Dwi Satriyo Annurogo
Ir. Dwi Satriyo Annurogo, MT., IPU. (lahir 13 Desember 1967) adalah Direktur Utama PT Petrokimia Gresik sejak 25 Agustus 2020.[1] Sebelum itu, ia pernah ditunjuk sebagai Direktur Produksi, Teknik dan Pengembangan PT Pupuk Iskandar Muda pada tahun 2016.[2] Kemudian ia dipercaya menjadi Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara X pada tahun 2017[3][4] dan ditugaskan mengemban amanah Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara XI pada tahun 2020.[5] Saat ini ia aktif di berbagai organisasi antara lain Ketua Satgas Bencana Nasional BUMN Wilayah Jawa Timur,[6] Wakil Bendahara III Persatuan Insinyur Indonesia,[7] dan Ketua Harian II Ikatan Alumni ITS. Atas kontribusinya selama ini, berbagai penghargaan telah ia dapatkan, dan yang terbaru ia menerima penghargaan "Jer Basuki Mawa Beya Perak" dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur atas peranannya sebagai Ketua Satgas Bencana Nasional BUMN Wilayah Jawa Timur dalam mengatasi krisis oksigen medis di tengah tingginya kasus Covid-19 Jawa Timur tahun 2021.[8][9][10][11] Riwayat HidupPendidikanDwi pernah menempuh pendidikan di SMPP Malang di Lawang (Sekolah Menengah Pembangunan Persiapan) yang sekarang menjadi SMA Negeri 1 Lawang kemudian pindah ke SMA Negeri 1 Surabaya sampai lulus pada tahun 1985. Ia kemudian melanjutkan studi di Institut Teknologi Sepuluh Nopember jurusan Teknik Kimia dan lulus pada tahun 1991. Kemudian ia melanjutkan kembali pendidikan di Institut Teknologi Sepuluh Nopember mengambil pendidikan strata dua jurusan Magister Teknik dan lulus pada tahun 2007. Dari almamaternya, ia menerima penghargaan Wira Adhiwasesa, yang mana diperuntukkan bagi alumni ITS Surabaya yang memiliki kontribusi dan segudang prestasi untuk menyejahterakan masyarakat.[12] Penghargaan tersebut diberikan pada acara puncak Dies Natalis ke-62 ITS Surabaya. KarierIa mengawali karir sebagai karyawan di PT Petrokimia Gresik pada tahun 1992 sebagai Kepala Urusan Perencanaan dan Pengendalian Produksi II sampai pada akhirnya menjabat sebagai General Manager Pabrik III mulai tahun 2014. Selama berkarir sebagai karyawan, potensi Dwi terasah dengan baik. Hal ini terbukti dengan didapatkannya beasiswa pendidikan dari Petrokimia Gresik melalui Tugas Belajar S2 di ITS. Selain itu, berbagai penghargaan ia dapatkan, seperti Peserta Terbaik I pada Kursus Pimpinan Dasar yang diselenggarakan oleh Asosiasi Produsen Pupuk Indonesia pada tahun 1992, penghargaan Adhicipta Rekayasa III dari organisasi profesi Persatuan Insinyur Indonesia (PII) setelah melakukan inovasi berupa peningkatan Pabrik PF-I untuk produksi NPK Phonska dari desain pabrik 1.320 ton per hari menjadi 2.100 ton per hari dan juga mendapatkan paten NPK untuk teknologi proses gabungan Solid-Liquid Base. Berbagai karir manajerial ia emban mulai dari Kepala Departemen Produksi II B, Kepala Kompartemen Pabrik II, dan General Manager Pabrik III, sebelum akhirnya dipercaya menjadi salah satu Direksi di PT Pupuk Iskandar Muda. Ia ditunjuk sebagai Direktur Produksi, Teknik dan Pengembangan di perusahaan pupuk asal Aceh yang merupakan salah satu anak perusahaan PT Pupuk Indonesia (Persero), yaitu PT Pupuk Iskandar Muda. Bersama dengan jajaran Direksi lainnya, ia mempersiapkan grand design perusahaan untuk berkembang menjadi kompleks pabrik pupuk lengkap dan pabrik kimia yang terintegrasi (Pabrik Pupuk Urea, Pupuk NPK, Pupuk ZA, Amoniak, Asam Sulfat dan Asam Fosfat). Selain itu juga ia mempersiapkan reaktivasi Pabrik Amoniak I yang sudah lebih dari 10 tahun tidak beroperasi, dengan tujuan agar perusahaan dapat beroperasi dengan dua pabrik, sehingga bisa menurunkan biaya pokok produksi. Ia juga melakukan reaktivasi Tangki Amoniak PT. Asean Aceh Fertilizer (AAF) untuk support aktivitas perusahaan. Pada tahun 2017, ia diberikan amanah menjadi Direktur Utama di PTPN X yang merupakan perusahaan produsen gula terbesar di Indonesia.