Cheoljong dari Joseon
Latar BelakangPada awal abad ke-19, Wangsa Andong Kim yang memberikan negara Joseon dengan beberapa ratu, telah mengambil kekuasaan hampir dimana-mana di seluruh Korea. Alhasil, stagnasi sosial adalah peternakan tanah untuk kerusuhan. Korupsi dan penggelapan di dalam negara dan eksploitasi yang tak terelakkan dibawa ke tingkat ekstrem, dan mencapai proporsi yang mengejutkan. Pemberontakan yang terjadi terus menerus diikuti dengan bencana alam. Tentu saja hal ini merupakan salah satu periode gelap di dalam sejarah negara.[1] Satu-satunya tujuan Wangsa Kim Andong adalah melestarikan pengaruh. Kampanye sengit mereka benar-benar untuk mendominasi istana kerajaan yang telah menyebabkan situasi di mana hampir semua perwakilan dari keluarga kerajaan melarikan diri dari Seoul. Ketika keluarga kerajaan memproduksi calon yang cakap dan pantas dijadikan sebagai penerus takhta, mereka dimusnahkan dengan tuduhan baik berhianat dan eksekusi atau dibuang ke pengasingan, jadi ketika Heonjong meninggal tanpa keturunan laki-laki dan tidak menemukan calon yang pantas.[1] KehidupanSetelah pencarian yang panjang, calon Cheoljong ditemukan di Pulau Ganghwa dimana keluarganya telah melarikan diri untuk bersembunyi dari tekanan politik. Ketika para utusan (yang diberangkatkan untuk mencari calon raja) tiba di Pulau Ganghwa, mereka menemukan sisa Wangsa Yi yang hampir tak dapat bertahan di dalam kemiskinan.[2] Pada tahun 1849, pada usia 18 tahun, Yi Byeon/Seong[3](bakal Cheoljong), putra ketiga Pangeran Jeon-gye (buyut Raja Yeongjo), diumumkan sebagai Raja, di tengah-tengah degrasi dan kemiskinan. Namun dari awal raja Dinasti Joseon Korea telah memberikan prioritas pada pendidikan anak-anak mereka, Cheoljong bahkan tidak dapat membaca satu katapun yang tertulis di dalam surat ucapan selamat atas kenaikan takhtanya.[1] Untuk Andong Kim, Cheoljong merupakan pilihan yang hebat. Buta hurufnya membuatnya dapat dimanipulasi dan rentan terhadap kendali mereka. Bukti dari itu adalah meskipun Cheoljong memerintah negara selama 13 tahun, sampai hari terakhirnya ia tidak dapat berjalan dengan wibawa seorang raja atau bagaimana mengenakan pakaian kerajaan, jadi meskipun berpakaian sangat mewah ia masih kelihatan seperti seorang nelayan.[1] Sebagai bagian dari manipulasi Andong Kim terhadap Cheoljong, pada tahun 1851, wangsa tersebut menikahkan Cheoljong dengan seorang putri anggota wangsa (yang dikenal dengan nama anumerta Ratu Cheol-in).[1] KematianIa meninggal pada usia 32 tahun di bulan Januari 1864 (diduga atas campur tangan wangsa Andong Kim, wangsa yang sama yang mengangkatnya menjadi raja), tanpa memiliki keturunan. Keluarga
Semua keturunan Raja Cheoljong meninggal segera setelah mereka lahir, kecuali Putri Younghye, yang hidup untuk waktu yang lama. Nama HanjaNama Raja di dalam Hanja adalah 李昪. Di dalam bahasa Korea, Yi Byeon. Namun di hampir seluruh sumber yang berasal dari Tiongkok, namanya kerap dikenal sebagai 李昇, yang dibaca Yi Seong. Hal ini sangat serius dan merupakan kesalahan wajar, karena karakter 昪 adalah kata yang langka. 昇, tetapi sangat umum. Karena itu kita perlu hati-hati ketika mencarinya. Gelar
Nama Lengkap Anumertanya
Silsilah
Referensi
Lihat pula
|