Share to:

 

Drone dalam manajemen kebakaran hutan

Drone dalam manajemen kebakaran hutan merupakan suatu bentuk pengelolaan bencana kebakaran hutan melalui pengaplikasian teknologi drone atau Unmanned Aerial Vehicle (UAV) sebagai teknologi yang sedang berkembang dan aplikatif serta berpotensi memeberi dampak positif dalam manajemen kebakaran hutan. Drone juga dikenal dengan wahana terbang multicopter yang pada umumnya digunakan untuk tujuan konservasi karena kemampuannya dalam melakukan survey dan monitoring area yang relatif luas, sulit dijangkau manusia dan membutuhkan waktu dan biaya yang lama dan besar jika dilakukan dengan cara konvensional.[1][2] Drone dapat memberikan hasil berupa gambar 2D dan 3D dengan resolusi tinggi dan real-time.[3]

Drone dan Manajemen Kebakaran Hutan

Penggunaan drone, atau Pesawat Tanpa Awak, telah mendapatkan daya tarik yang signifikan di bidang pengelolaan kebakaran hutan dalam beberapa tahun terakhir.[4] Drone menawarkan berbagai kemampuan yang dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi upaya deteksi, pemantauan, dan respons kebakaran. Salah satu aspek kunci dari penggunaan drone dalam manajemen kebakaran hutan adalah kemampuannya untuk melakukan pengawasan dan pengumpulan data dari udara secara real-time. Drone yang dilengkapi dengan kamera termal, sensor multispektral, dan muatan canggih lainnya dapat dengan cepat mensurvei area yang luas di lahan berhutan, mengidentifikasi titik api, melacak penyebaran kebakaran, dan menyampaikan informasi penting kepada tim di lapangan.[5] Data yang hampir seketika ini dapat memungkinkan upaya pemadaman kebakaran yang lebih cepat dan lebih tepat sasaran, mengurangi risiko terhadap personel manusia dan meminimalkan kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh kebakaran yang tidak terkendali.[6] Pandangan lain menyatakan bahwa efisiensi dalam konteks manajemen kebakaran hutan dapat memiliki arti yang berbeda jika dibandingkan dengan efisiensi dalam perspektif ekonomi. Efisiensi ekonomi secara umum lebih ketat daripada efisiensi teknis. Meskipun penggunaan drone dianggap lebih murah dibandingkan pesawat berawak, tetap diperlukan analisis ekonomi yang mendalam untuk mengevaluasi manfaatnya.[7]

Drone untuk Pemetaan dan Pemodelan Kebakaran Hutan

Penginderaan jarak jauh menggunakan drone memiliki berbagai manfaat seperti pengurangan biaya, fleksibilitas waktu dan ruang, data dengan akurasi tinggi dan keuntungan dari tidak adanya risiko.[8] Dewasa ini, drone semakin banyak digunakan untuk pemetaan dan pemodelan kebakaran hutan, dengan memanfaatkan teknologi canggih seperti kecerdasan buatan artificial intelligence (AI) dan pencitraan beresolusi tinggi untuk meningkatkan upaya manajemen kebakaran hutan. Drone dapat membuat peta dengan akurasi yang tinggi dari sebuah area hutan menggunakan pencitraan multi-spektral citra penginderaan jauh dan fotogrametri. Peta-peta ini menyediakan data penting untuk menilai jenis dan kondisi vegetasi yang mempengaruhi dan berpotensi lebih tinggi menyebabkan kebakaran hutan.[9] Pemetaan dengan akurasi yang tinggi tentunya akan menjadi tantangan tersediri dalam pengguaan drone bagi pemetaan kebakaran hutan. Aplikasi penginderaan drone di bidang kehutanan saat ini masih dalam tahap eksperimental, namun diperkirakan akan terus berkembang dengan cepat. Dalam perkembangannya, sangat diperlukan untuk melakukan studi komparasi secara sistematis dan berkesinambungan guna menentukan penggunaan teknologi drone yang sesuai untuk berbagai kondisi hutan dan/atau aplikasi kehutanan.[10]

Referensi

  1. ^ Perkasa, Petrisly; Aguswan, Yusuf (2018-12-20). "USE OF DRONE FOR EARLY DETECTION MEANS LAND AND FOREST FIRE". BALANGA: Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (dalam bahasa Inggris). 6 (2): 1–4. ISSN 2723-1216. 
  2. ^ Nurkarim, Yusuf Arqam; Latipah, Asslia Johar; Suryawan, Sayekti Harits (2020). "Drone UAV Pemadam Kebakaran Otomatis". TEKNIMEDIA: Teknologi Informasi dan Multimedia. 1 (2): 1–6. doi:10.46764/teknimedia.v1i2.17. ISSN 2722-6271. 
  3. ^ Muid, Abdul; Evita, Maria; Aminah, Nina; Budiman, Maman; Djamal, Mitra (2022-12-31). "Determining Forest Fire Position from UAV Photogrammetry using Color Filtration Algorithm". JOIV : International Journal on Informatics Visualization (dalam bahasa Inggris). 6 (4): 842–849. doi:10.30630/joiv.6.4.956. ISSN 2549-9904. 
  4. ^ Roldán-Gómez, Juan Jesús; González-Gironda, Eduardo; Barrientos, Antonio (2021-01). "A Survey on Robotic Technologies for Forest Firefighting: Applying Drone Swarms to Improve Firefighters' Efficiency and Safety". Applied Sciences (dalam bahasa Inggris). 11 (1): 363. doi:10.3390/app11010363. ISSN 2076-3417. 
  5. ^ Almer, Alexander; Schnabel, Thomas; Lukas, Sabine; Perko, Roland; Kofler, Armin; Pammer-Schindler, Viktoria (2017-06). "International forest firefighting concepts based on aerial support strategies". IEEE: 123–130. doi:10.23919/ConTEL.2017.8000048. ISBN 978-953-184-223-5. 
  6. ^ Madridano, Ángel; Al-Kaff, Abdulla; Flores, Pablo; Martín, David; de la Escalera, Arturo (2021-01). "Software Architecture for Autonomous and Coordinated Navigation of UAV Swarms in Forest and Urban Firefighting". Applied Sciences (dalam bahasa Inggris). 11 (3): 1258. doi:10.3390/app11031258. ISSN 2076-3417. 
  7. ^ Laszlo, Bodnar; Agoston, Restas; Xu, Qiang (2018). "Conceptual Approach of Measuring the Professional and Economic Effectiveness of Drone Applications Supporting Forest fire Management". Procedia Engineering (dalam bahasa Inggris). 211: 8–17. doi:10.1016/j.proeng.2017.12.132. 
  8. ^ Tiberiu Paul Banu; Gheorghe Florian Borlea; Constantin Banu (2016-11-28). "The Use of Drones in Forestry". Journal of Environmental Science and Engineering B. 5 (11). doi:10.17265/2162-5263/2016.11.007. 
  9. ^ Muid, A; Kane, H; Sarasawita, I K A; Evita, M; Aminah, N S; Budiman, M; Djamal, M (2022-06-01). "Potential of UAV Application for Forest Fire Detection". Journal of Physics: Conference Series. 2243 (1): 012041. doi:10.1088/1742-6596/2243/1/012041. ISSN 1742-6588. 
  10. ^ Tang, Lina; Shao, Guofan (2015-12-01). "Drone remote sensing for forestry research and practices". Journal of Forestry Research (dalam bahasa Inggris). 26 (4): 791–797. doi:10.1007/s11676-015-0088-y. ISSN 1993-0607. 
Kembali kehalaman sebelumnya