Dead KennedysDead Kennedys adalah sebuah band punk rock dari San Francisco, California. Menyerang semua asumsi dari pergerakan politis kiri maupun kanan dengan humor. Musik mereka mencampur lebih banyak dari elemen-elemen musik eksperimental dari musik punk Inggris dengan energi dari punk dari Amerika. Vokalis dari Dead Kennedys, Jello Biafra, juga bertanggung jawab untuk mengeluarkan banyak rilisan dari band-band punk dan band-band alternatif lain melalui record label Alternative Tentaclesnya. Sejarah Dead KennedysDead Kennedys dibentuk pada bulan Juni tahun 1978, setelah gitaris East Bay Ray mencari anggota lain untuk membentuk sebuah band. Anggota Awal dari Dead Kennedys terdiri dari Jello Biafra pada vokal, East Bay Ray sebagai lead guitar, 6025 pada rhythm guitar, Klaus Flouride pada bass, dan Ted sebagai drumer. Penampilan pertama mereka terjadi pada tanggal 19 Juli 1978, di Mabuhay Gardens, San Francisco. Mereka memainkan banyak konser di tempat acara lokal setelah itu. Karena nama mereka yang kontroversi, band itu kadang bermain dengan nama lain yang tersamar seperti "The Sharks", "The Creamsicles", dan "The Pink Twinkies". 6025 keluar dari band tersebut pada bulan Maret tahun 1979 dengan alasan perbedaan pandangan dalam musik. Pada bulan Juni tahun 1979, Dead Kennedys mengeluarkan single pertama mereka yang berjudul "California Über Alles", melalui label Alternative Tentacles. Hal tersebut membuat mereka mendapatkan tour di sepanjang east-coast. Pada tanggal 25 Maret tahun 1980, Dead Kennedys diundang untuk tampil di Bay Area Music Awards, di depan para petinggi bidang industri musik, untuk mendapatkan penghargaan "new wave credibility". Pada pertunjukkan tersebut mereka diminta untuk memainkan lagu hit underground mereka, "California Über Alles". Dalam kebiasaanya untuk tampil subversiv, dan tampilan yang menentang, pada acara itu band tersebut menjadi bahan pembicaraan setelah sekitar 15 detik sebelum memainkan lagu, Jello Biafra berbicara di panggung, "Hold it! We've gotta prove that we're adults now. We're not a punk rock band, we're a new wave band." Anggota band tersebut dalam penampilannya menggunakan kemeja putih dengan gambar huruf S yang besar di depannya, dan menggunakan dasi hitam, untuk membentuk simbol dollar, lalu mereka mulai menyanyikan lagu yang belum pernah mereka mainkan sebelumnya "Pull My Strings", sebuah lagu yang berlirik satir menyerang pada cara kerja dari industri musik mainstream. Lagu tersebut juga menyebutkan lirik "Is my cock big enough, is my brain small enough, for you to make me a star", lagu itu juga memakai musik lagu "My Sharona", dari The Knack's, yang merupakan hit lagu new wave terbesar. Lagu tersebut juga tak pernah direkam distudio, penampilan ini adalah yang pertama dan hanya sekali Dead Kennedys membawakan lagu itu, lagu tersebut akhirnya dikeluarkan di album kompilasi Give Me Convenience or Give Me Death... dan band tersebut, karena hal itu tak pernah diundang untuk mendatangi sebuah acara penghargaan lagi. Pada musim semi pada tahun 1980, mereka merekam dan mengeluarkan lagu "Holiday in Cambodia". Pada musim gugurnya mereka mengeluarkan album pertama mereka, Fresh Fruit for Rotting Vegetables. Album tersebut menduduki peringkat 33 di chart album Inggris. Di bulan januari tahun 1981, Ted meninggalkan band untuk mengejar kariernya