Gentamisin
Gentamisin, dipasarkan dengan nama dagang Garamycin dan lainnya, adalah antibiotik. Gentamisin digunakan untuk mengobati beberapa jenis infeksi bakteri[1] seperti infeksi tulang, endokarditis, radang pada panggul, meningitis, pneumonia, infeksi saluran kemih, dan sepsis.[1] Gentamisin tidak efektif untuk mengobati gonore atau infeksi klamidia.[1] Obat ini dapat diberikan secara intravena, intramuskular, atau topikal.[1] Sediaan topikal digunakan pada luka bakar atau infeksi pada bagian luar mata.[2] Di negara maju, gentamisin hanya digunakan selama dua hari sampai hasil kultur bakteri dapat menentukan bakteri spesifik dan antibiotik yang spesifik pula.[3] Gentamisin dapat menyebabkan ototoksisitas dan nefrotoksisitas.[1] Ototoksisitas yang terjadi antara lain masalah keseimbangan dan gangguan pendengaran.[1] Toksisitas tersebut dapat menjadi permanen.[1] Gentamisin dapat membahayakan janin jika dipakai selama kehamilan.[1] Namun, gentamisin tampak aman untuk digunakan selama menyusui.[4] Gentamicin adalah antibiotik tipe aminoglikosida yang bekerja dengan mengganggu kemampuan bakteri untuk melakukan sintesis protein, sehingga dapat membunuh bakteri.[1] Gentamisin dipatenkan pada 1962 dan disetujui untuk dipasarkan pada 1964.[5] Gentamisin diisolasi dari Micromonospora purpurea.[1] Gentamisin terdapat dalam Daftar Obat Esensial Organisasi Kesehatan Dunia.[6] Gentamisin tersedia dalam bentuk generik.[7] Harga gentamisin injeksi di negara berkembang pada tahun 2014 sebesar US$0,05-0,58 per mL.[8] IndikasiGentamisin diindikasikan untuk mengobati berbagai infeksi bakteri yang sebagian besar bakteri Gram-negatif seperti Pseudomonas, Proteus, Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Enterobacter aerogenes, dan Serratia. Gentamisin juga dapat digunakan untuk mengobati infeksi Staphylococcus Gram-positif.[9] Gentamisin digunakan untuk pengobatan infeksi saluran pernapasan, infeksi saluran kemih, infeksi darah, tulang, dan jaringan lunak yang disebabkan bakteri yang sensitif terhadap gentamisin.[10] Tidak terdapat bukti cukup yang merekomendasikan gentamisin sebagai lini pertama pengobatan infeksi Neisseria gonore.[11] Gentamisin tidak digunakan untuk mengobati infeksi yang disebabkan Neisseria meningitidis atau Legionella pneumophila (karena terdapat risiko terjadinya syok akibat endotoksin yang dihasilkan organisme Gram-negatif tertentu). Gentamisin juga dapat digunakan untuk melawan Yersinia pestis dan Francisella tularensis.[12] Beberapa Enterobacteriaceae, Pseudomonas spp., Enterococcus spp., Staphylococcus aureus dan Staphylococcus spp, lainnya memiliki resistensi terhadap gentamisin dengan tingkat yang bervariasi.[13] Efek sampingEfek samping yang terjadi setelah penggunaan gentamisin bervariasi mulai yang ringan seperti mual dan muntah, hingga reaksi yang lebih berat seperti:[9]
Nefrotoksisitas dan ototoksisitas berkaitan dengan dosis yang diberikan. Dosis yang lebih tinggi dapat menyebabkan toksisitas yang lebih berat.[9] Gejala kedua toksisitas ini mungkin tidak timbul segera, terkadang baru muncul setelah menyelesaikan pengobatan.[9] Kerusakan ginjalKerusakan ginjal dialami oleh 10-25% dari pasien yang mendapat pengobatan dengan aminoglikosida. Gentamisin adalah salah satu obat yang paling nefrotoksik di kelas tersebut.[14] Seringkali, nefrotoksisitas akut bersifat reversibel, tetapi mungkin dapat berakibat fatal.[9] Risiko nefrotoksisitas dipengaruhi oleh dosis, frekuensi, durasi terapi, dan penggunaan bersamaan dengan obat-obatan tertentu, seperti AINS, diuretik, sisplatin, siklosporin, sefalosporin, amfoterisin, media kontras iodida, dan vankomisin.[14] Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko nefrotoksisitas antara lain:[14]
Fungsi ginjal pasien ketika menggunakan gentamisin harus dipantau dengan mengukur kreatinin dalam darah, kadar elektrolit, keluaran urin, adanya protein dalam urin, dan kadar bahan kimia lainnya, seperti urea, dalam darah.[14] Kerusakan telinga dalamSekitar 11% dari pasien yang mendapat pengobatan dengan aminoglikosida mengalami kerusakan pada telinga dalam.[15] Gejala kerusakan telinga dalam antara lain tinitus, gangguan pendengaran, vertigo, ataksia, dan limbung.[16] Penggunaan gentamisin dalam jangka panjang dapat merusak sel-sel rambut telinga dalam, sehingga menyebabkan gangguan pendengaran yang ireversibel. Selain itu, gentamisin juga dapat merusak vestibular telinga dalam, sehingga menyebabkan masalah keseimbangan.[16] Untuk mengurangi risiko ototoksisitas, pasien disarankan untuk rajin minum air.[9] Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko kerusakan telinga dalam antara lain:[9][10]
KontraindikasiGentamisin dikontraindikasikan pada pasien dengan riwayat hipersensitif, seperti anafilaksis, atau reaksi toksik serius lainnya terhadap gentamisin atau aminoglikosida lainnya.[10] Referensi
|