 City Government of Manila. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-06-07. Diakses tanggal 2 July 2009.  Hapus pranala luar di parameter |publisher= (bantuan)
  235. ^ "Twinning Cities: International Relations" (PDF). Municipality of Tirana. www.tirana.gov.al. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2008-02-16. Diakses tanggal 23 June 2009. 

Bacaan lanjutan

Pranala luar

  • Website Pemerintah Beijing Diarsipkan 2010-08-13 di Wayback Machine. (Tionghoa) and (Inggris)


Didahului oleh:
Lin'an (Dinasti Song)
Ibu kota Tiongkok (dinamakan Dadu pada masa Dinasti Yuan)
1264–1368
Diteruskan oleh:
Nanjing (Dinasti Ming)
Didahului oleh:
Nanjing (Dinasti Ming)
Ibu kota Tiongkok
1420–1928
Diteruskan oleh:
Nanjing (Republik Tiongkok)
Didahului oleh:
Nanjing (Republik Tiongkok)
Ibu kota Republik Rakyat Tiongkok
1949–sekarang
Diteruskan oleh:
Ibu kota yang sekarang
Kembali kehalaman sebelumnya