[13] Ia melakukan transformasi budaya dan perbaikan sistem di perusahaan tersebut pada tahun pertama penugasan. Ia berhasil memperbaiki kinerja perusahaan yang tahun sebelumnya rugi pada tahun 2016 sebesar Rp 155 miliar menjadi laba pada tahun 2017 sebesar Rp. 60 miliar, bahkan saat itu perusahaan memmpunyai obligasi jatuh tempo sebesar Rp 700 miliar. Berbagai upaya ia lakukan sehingga pada tahun-tahun berikutnya kinerja perusahaan terus meningkat, laba tahun 2018 sebesar Rp 105 M dan laba tahun 2019 sebesar Rp 113 M atau 139% dibanding RKAP. Ia melakukan peningkatan peran R&D sehingga didapatkan varietas unggul baru tebu, diversifikasi dan hilirisasi produk. Ia juga melakukan penghentian operasi pabrik gula yang tidak optimal, pengolahan limbah menjadi bahan produk, pembangunan unit gula retail, pengembangan produk bioethanol, pembuatan unit produksi pupuk Biokompos, pembangunan Unit Gula Retail, penjualan ekses power ke PLN, sampai dengan komersialisasi aset untuk pariwisata. Atas kinerja dan kontribusi selama bertugas sebagai Direktur Utama di PTPN X, ia mendapatkan berbagai penghargaan antara lain, The Best CEO Aplikasi dan Program Revolusi Mental 2019,[14] CEO Terbaik kategori Strategic Orientation dalam ajang Anugerah BUMN 2019,[15] CEO terbaik untuk Implementasi IT dalam ajang IT Award 2018 dan 2019,[16] serta mengantarkan PTPN X sebagai BUMN terbaik untuk Strategic Orientation dalam ajang BUMN Award 2019. Ia juga dipercaya sebagai Ketua Ikatan Ahli Gula Indonesia (IKAGI)[17] pada tahun 2019 dan Ketua Badan Pengarah Asosiasi Gula Indonesia (AGI) pada tahun yang sama.[18] Atas kinerja baiknya, ia ditarik ke PTPN XI sebagai Direktur Utama pada bulan Mei 2020. Di bawah kepemimpinan yang terbilang cukup singkat, tiga Pabrik Gula (PG) PTPN XI mendapat penghargaan kinerja terbaik Semester I 2020 untuk Komoditas Tebu PTPN Group, yaitu PG Prajekan peringkat 1, PG Soedhono peringkat 2, dan PG Semboro peringkat 4.[19] Ia melakukan optimalisasi aset yang ada yaitu dengan melakukan operation excellent untuk aset yang produktif, melakukan kerjasama pemanfaatan untuk aset yang menganggur, dan melepaskan aset yang sudah tidak produktif agar tidak membebani keuangan perusahaan. Pada bulan 2020, ia ditunjuk sebagai Direktur Utama di perusahaan produsen pupuk terlengkap di Indonesia.[20] Sebagai individu yang sangat peduli dengan pengelolaan dan peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia untuk pengembangan inovasi perusahaan, ia selalu menyampaikan pesan sebagai berikut, “Ide dan kreativitas tidak memiliki struktur hirarki atau jabatan. Siapapun di Petrokimia Gresik harus bersama-sama berpikir inovatif, sehingga tidak terpaku hanya pada bidangnya dan memiliki pemikiran terbuka untuk kemajuan perusahaan.”[21][22] Dia mendirikan Rumah Transformasi sebagai wadah bagi karyawan untuk menyampaikan gagasan untuk ditindaklanjuti perusahaan dalam rangka memberikan nilai tambah secara nyata bagi perusahaan.[23] Ia juga mendirikan Digital Learning Center sebagai pusat pembelajaran virtual bagi karyawan, peserta magang, serta stakeholder lainnya dan juga sebagai salah satu anak perusahaan BUMN yang terdepan dalam memanfaatkan teknologi virtual reality.[24] Di bawah kepemimpinannya, PT Petrokimia Gresik bertransformasi menjadi perusahaan solusi agroindustri. Ia melakukan transformasi bisnis perusahaan dalam rangka menghadapi era New Normal dan persiapan perubahan kebijakan subsidi pupuk melalui digitalisasi proses bisnis, peluncuran berbagai produk baru, serta pembangunan beberapa pabrik dan infrastruktur untuk mendukung ekspansi perusahaan. Ia mengantarkan PT Petrokimia Gresik memperoleh penghargaan Propernas Emas untuk pertama kalinya sepanjang sejarah perusahaan[25] dan juga penghargaan bergengsi lainnya. Selain itu, berbagai penghargaan individu juga ia dapatkan atas kinerjanya di PT Petrokimia Gresik, yang terakhir ia mendapatkan penghargaan “The Most Committed Leader to TJSL Initiative on Developing Healthy Villages” dalam ajang TJSL & CSR Award 2022 yang diselenggarakan Majalah BUMN Track bersama Indonesia Shared Value Institute (ISVI).[26] Kegiatan Organisasi dan Narasumber/PembicaraOrganisasi
Narasumber/Pembicara
Referensi
|