Share to:

 

Emral Djamal

Emral Djamal Datuk Rajo Mudo
Emral Djamal Datuk Rajo Mudo
Lahir22 Maret 1944 (umur 80)
Nagari Bayang, Pesisir Selatan, Sumatera Barat masa pemerintahan Jepang
Meninggal30 April 2018
Padang, Indonesia
KebangsaanIndonesia
PekerjaanBudayawan, Sastrawan

Drs. H. Emral Djamal Datuk Rajo Mudo (lahir 22 Maret 1944) adalah seorang budayawan, penggali dan penggerak silat tradisional Minangkabau, sekaligus penghulu dari Suku Tanjung di Nagari Bayang. Ia sering menjadi narasumber dan pemakalah pada berbagai forum diskusi tentang budaya alam Minangkabau, baik di dalam atau di luar daerah Sumatera Barat. Tulisan-tulisannya banyak dimuat dalam beberapa harian yang terbit di Padang.

Ia banyak menulis tentang silek, adat, dan sejarah Minangkabau yang digali dari warisan tradisi di Minangkabau yang berupa pidato-pidato adat, gelar-gelar adat, pitutur, wawancara dengan para pemuka adat dan tuo silek, pepatah petitih, dan naskah-naskah kuno. Ia menjadi salah seorang penggerak kegiatan Galanggang Siliah Baganti (GSB), suatu acara festival silat tradisional Minangkabau sebagai bentuk nyata dari upaya mempertahankan tradisi silek di Minangkabau dari kepunahan.

Sejak tahun 1989, ia mulai menelusuri, meneliti, dan menulis sejarah Kesultanan Inderapura atas permintaan Sutan Boerhanoeddin Sultan Firmansyah Alamsyah, ahli waris Kerajaan Kesultanan Inderapura agar tidak tenggelam begitu saja karena lokasi Inderapura saat sekarang terpencil dan jauh dari pusat kota. Sulit membayangkan saat sekarang bahwa Kerajaan Inderapura pada masa lalu adalah daerah yang besar dan ramai dikunjungi oleh berbagai bangsa di seluruh dunia. Penelitian tersebut kemudian dimuat di Harian Singgalang dalam bentuk tulisan bersambung dan naskah ranji raja-raja di Kesultanan Inderapura yang dimiliki oleh Soetan Boerhanoeddin dipublikasikan pada Simposium Internasional Pernaskahan Nusantara VIII di kampus Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 26–28 Juli 2004.

Karya-karya

  • Penyusun kaba Pusako Minangkabau, Bonsu Pinang Sibaribuik, kisah yang dilatarbelakangi perjuangan masyarakat Minangkabau di Pesisir Selatan melawan Portugis.[1] Kaba ini mendapatkan apresiasi dari berbagai kalangan akademisi yang mengungkapkan tentang human trafficking pada masa lalu yang jarang disebutkan di dalam karya sastra Indonesia.[2] Penulisan kaba ini disponsori oleh salah seorang pejabat tinggi dari Malaysia Dr. Rais Yatim [3]
  • Puisi
    • Rindu Dan Bayang-Bayang Putih (kumpulan puisi) bersama dengan A. Caniago Hr. Dt. Rajo Sampono (alm.), Taman Budaya Padang, (ca. 1994)
    • Layang Layang Darek (kumpulan puisi), penerbit Dewan Kesenian Sumatera Barat (1997)
    • Kulindan Sumur Tua (kumpulan puisi), belum diterbitkan, tapi sudah dibacakan beberapa kali di Taman Budaya, Padang.
  • Silek Kato (Silat Kata) dimuat di surat kabar Mingguan Singgalang, Padang dari Minggu 9 Maret sampai dengan 14 September 2003 [4]
  • Sejarah Minangkabau (berbagai tulisan sudah dimuat di mass media di Sumatera Barat)
    • Menelusuri Jejak Lamin-Lamin Sejarah Alam Minangkabau: Kesultanan Inderapura Teluk Air Dayo Puro di Pesisir Selatan, dimuat secara bersambung di Mingguan Singgalang (1996)
    • Menelusuri jejak sejarah dan salasilah kerajaan usali Kesultanan Inderapura di Pesisir Selatan, Sumatera Barat [5]
    • Melayu, Suwarnabhumi Pulau Ameh, Pulau Paco [6]
    • Kekuasaan Portugis dan Aceh di Rantau Pesisir Barat [7]
    • Menikam Jejak Sejarah Melayu Nusantara dari Pusat Pulau Emas, Sumatra [8]
    • Datuak Di Ngalau, Dapunta Hyang Sailendra Gunung Marapi [9]
    • Banda Sapuluah dan Rantau Sungai Pagu [10]
    • Catatan Tentang Puti Indojalito dan Puto Indojati [11]
    • Silek Kato, Mengungkap Misteri Salasilah Sejarah Minangkabau dan Rantaunya (1-15) diterbitkan di Mingguan Singgalang di Padang sejak 16 Maret 2003 s/d 31 Agustus 2003
  • Emral Djamal. Karya sastra sebagai sumber sejarah: Sebuah pembicaraan awal tentang karya sastra sejarah batang kebudayaan Melayu Minangabau. Sastra Bung Hatta, volume I tahun 2002.

