Fasisme YahudiFasisme Yahudi adalah istilah yang merujuk pada faksi-faksi politik Yahudi di spektrum politik sayap kanan yang secara aktif mengidentifikasi diri dengan atau ditafsirkan sebagai penganut fasisme. Contoh awal fasisme Yahudi adalah gerakan Maksimalisme Revisionis yang berumur pendek yang muncul dalam faksi Brit HaBirionim dari Gerakan Zionisme Revisionis pada tahun 1930-an dan secara terbuka mendukung nilai-nilai dan tujuan fasisnya. Pada abad ke-21, partai Otzma Yehudit atau Kekuatan Yahudi telah dianggap sebagai contoh kebangkitan fasisme atau neo-fasisme. Maksimalisme revisionisMaksimalisme revisionis adalah ideologi politik militan sayap kanan berumur pendek yang merupakan bagian dari faksi Brit HaBirionim dari Gerakan Revisionisme Zionis yang didirikan oleh Abba Ahimeir. Gerakan Maksimalisme Revisionis meminjam prinsip-prinsip totalitarianisme, fasisme, dan inspirasi dari Polandia di bawah Józef Piłsudski dan Italia di bawah Benito Mussolini.[1] Kalangan Maksimalis Revisionis sangat mendukung rezim fasis di Italia Benito Mussolini dan menginginkan pembentukan negara Yahudi berdasarkan prinsip-prinsip fasisme.[2] Tujuan kaum Maximalis adalah untuk "mengeluarkan revisionisme dari jebakan liberalnya" karena mereka ingin status Ze'ev Jabotinsky ditingkatkan menjadi diktator,[3] sambil memaksa penduduk Palestina meleburkan diri ke dalam masyarakat Ibrani.[4] Kalangan maksimalis percaya bahwa otoritarianisme dan solidaritas nasional diperlukan agar masyarakat dapat berkolaborasi dengan pemerintah demi terciptanya persatuan total di Palestina.[4] Label "fasis" kemudian menjadi jarang digunakan karena pada periode tersebut dan setelahnya, label tersebut sering digunakan secara kasar dalam perselisihan antara faksi-faksi politik nonfasis yang berlawanan, seperti pada tahun 1930-an bahkan partai-partai sosial demokrat dituduh oleh Stalin dan partai komunisnya sebagai "fasis" atau "sosial-fasis". Pun demikian di Palestina, kaum zionis revisionis pada tahun 1930-an sering digolongkan sebagai "fasis" oleh para pemimpin zionisme buruh dan kaum revisionis menyerang Serikat Buruh (Histadrut) dan David Ben-Gurion yang menganut demokrasi sosial dengan istilah seperti "Swastika Merah" sebagian perbandingan dengan fasisme dan Hitler.[5][6] Pada tahun 1932, Brit HaBirionim mendesak Gerakan Zionis Revisionis untuk mengadopsi kebijakan mereka yang bertajuk "Sepuluh Perintah Maksimalisme", yang dibuat di bawah "Dalam Semangat Fasisme Lengkap".[7] Anggotanya yang lebih moderat menolak untuk menerima hal ini dan pemimpin faksi moderat Yaacov Kahan menekan Brit HaBirionim untuk menerima kultur demokratis Gerakan Zionisme Revisionis dan tidak mendorong partai tersebut untuk mengadopsi kebijakan diktator khas fasis.[7] Kaum Maksimalis Revisionis menjadi faksi terbesar di Gerakan Zionisme Revisionis pada tahun 1930 tetapi dukungannya runtuh pada tahun 1933 setelah dukungan Ahimeir terhadap pembunuhan Hayim Arlosoroff, seorang tokoh zionis kiri.[8] Otzma YehuditPada abad ke-21, Otzma Yehudit atau Kekuatan Yahudi, sebuah partai politik zionisme agama yang dipimpin oleh penganut kahanisme dicirikan sebagai partai yang bersifat fasis.[9][10] Sosiolog Israel Eva Illouz menyebut pemimpin Otzma Yehudit Itamar Ben-Gvir sebagai perwakilan fasisme Yahudi.[11] Ideologi partai ini sering digambarkan sebagai warisan dari partai Kach dan Kahane Chai[12][13] yang semakin menonjol berkat masuknya partai-partai radikal agama ke dalam pemerintahan Netanyahu.[14][15] Referensi
Pranala luar |