di bidang arsitektur dan dia membantu dalam pencarian anggota baru Dead Kennedys untuk mengisi kekosongan tempat yang dia tinggalkan. Dia memainkan konser terakhirnya bersama Dead Kennedys pada bulan Februari. Pengisi kekosongan pada posisi drum adalah D.H. Peligro. Pada bulan Mei, band tersebut mengeluarkan sebuah lagu "Too Drunk To Fuck". Lagu tersebut mengakibatkan munculnya banyak kontroversi di Inggris ketika BBC takut apabila lagu tersebut akan berada pada tangga lagu Top 30, hal ini akan membiarkan mereka untuk melakukan sebuah pertunjukkan lagu tersebut pada acara TV BBC, Top of the Pops. Bagaimanapun juga, ketakutan tersebut tidak pernah terjadi, karena lagu tersebut hanya sampai pada peringkat 31. Album EP In God We Trust, Inc. (pada tahun 1981) dan album Plastic Surgery Disasters (pada tahun 1982) memperlihatkan perkembangan musikalitas Dead Kennedys, dan musik mereka menjadi salah satu kekuatan politik, dengan meletakkan dirinya pada posisi melawan elemen-elemen kehidupan sosial dan politik bangsa Amerika, seperti hak-hak dalam beragama dan tentu saja kebijakan Ronald Reagan. Dead Kennedys melanjutkan pertunjukkan mereka di seluruh negara bagian Amerika, begitu juga dengan Eropa dan Australia, selama tahun 80-an dan mendapatkan nama besarnya di tour tersebut. Dengan dikeluarkannya album Frankenchrist pada tahun 1985 menyebabkan terjadinya sebuah tentangan dari organisasi yang baru dibentuk, PMRC (Parents Music Resource Center), dan pada tahun 1986, para anggota dari Dead Kennedys, bersama orang-orang yang terlibat pada pendistribusian album Frankenchrist, dipanggil ke pengadilan untuk tuntutan atas "pendistribusian barang yang bebahaya kepada orang banyak" melihat sebuah bagian dari ilustrasi cover album tersebut yang dibuat oleh H.R. Giger. Biafra mengatakan bahwa selama pada masa tuntutan ini para agen pemerintah memasuki dan mengobrak-abrik seluruh isi rumahnya. Para anggota band tersebut dituntut untuk mendekam dipenjara selama satu tahun dan membayar denda sebesar $2000 tiap orangnya. Pada tahun 1987, tuntutan itu tidak dilanjutkan lagi setelah masa persidangan selama tiga minggu. Dan album tersebut bagaimanapun juga, tak diterima disemua toko seluruh Amerika. Pada bulan Januari tahun 1986, para anggota Dead Kennedys memutuskan untuk membubarkan diri untuk untuk mengejar minat dalam bidang lainnya. Mereka memainkan konser terakhirnya pada 21 Februari. Pada musim panas mereka merekam sebuah album Bedtime for Democracy, yang dikeluarkan pada bulan November. Pada bulan Desembernya, Dead Kennedys mengumumkan bubarnya band tersebut. Jello Biafra melanjutkan aktivitas politiknya, tampil pada banyak acara televisi dan mengeluarkan serial nomor spoken-word album. Ray, Flouride, dan Peligro juga melanjutkan dengan kegiatan musik solonya. Konflik di dalam Dead KennedysHal ini diangkat kepermukaan pada akhir tahun 90-an, bahwa adanya berita akan bubarnya Dead Kennedys diakibatkan karena bedanya pembayaran tiap anggota band yang diperoleh melalui record label Alternative Tentacles. Para mantan anggota band tersebut mengatakan bahwa Biafra membayar mereka dengan harga yang tidak pantas dari rata-rata untuk menjadi sebagai anggota band besar. Walaupun keduabelah pihak setuju bahwa adanya kesalahan penghitungan dalam pembayaran royalti mereka, para mantan anggota band itu mengambil