Share to:

 

Dragon (militer)

Dragon Prancis mengawal tawanan asal Jerman, sehabis Pertempuran Marne Pertama (1914).
Kavaleri dragoon Jawa dari Pekalongan menuju Surakarta, 1866.

Dragon (bahasa Prancis: dragon, bahasa Inggris: dragoon) adalah unit infantri berkuda, yang terlatih dalam hal berkuda maupun aksi tempur infantri. Penggunaan istilah tersebut mulai bergeser dan selama abad ke-18, yakni dipakai untuk personel dan unit kavaleri ringan konvensional. Resimen dragon didirikan di berbagai negara Eropa selama akhir abad ke-17 hingga awal abad ke-18.

Pendirian unit dragon berkembang dari praktik pengangkutan infanteri dengan kuda ketika mereka perlu melakukan pergerakan cepat. Contohnya adalah yang diperintahkan Louis dari Nassau selama beroperasi dekat Mons di Hainaut, saat 500 infanteri diangkut dengan cara tersebut.[1] Tahun 1552 Pangeran Alexander dari Parma mengangkut beberapa kompi infanteri dengan kuda untuk memberikan serangan kejutan.[1] Konon dragon pertama diprakarsai oleh Marsekal de Brissac pada tahun 1600.[2] Menurut sastra Jerman Kuno, para dragon didirikan oleh Count Ernst von Mansfeld, salah satu komandan militer Jerman termasyhur, pada awal tahun 1620-an.

Nama dragon kemungkinan berasal dari sejenis senjata api kuno, yaitu suatu pistol (wheellock) pendek yang disebut dragon, karena dragon pertama yang didirikan di Prancis memiliki moncong karabin yang didekorasi dengan bentuk kepala naga (dalam bahasa Prancis disebut dragon). Praktik tersebut terjadi saat seluruh senjata api memiliki nama berbeda-beda, seperti kulverin, serpentine, falkon, falkonet, dsb.[3]

Catatan kaki

  1. ^ a b p.330, Bismark
  2. ^ p.331, Bismark
  3. ^ p.333, Bismark

Referensi

  • von Bismark, Friedrich Wilhelm, Graf, Beamish, North Ludlow, (translator), On the Uses and Application of Cavalry in War from the Text of Bismark: With Practical Examples Selected from Antient and Modern History, T. & W. Boone, London, 1855 [1]
  • Sawicki, James A. (1985). Cavalry Regiments in the U.S. Army. Dumfries, VA: Wyvern Pubs. hlm. 415. 

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya