Elang tikus
Elang tikus (Elanus caeruleus)[2] adalah burung Pemangsa diurnal berukuran kecil dalam familia Accipitridae yang terkenal karena kebiasaannya melayang dalam padang rumput terbuka seperti kebiasaan kestrel yang berukuran kecil. Spesies Eurasia dan Afrika ini terkadang digabung dengan spesies Australia Elang Bahu-hitam (Elanus axillaris) dan Elang Ekor-putih (Elanus leucurus) dari Utara dan Selatan Amerika yang bersama-sama membentuk superspesies. Elang ini khas, dengan sayap panjang, putih, serta bulu abu-abu dan hitam juga mirip burung hantu dengan mata yang menghadap ke depan dan iris merah. Walaupun utamanya terlihat di dataran, mereka terkadang kelihatan di lereng bukit berumput di kawasan ketinggian yang lebih tinggi di Asia. Mereka bukanlah pengembara, tetapi ia membuat pergerakan jarak pendek sebagai respon terhadap cuaca. Meskipun terlihat seperti Alap-alap, keterlibatannya begitu jauh ditandai dengan warna iris mata yang lebih terang dan sayap membulat. DeskripsiBerukuran 30 cm. Berwarna putih, abu-abu dan hitam. Berbecak hitam pada bahu, bulu primer hitam panjang khas.[3] Apabila mereka sudah dewasa, mereka berciri-ciri: terdapat mahkota di punggung, sayap pelindung dan bagian pangkal ekor abu-abu.[2] Muka, leher dan bagian bawah putih, paruh berwarna hitam dan kaki berwarna kuning.[3] Pada jenis burung yang masih muda, iris matanya berwarna kuning, tetapi saat sudah dewasa iris matanya berubah menjadi merah.[3] Distribusi dan habitatElang tikus merupakan spesies utama dataran terbuka dan semi-gurun di sub-Sahara Afrika dan wilayah tropis Asia, tetapi ia memiliki tempat kedudukan pada Eropa, yakni di Spanyol dan Portugal. Persebaran spesies tampaknya berkembang di selatan Eropa dan kemungkinan di Asia Barat.[4][5][6] Beberapa populasi geografis ditetapkan sebagai subspesies dan ini termasuk nominasi subspesies yang terjadi di Spanyol, Afrika dan Arabia. Subspesies vociferus ditemukan di timur persebaran dan Asia Selatan menuju ke Asia Tenggara. Sepanjang Sumatra, Jawa, Kalimantan dan subspesies Filipina hypoleucus (kadang-kadang dianggap sebagai spesies penuh) ditemukan sementara subspesies wahgiensis hanya terbatas pada Guinea Baru. Subspesies sumatranus tidak selalu diakui. Alap-alap Ekor-putih dan Alap-alap Bahu-hitam dulunya disertakan dengan spesies ini tetapi sejak lama, alap-alap bahu-hitam diperlakukan sebagai spesies berbeda.[7][8] Meskipun ditemukan utamanya di daratan, mereka juga kelihatan di dataran tinggi di Sikkim (3650m),[9] Nilgiris (Doddabetta, 2670m)[10] dan Nagaland (2020m).[11] Mereka juga dikatakan merupakan pengunjung di musim dingin di beberapa bagian persebaran mereka seperti Ghat Barat.[12] RasSecara global, alap-alap tikus terdapat empat sub-spesies yang diakui dengan pesebaran berbeda. Dua diantaranya dapat dijumpai di Indonesia Global
Lokal
Kelakuan dan ekologiAlap-alap tikus berkembangbiak pada waktu yang berbeda setiap tahun di seluruh jangkauan. Meskipun bersarang dicatat sepanjang tahun di India, mereka tampaknya tidak berbiak pada April dan Mei.Dan di Jawa Barat, mereka terutama berbiak di bulan Juni dan terus berlangsung sampai Desember.[13] Pacaran mereka bising dan melibatkan saling berkejaran dan apabila pasangan telah dibuat mereka akan sering kawin.[14] Sarangnya terdiri susunan ranting yang longgar yang mana 3 atau 4 telur diletakkan. Betina lebih banyak membantu dalam membuat sarang daripada jantan. Telurnya krim pucat dengan bintik merah gelap. Kedua orang tua mengeram telur tetapi saat piyik menetas, jantan lebih banyak menghabiskan waktu untuk mencari makanan.[12] Betina awalnya memberi makan burung muda, kadang-kadang berburu dekat dengan sarang tetapi akan menerima makanan dari jantan. Setelah menjadi dewasa burung muda terus pada makanan dari induk jantan sekitar 80 hari, awalnya makanan diserahkan di tenggeran dan kemudian di udara.[15] Mangsa termasuk belalang, jangkrik dan serangga besar lainnya, kadal dan terkadang tikus.[13] Kegiatannya selain itu termasuk melukai burung, ular kecil dan juga katak.[12] Penerbangan perburuan yang lamban seperti Elang-rawa, terkadang melayang-layang diam atau hovering seperti Alap-alap Sapi. Ini jarang terjadi, sebab ia biasanya diketahui memburu mangsanya yang sedang terbang.[16] Tempat tenggeran biasanya digunakan untuk berburu dan memberi makan tetapi mangsa yang besar kadang-kadang dapat ditangani di tanah.[17] Di selatan Afrika, mereka sering terlihat di pinggir-pinggir jalan untuk mencari makan dan kadang terbunuh dalam kecelakaan.[18] Burung ini bersarang secara komunal dengan kelompok 15-35 ekor (jumlah yang lebih banyak di Eropa[19]) berkumpul di pohon besar berdaun lebat.[20] Mereka amat pendiam dan panggilannya tercatat pekikan bernada tinggi atau siulan lembut seperti ini,"whiip, whiip”.[12][13] Panggilan mereka banyak terdengar terutama selama musim kawin.[21][22] Sebuah spesies nematoda, Physaloptera acuticauda, tercatat sebagai parasit spesies ini di Afrika Selatan.[23] MakananMemakan binatang pengerat dengan ukuran kecil (40-90 gram), Kelelawar, burung-burung kecil, reptil dan serangga. Berburu dari tenggeran sambil mengawasi pergerakan mangsanya. Terbang melayang pelan sambil mengawasi mangsa dan meluncur menangkap mangsanya ketika mangsa buruanya terlihat. Sering berburu di awal senja dan sebelum fajar[24] ReproduksiDi beberapa daerah, dapat berkembang biak di musim apapun namun tergantung terhadap ketersediaan makanan didaerah tersebut. Sarang tersusun dari ranting bercampur daun, diletakkan pada pohon di dalam hutan dengan ketinggian sekitar 3 sampai 20 meter dari permukaan tanah. Telur 3 sampai 5 butir berwarna putih kotor dengan bintik coklat kemerah-merahan. Di Jawa Barat, terutama berbiak di bulan Juni dan terus berlangsung sampai Desember.[24] Status dan konservasiPerdagangan Internasional: Appendix II, dapat diperdagangkan dengan pengaturan tertentu. Dan pemerintah Indonesia melindungi elang tikus dengan PP nomor 7 tahun 1999.[3][13] Bahasa lain
Referensi
Sumber lain
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Elanus caeruleus. Wikispecies mempunyai informasi mengenai Elanus caeruleus.
|