Elevator biji-bijian
Elevator biji-bijian adalah menara yang terdiri dari elevator ember atau konveyor pneumatik yang mengangkut biji-bijian dari lantai bawah dan menumpuknya dari bagian atas silo atau fasilitas penyimpanan lainnya. Dalam banyak kasus, istilah "elevator biji-bijian" juga mencakup seluruh fasilitas terkait, dari silo, pos penerimaan dan pemeriksaan, hingga kantor yang melayaninya. Sebelum ditemukannya elevator biji-bijian, penanganan dan penyimpanan biji-bijian biasanya dilakukan di dalam kantong-kantong, bukan sebagai bahan curah. Elevator ditemukan oleh Joseph Dart dan Robert Dunbar pada tahun 1842-43, di Buffalo, New York, memanfaatkan penggilingan tepung bermesin uap milik Oliver Evans.[1] Buffalo diuntungkan dengan kondisi geografisnya yang memudahkan pengapalan biji-bijian. Elevator biji-bijian kedua dan ketiga dibangun di Toledo, Ohio dan Brooklyn, New York, pada tahun 1847. Kedua kota tersebut terlibat perdagangan biji-bijian internasional yang menguntungkan perekonomian Amerika ketika itu, hingga urbanisasi. Lalu elevator biji-bijian berikutnya dibangun di Cleveland, Chicago, dan Duluth untuk mengakomodasi meningkatnya produksi biji-bijian dan tingginya arus perdagangan. Bisa dikatakan elevator biji-bijian telah menjadikan Amerika Serikat digdaya di bidang pertanian ketika itu. Tidak hanya gandum, tetapi juga dalam produksi jagung dan oat.[1] PermasalahanOperator elevator biji-bijian ketika itu sangat berkuasa terhadap perdagangan gandum karena ketika itu, truk besar pengangkut bahan curah belum ditemukan dan pendistribusian gandum umum dilakukan ke dalam Amerika melalui sungai besar menggunakan kapal uap. Hal itu menyebabkan mereka mampu mengendalikan harga dan keuntungan terbesar dalam perdagangan biji-bijian jatuh kepada mereka, sehingga petani bergerak, membentuk semacam koperasi, dan mengambil alih elevator biji-bijian seperti yang terjadi pada Saskatchewan Wheat Pool.[2] Elevator biji-bijian memiliki bahaya yang sama seperti silo dalam hal penyimpanan bahan curah dan penanganannya dari lantai dasar ke silo. Fenomena bom tepung (flour bomb) dapat terjadi hanya dengan sedikit percikan api, karena tepung memiliki luas permukaan yang cukup untuk mengoksidasi oksigen di sekitarnya. Ledakan telah terjadi di elevator biji-bijian di Minneapolis, Minnesota tahun 1878, di Wichita, Kansas tahun 1998,[3] dan di Atchison, Kansas tahun 2011. Masalah lainnya adalah dengan ditemukannya komoditas pertanian yang termodifikasi secara genetik (GM, genetically modified). Pemisahan hasil pertanian GM dengan hasil pertanian konvensional diperlukan tergantung pada permintaan konsumen dan peraturan setempat. Hal ini terjadi karena adanya kemungkinan masalah kesehaan dari produk pertanian GM dan polusi genetik dari GM ke lingkungan. Lihat pulaReferensi
Pranala luar
|