isu lainnya dengan fakta bahwa Biafra tidak pernah memberitahukan kesalahan penghitungan itu. Biafra mengatakan bahwa pengacara Dead Kennedys mengatakan padanya untuk hanya berbicara melalui pengacara dan tidak berbicara secara langsung dengan para mantan anggota band. Kedua belah pihak mengatakan bahwa mereka berencana untuk menyelesaikan masalah ini tidak dengan jalur hukum yang berlaku, namun permasalahan yang berkelanjutan ini berlangsung sampai meja sidang, dimana pada sidang tersebut Jello Biafra terbukti berbohong. Dia dituntut untuk membayar keseluruhan bayaran anggota lainnya yang telah ia selewengkan, dan menyerahkan hak-hak dari keluaran Dead Kennedys selama ini pada mantan anggota lainnya, yang mana mereka menemukan label lainnya untuk mengeluarkan album-album Dead Kennedys terdahulu melalui Manifesto Records. Kasus tersebut tak berdampak banyak pada gelombang pergerakan punk itu sendiri, bahkan para penggemar Dead Kennedys merasa bahwa tuntutan terhadap Jello Biafra hanyalah sebuah motivasi dari keserakahan, dimana karena ketiga anggota band lainnya itu tak mempunyai banyak album solo yang sukses setelah Dead Kennedys bubar. Dilain pihak, Biafra mengklaim bahwa gitaris DK, East Bay Ray, mempunyai perasaan tidak senang terhadap Alternative Tentacles telah lama, dengan tidak banyaknya uang yang Ia peroleh dari records tersebut. Beberapa pemerhati musik merasa bahwa walaupun Biafra tidak pernah berbuat curang pada bandnya dengan cara apapun (dikarenakan dia tidak mengambil sepeserpun gaji dari Alternative Tentacles), hal ini tidak pernah dipermasalahkan selama persidangan berlangsung. Bahkan hal ini telah membawa mereka ke sebuah persahabatan yang garing dengan para anggota band setelah Jello Biafra, yang masih belum bisa menyatukan perbedaan personal mereka sampai pada tahun ini. Persoalan ini bahkan berlanjut lebih jauh, ketika ketiga anggota band tersebut mengundang Jello Biafra untuk menyanyikan "bury the hatchet" di sebuah reuni band Dead Kennedys. Jello Biafra merasa bahwa tindakan itu sangatlah tidak profesional, karena tak satupun dari mereka yang menghubunginya secara langsung. Biafra telah lama mempunyai keinginan untuk bernostalgia dengan bandnya, namun pada hal ini dia merasa bahwa reuni tersebut hanya didasari tak lebih dari rasa keserakahan. Reformasi dari Dead KennedysPada tahun 2001, Ray, Peligro dan Flouride mendirikan lagi band tersebut dengan Brandon Cruz menggantikan posisi Jello Biafra sebagai vokalis. Reformasi band ini telah menjadi perdebatan di antara para penggemar apakah hal ini sebagai sebuah pendirian ulang Dead Kennedys, atau sebagai bentuk band yang mengcover lagu-lagu Dead Kennedys. Bagaimanapun juga mereka telah bermain dibawah nama "Dead Kennedys", juga beberapa variasi nama, seperti "DK Kennedys" (untuk memperjelas perbedaan dengan anggota Dead Kennedys terdahulu, termasuk kemungkinan tuntutan Biafra). Namun banyak promoter mengenalkan mereka dengan nama "Dead Kennedys", dan materi promosi dari para promoter itu juga menampilkan gambar dari Jello Biafra. Band yang dibentuk ulang itu telah bermain di hampir seluruh negara bagian Amerika, Eropa, Asia, Amerika Utara, dan Rusia. Brandon Cruz lalu meninggalkan band, dikarenakan perbedaan pandangan dari sisi kreativitas. Posisi Cruz digantikan oleh Jeff Penalty sebagai vokalis utama. Band ini telah