Jika Anda ingin memeriksa artikel ini, Anda boleh menggunakan mesin penerjemah. Namun ingat, mohon tidak menyalin hasil terjemahan tersebut ke artikel, karena umumnya merupakan terjemahan berkualitas rendah.
Halaman ini mengenai daftar percobaan terkenal yang dianggap penting dalam sejarah.
1676: Ole Christensen Roemer melakukan perkiraan kuantitatif yang pertama mengenai kecepatan cahaya dengan mengukur waktu pergerakan Io, bulannya planet Jupiter, dengan teleskop.
1967: Kerim Kerimov meluncurkan Cosmos 186 dan Cosmos 188 sebagai uji coba pelabuhan otomatis (automatic docking) yang menjadi cikal bakal pengembangan stasiun luar angkasa
1998: Supernova Cosmology Project dan High-z Supernova Search Team menemukan, dengan mengamati supernova tipe Ia, bahwa kecepatan perkembangan alam semesta berlangsung semakin cepat.
Biologi
Abad 10: Muhammad bin Zakaria ar-Razi (Rhazes) memperkenalkan eksperimen terkontrol ke bidang obat-obatan dan melakukan uji coba medis pertama guna menemukan tempat paling higienis untuk membangun sebuah rumah sakit.
1020: Ibnu Sina (Avicenna) memperkenalkan eksperimentasi dan kuantifikasi ke dalam studi obat-obatan serta fisiologi, termasuk memperkenalkan riset biomedis dan uji klinis, dalam buku Al-Qanun fi At Tibb .
Abad 12: Abu Marwan Abdl Malik Ibnu Zuhr (Avenzoar) adalah dokter yang pertama kali melakukan diseksi serta otopsi mayat manusia. Ia membuktikan bahwa kudis di kulit disebabkan oleh sebuah parasit, sebuah penemuan yang membuktikan kesalahan teori humorisme dari Hippokrates dan Galenus.
1200: Abdul Latif mempelajari dan memeriksa sejumlah kerangka, dan dia menemukan kesalahan Galenus mengenai formasi tulang sakrum dan rahang bawah.
1861: Percobaan menggunakan labu berleher angsa oleh Louis Pasteur untuk mencegah kontaminasi kaldu daging oleh mikroorganisme. Percobaan ini memperkuat hasil percobaan Francesco Redi menggunakan pembusukan daging yang ditutup untuk menentang teori generatio spontanea (teori abiogenesis).
1928: Eksperimen oleh Frederick Griffith menggunakan tikus yang diinfeksi oleh ekstrak bakteri virulen dan avirulen; mendemonstrasikan bahwa sel hidup dapat diubah ekspresinya melalui transformasi materi 'tidak hidup' (materi ini kelak dikenal sebagai DNA).
1943: Eksperimen DeLuria-Delbruck memperagakan bahwa bakteri dapat bermutasi ke arah yang menguntungkan tanpa melalui seleksi, dan bukan sebagai tanggapan terhadap seleksi.
1944: Barbara McClintock mengembangkan berbagai galur tanaman jagung yang berbeda-beda warna bijinya, dan mengantarkannya pada penemuan transposon (jumping gene atau transposable elements).
1961: Francis Crick dan Sydney Brenner melakukan uji coba dengan menggunakan mutasi bergeser kerangka untuk mendukung sifat kembar tiganya kode genetik.
1977: Mary-Dell Chilton memperlihatkan bahwa tumor crown gall pada tumbuhan disebabkan oleh pemindahan sepotong kecilnya DNA dari bakteri Agrobacterium tumefaciens ke tanaman induk, tempat DNA itu menjadi bagian dari genom tumbuhan induk.
Blaise Pascal membawa sebuah barometer ke atas sebuah gereja dan sebuah gunung untuk menentukan bahwa tekanan atmosfer dikarenakan lapisan udara (1648).
Benjamin Thompson, Count Rumford menunjukkan bahwa panas yang dihasilkan dari gesekan peluru meriam tidak akan pernah habis. Hasil ini menentang caloric theory yang akhirnya gugur (1798).
1809: Joseph Louis Gay-Lussac mempelajari berbagi reaksi antar gas dan menyimpulkan bahwa volume gas-gas itu bergabung secara kimia dalam rasio integer yang sederhana.
1827: Robert Brown mempelajari partikel-partikel yang sangat kecil di dalam air dengan mikroskop dan menemukan model matematika yang digunakan untuk menjelaskan pergerakan partikel (di zat cair maupun gas) yang seakan-akan acak. Penemuan itu kemudian dinamakan gerak Brown untuk menghormati orang yang menemukannya.
1828: Friedrich Wöhler mengsintesiskan ureasenyawa organik dengan menggunakan reaktan anorganik, yang menyanggah penerapan doktrin vitalisme ke berbagai proses kimia.
1833: Thomas Graham mengukur tingkat efusi berbagai gas dan menetapkan hukum efusi dan difusi Graham.
