Clumprit, Pagelaran, Malang
Pranala luar
Desa Clumprit merupakan desa yang makmur, gemah ripah loh jinawi, terletak 36 KM arah selatan Kota Malang dan 20 KM dari arah pantai Balekambang, yang terdiri dari 2 wilayah administrasi, yaitu Krajan (dilalui jalan raya) dan Dusun Sidorukun/ Pendem (pusat pemerintah). Saat ini jabatan kepala Desa dipegang oleh Bapak Subur yang terpilih dalam Pilkades secara demokratis. Nama nama pendahulu Kepala Desa sebelum Bpk. Subur: 1. Kasto 2. Zaini 3. Busar Adam Suseno 4. Daseri 5. Drs. Suhartoyo 6. Drs. Sugiyanto Batas-Batas: sebelah selatan: Sungai Lesti, sebelah barat: Desa Suwaru, Sebelah Utara: Desa Sidorejo, Sebelah Timur: Desa Kemulan. Penduduk: Menurut cerita dari para sesepuh, Desa Clumprit didirikan oleh para pendatang yang bermigrasi dari Jawa Tengah akibat Perang Diponegoro. Penduduk asli Desa Clumprit mayoritas merupakan suku Jawa dan keturunan Madura. Selain itu mulai banyak pendatang dari luar desa yang menjadi penduduk karena pernikahan atau membeli tanah/ rumah. Pekerjaan: Hampir 80 % persen penduduknya bekerja dibidang pertanian, hal tersebut ditunjang dengan luasnya pesawahan dan perkebunan tebu yang subur dan memiliki fasilitas irigasi yang baik. Selain itu kaum mudanya banyak yang merantau untuk sekolah dan bekerja di luar desa, sebagian besar dari kaum muda bekerja sebagai TKI dan TKW di luar negeri sehingga turut menyumbang kemakmuran desa. Kebanyakan penduduk di Desa Clumprit yang bekerja di luar negeri bekerja pada sektor informal, yaitu: pembantu rumah tangga, konstruksi, pabrik, perkapalan, perhotelan dan perkebunan.Sektor pertanian hanya dikerjakan oleh generasi tua dan buruh tani yang didatangkan dari desa tetangga. Agama: Hampir 90% penduduk desa menganut agama Islam, dengan 4 buah masjid, puluhan Langgar (Musholla)dan belasan TPA. Selain itu terdapat penganut agama Kristen Protestan dengan 1 buah Gereja GKJW dan penganut agama Katholik serta warga penganut aliran kepercayaan tradisional. Pertanian: Desa Clumprit memiliki lahan pertanian basah yang cukup luas dan subur yaitu sekitar 225 ha dengan sistem irigasi warisan perkebunan karet era kolonial yang relatif masih berfungsi baik, sehingga dapat menghasilkan panen padi/ palawija sampai dengan 3 kali masa panen dalam setahun. Bahkan pada masa orde baru, desa ini penah dinobatkan sebagai desa swasembada pangan yang ditinjau langsung oleh Presiden Suharto dan Menteri Pertanian. Pertanian di Desa Clumprit cukup maju karena dukungan dari Dinas Pertanian yang membina para petani dalam wadah Kelompok Tani "Sejahtera". Lahan pertanian didesa sering dijadikan pilot project untuk pengembangan tanaman pangan unggulan. Selain itu juga terdapat lahan perkebunan sekitar 80 ha yang ditanami tebu, singkong, pisang dan tanaman keras lainnya. Pendidikan: Dahulu Desa Clumprit merupakan Sentra pendidikan di kawasan Malang Selatan. Di Desa Clumprit terdapat fasilitas pendidikan yang cukup memadai yaitu: (1) 3 SD Negeri dan MI Hasanuddin, (2) SMP Dharmawanita dan MTs Hasanuddin, (3) SMU Dhamawanita, SMK Dharmawanita dan SMK Hasanuddin. Seluruh fasilitas sekolah tersebut terletak dalam 1 lokasi disekitar Balai Desa dan berdiri di atas tanah milik Desa. Tokoh yang berjasa dalam pengembangan pendidikan di Desa Clumprit adalah 1. Rokhim Sucipto 2. Remin Firmanhadi 3. Syiran Ketiga tokoh asli Clumprit tersebut merupakan PNS Guru Sekolah Dasar dan sekaligus pendiri SMP Karya yang selanjutnya berubah menjadi Yayasan Dharma Wanita hingga menjadi SMA dan SMK yang telah menghasilkan lulusan lulusan yang sukses tersebar di seluruh negeri. Tanah Bengkok: Desa Clumprit memiliki tanah bengkok yang luas dan subur berupa sawah dan kebun yang dipergunakan untuk membiayai pembangunan dan administrasi pemerintahan desa secara mandiri, termasuk untuk membayar gaji kepala desa dan perangkat organisasinya. Diaspora: Mengingat semakin banyaknya jumlah penduduk berusia muda yang berpendidikan SMU - Perguruan Tinggi, sementara lahan pertanian dan lapangan kerja kerja yang tersedia didesa sangat terbatas, maka mendorong kaum muda untuk merantau ke kota, bahkan keluar Kabupaten Malang untuk mendapat pekerjaan yang layak. Diaspora warga kelahiran Desa Clumprit banyak ditemui di Kota Malang, Surabaya, Jakarta, Bali, bahkan di Sumatera dan Kalimantan. { |