mengeluarkan dua album live dibawah Manifesto Records, berisi materi dari penampilan-penampilan mereka terdahulu - Mutiny On The Bay, sebuah kompilasi yang diedit ulang dari beragam penampilan mereka yang dahulu dengan kualitas yang berfariasi dari penampilan sekitar San Francisco, dan album Live At The Deaf Club, adalah sebuah rekaman penampilan mereka pada tahun 1979 di Deaf Club, San Francisco. Secara tidak sengaja, penampilan publik mereka yang direkam berikutnya adalah dengan mantan anggota band terdahulu, 6025. Rilisan ini memicu lebih banyak konflik lagi antara para anggota band tersebut dan dan beredar kabar bahwa Jello Biafra berusaha menguangkan dari legasi nama Dead Kennedys, yang mana dia lalu menuduh bahwa rilisan mereka suaranya sangat jelek dan mengatakan dia tidak mendapatkan royalti apapun dari penjualan album tersebut ataupun penjualan album di bawah nama Manifesto Records. Anggota band lainnya menyangkal tuduhan Jello Biafra atas keserakahan, mereka tidak berusaha mendapatkan lisensi dari musik Dead Kennedys, mereka bilang bahwa hal itu adalah sebuah ekspresi tradisional dari anti-korporasi, namun mereka menggunakan musik tersebut dalam kreasi korporasi seperti Tony Hawk Pro Skater dan film The Manchurian Candidate. Pandangan lirik Dead KennedysDead Kennedys diperhatikan karena penggunaan liriknya, yang mana biasanya mereka mengambil dari kehidupan sehari-hari rakyat Amerika yang sangat jauh dari pandangan sayap kiri (Biafra sendiri adalah seorang anarkis). Tak seperti band punk sayap kiri lainnya yang menggunakan slogan-slogan pergerakan secara langsung, lirik-lirik Dead Kenndedys biasanya bernuansakan satyr, dan bahkan lebih sering sarkastik. Lagu "Holiday In Cambodia" adalah sebuah lagu yang satyr dan multi persepsi dimana dalam lirik itu orang-orang kaya dan Khmer Merah sebagai target perang pemerintah Amerika (pada saat merekam lagu tersebut pemerintah Amerika sedang mendukung rencana taktis Pol Pot dalam perang melawan Vietnam). Lagu-lagu seperti "Kill The Poor", "California Über Alles" dan "Police Truck" sebenarnya mengambil dari pandangan musuh mereka, sayap kanan. Pada awalnya ada beberapa kasus dimana band tersebut didukung oleh para pergerakan punk sayap kanan yang mana mereka mengambil dari lirik lagu "Kill The Poor", dan sebagainya, sebenarnya mereka salah persepsi dari lagu satyr tersebut. Dead Kennedys lalu menulis sebuah lagu untuk merespons kesalahan pandangan dari elemen tersebut, lagu tersebut mereka beri judul "Nazi Punks Fuck Off!". Elemen-elemen lirik Dead Kennedys lainnya termasuk taktik-taktik militer yang mengejutkan, seperti pembunuhan imajiner di lagu "Holiday In Cambodia" dan "Chemical Warfare". Bagaimanapun juga, tak seperti band-band punk dan hardcore lainnya yang bermain dengan tema-tema yang sama, Dead Kennedys biasanya mempunyai pandangan yang lebih jelas akan lirik-lirik lagu mereka. Jello Biafra meneruskan dirinya sebagai seorang kritikus terpandang akan kebijakan-kebijakan politik Amerika, dia melakukan kuliah-kuliah politik di berbagai tempat baik sesudah maupun selama dia masih bersama Dead Kenneys. Anggota-anggota Dead Kennedys (coba cek ulang)Posisi Saat Ini
Mantan Anggota
Diskografi (coba cek ulang)Album Studio
Album Live
Album Kompilasi
EP.
Single
Videos
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Dead Kennedys.
|