1842-1843: Julius Robert von Mayer dan James Prescott Joule mengukur panas yang dihasilkan kerja mekanis yang kemudian menciptakan asas kekekalan energi dan teori kinetik gas.
1849: Louis Pasteur memisahkan sebuah campuran rasemat dari dua enantiomer dengan menyortir kristal individual dan mendemonstrasikan dampaknya terhadap polarisasi cahaya.
1878: François-Marie Raoult mendemonstrasikan bahwa penurunan tekanan uap serta titik beku cairan yang disebabkan zat terlarut sebanding dengan jumlah molekul zat terlarut. Hal ini mencetuskan konsep sifat koligatif.
1884: Svante August Arrhenius mempelajari konduktivitas larutan garam dan menyimpulkan bahwa garam terpisah menjadi ion-ion di dalam air.
Erwin Chargaff membuktikan kesalahan "teori tetranucleoide" struktur DNA dan menyimpulkan bahwa komposisi DNA berwujud sepasang pita (Inggris double-stranded RNA) mengikuti aturan %A = %T dan %G = %C. Penemuan ini sangat penting bagi pembentukan struktur DNA model Watson-Crick.
1962: Neil Bartlett mencampur xenon dengan platina heksafluorida yang mendorong sintesis pertamanya senyawa gas mulia, xenon heksafluoroplatinat.
1973: Robert Burns Woodward memimpin sebuah tim yang menghasilkan sintesis total dari Vitamin
B-12. Dari situlah, dia beserta Roald Hoffmann mengformulasikan aturan Woodward-Hoffmann untuk menjelaskan stereokimia berbagai produk reaksi organik.
1975: Frederick Sanger mendemonstrasikan metode dideoxy atau metode menghapus rantai untuk menentukan sekuens (urutan) DNA.
1983: Kary Mullis mendemonstrasikan reaksi berantai polimerasi, sebuah metode untuk memperbanyak (replikasi) DNA secara enzimatik tanpa menggunakan organisme.
Archimedes, ketika duduk dalam sebuah bak mandi, memperhatikan bahwa badannya menjadi lebih ringan selagi badannya mendorong air ke samping. Ini mengarah ke teori pertama yang benar tentang pengapungan. (sekitar 250 SM)
Eratosthenes mengevaluasi garistengah Bumi dengan membandingkan panjang bayangan di siang hari dengan jarak antara lokasi tersebut dan sebuah tempat di mana sinar matahari menyinari sampai ke dasar sumur pada tengah hari (240 SM)
1021: Ibnu Haitsam (Alhazen) mempelopori metode ilmiah eksperimental dan fisika eksperimental, serta melakukan uji coba ilmiah pada optik dan fisika dalam Buku Optik (Kitab al-Manazir dalam bahasa Arab) karangannya, termasuk penggunaan pertama kalinya kamera obskura (kotak gelap) untuk membuktikan bahwa cahaya melintas lurus dan uji coba pertama membuktikan bahwa persepsi visual disebabkan oleh sinar cahaya yang mencapai mata.
Abad 11: Abū Rayhān Al-Biruni memperkenalkan metode eksperimental ke dalam bidang astronomi dan mekanika.
1121: Al-Khazini menggunakan metode eksperimental secara ekstensif untuk membuktikan sejumlah teorinya di bidang mekanika dalam Buku Keseimbangan Kebijaksanaan.
Abad 13: Kamāl al-Dīn al-Fārisī memberikan penjelasan yang benar untuk pertama kalinya mengenai fenomena pelangi dan menggunakan metode eksperimental untuk membuktikan teorinya.
Ole Rømer menggunakan waktu pada saat gerhana bulan-bulan Jupiter dengan jarak mereka dari bumi untuk memperkirakan kecepatan cahaya untuk pertama kalinya. Dia mendapatkan angka 225.000 km/detik (hasil aktual adalah 299.792 km/d) (1672)
Christian Doppler mengatur memainkan terompet dari sebuah kereta yang lewat. Titik pengamat di tanah menerima yang nada lebih tinggi dari yang dimainkan ketika kereta mendekati pengamat tersebut, dan melemah ketika kereta melewati dan menjauh, mendemonstrasikan Efek Doppler (1845)
Léon Foucault dan pendulum Foucault pertama kali dipamerkan. Pameran ini menunjukkan adanya gaya Coriolis dan rotasi bumi. (1851)
Guglielmo Marconi mendemonstrasikan bahwa sinyal radio dapat bergerak antara dua titik dipisahkan oleh sebuah rintangan. Pelayan Marconi berada di belakang bukit sejauh 3 km dan menembakkan senapannya ketika menerima sinyal yang dikirim (1895).
Arthur Eddingtonmemimpin ekspedisi ke pulau Principe untuk mengamati lensa gravitasi akibat gerhana matahari total. Ini memungkinkan pengamatan pembelokan cahaya bintang akibat gravitasi, ramalan teori relativitas dari Albert Einstein. Pengamatan ini mengkonfirmasi teori Einstein, meskipun kemudian ditunjukkan bahwa marjin kesalahan pengamatan sama besarnya dengan pembelokan yang diamati. (1919)