Kegiatan-kegiatan

  • Pencak silat:
    • Dewan Juri Seni Beladiri pada acara Penataran Pencak Silat Region yang dilaksanakan oleh The International Pencak Silat Federation (Persilat) tanggal 30 Juni 1997 di Jakarta
    • Anggota Pengurus Daerah (sekarang Pengurus Provinsi) Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Sumatera Barat, (1981-sekarang 2012).
    • Juri Seni dan Beladiri pada Kejuaraan Dunia Pencak Silat, Jakarta (1992) yang pada waktu itu presiden Persilat dijabat oleh Eddie M Nalapraya dan Prabowo Subianto menjabat sebagai ketua panitia.
    • Dewan Pendekar Nasional pada Festival Pencak Silat Nasional I di Padepokan Pencak Silat PB. IPSI, Jakarta (2003)
    • Salah seorang penggagas dan aktivitis dari Galanggang Siliah Baganti (GSB) yang merupakan ajang pertemuan silat tradisional di Minangkabau
    • Ketua Unit Khusus Galanggang Siliah Baganti (GSB) Pengurus Provinsi Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Sumatera Barat (2012-2016)
    • Wasit dan Juri Pencak Silat di berbagai kegiatan pertandingan Pencak Silat, terutama Silat Tradisional Minangkabau. Padang, Sumatera Barat.
    • Penyaji Makalah pada kegiatan International Silat Festival and International Silat Discussion Luhak Nan Tuo II - 2008 pada tanggal 28-30 November 2008. Padangpanjang Sumatera Barat.
  • Pagelaran Seni
    • Emral Djamal bersama Makmur Hendrik tampil dalam Opera Randai Cindua Mato garapan Sutradara Nazif Basir pada Malam Resepsi Penutupan Konferensi Mentri Penerangan Negara-Negara Non Blok di Jakarta, Sabtu malam tanggal 28 Januari 1984.
    • Pembaca puisi di Pusat Kebudayaan Universitas Malaya, Akademi Seni Kebangsaan, Dewan Bahasa dan Pustaka Malaysia, Institut Teknologi Mara, Shapadu Sdn. Bhd. Central Market, SMK Sri Pantai Kuala Lumpur, Malaka dan Johor Bahru, 24-28 April 1999.
    • Pembaca puisi pada malam pembacaan puisi-puisi penyair Malaysia yang diselenggarakan di Rumah Pena, Kuala Lumpur. (Januari – Juli 2000).
    • Pimpinan Kontingen pada kegiatan Pesta Kesenian Bali XXIV tanggal 20 Juni - 20 Juli 2002 di Taman Budaya Denpasar.
    • Ketua Dewan Juri Festival Randai, Pekan Budaya Sumatera Barat, Festival Minangkabau 2004, tanggal 18-24 Desember 2004.
  • Staf Pengajar
    • Mengajar falsafah Budaya Alam Minangkabau pada kursus yang diselenggarakan oleh Sanggar Teater Fauziah Nawi Sdn. Berhad, Selangor Darul Ehsan bekerjasama dengan Akademi Penulis Nasional Malaysia di Rumah PENA (Pusat Penulis Nasional) Kuala Lumpur (Juli 2000),
    • Staf Pengajar Luar Biasa di Jurusan Sastra Minangkabau, Fakultas Sastra Sastra Universitas Andalas (2002-2004).
  • Anggota Dewan Kesenian Sumatera Barat (DKSB) – Komite Daerah (1993-1996)
  • Pengasuh Grup Kajian Tradisi Minangkabau pada Komunitas Salimbado Buah Tarok-Padang sampai sekarang
  • Pengasuh Rubrik “Taruko” pada Suara Afta Tabloid Pertanian, Universitas Andalas sampai sekarang (2012).[12]

Seminar-seminar

  • Pertemuan Sastrawan Nusantara X, Pertemuan Sastrawan Malaysia I, 1999 di Negeri Johor Darul Ta’zim, Malaysia.
  • Pembicara dan memberi Pembekalan pada Pelatihan Guru / Kordinator Kesenian / Budaya Alam Minangkabau di lingkungan Dinas Pendidikan Kota Padang, yang dilaksanakan pada tanggal 3 s/d 11 Juni 2003 di Padang.
  • Pembicara dalam Simposium International Pernaskahan Nusantara VIII yang diselenggarakan di Kampus UIN-Syarif Hidayatullah – Ciputat, Jakarta bersama Kelompok Kajian Puitika pimpinan M. Yusuf M.Hum, ahli filologi Universitas Andalas, Padang, dengan kertas kerja: Menelusuri Jejak Sejarah: Manuskrip Kerajaan Usali Kesultanan Inderapura Di Pesisir Selatan – Sumatera Barat (26-28 Juli 2004)[13]
  • Pembicara pada diskusi tentang “ Padang Sejarah dan Budayanya” yang diselenggarakan oleh Museum Adityawarman Padang, 8 November 2007.[14]
  • Musyawarah Adat - Aplikasi Manajemen Suku dan Pemberdayaan Hukum Adat dalam Hukum Nasional Meningkatkan Peran Ninik Mamak Melaksanakan Hukum Adat dalam Kerangka Hukum Nasional pada tanggal 24-25 Maret 2012 di Solok Sumatera Barat.

Penghargaan-penghargaan

  • Penghargaan dari Pemerintah Kota Bukittinggi atas kepeduliannya dalam melestarikan Seni Silat Tradisi Minangkabau tahun 2010
  • Piagam Penghargaan Anugerah Tokoh Kebahasaan dan Kesastraan 2016 dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementrian Pendididikan dan Kebudayaan atas kiprah sebagai Pelestari Sastra Daerah diberikan di Jakarta pada tanggal 28 Oktober 2016 oleh Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Prof. Dr. Dadang Sunendar, M.Hum [15]

Referensi

Kembali kehalaman sebelumnya