Georgios Maniakes
Georgios Maniakes (bahasa Yunani Pertengahan: Γεώργιος Μανιάκης, translit. Geórgios Maniákes; wafat tahun 1043) adalah seorang jenderal terkenal Yunani Romawi Timur pada abad ke-11, yang mengepalai provinsi Italia pada tahun 1042. Dalam hikayat Skandinavia, dia dikenal sebagai Gyrgir. Konon dia sangat tinggi dan kekar, hampir seperti raksasa.[1] Maniakes pertama kali dikenal dalam operasi militer tahun 1030-1031, ketika Kekaisaran Romawi Timur dikalahkan di Aleppo tetapi kemudian berhasil merebut Edessa dari bangsa Arab. Prestasi terbesarnya adalah merebut kembali sebagian Sisilia dari bangsa Arab mulai tahun 1038. Dalam perang ini, dia dibantu oleh Penjaga Varangia, yang saat itu dipimpin oleh Harald Hardrada, yang kemudian menjadi raja Norwegia. Ia juga bersama tentara bayaran Norman, di bawah William de Hauteville, yang membuatnya dijuluki "Lengan Besi" karena mengalahkan amir dari Sirakusa dalam pertempuran tunggal. Namun, tak lama kemudian, dia mengusir laksamananya, Stefanos, yang istrinya adalah saudari dari Ioánnis Orfanotrófos, kepala istana, yang juga mempermalukan pemimpin utusan Langobardi, Arduin, di depan umum, sehingga menyebabkan mereka meninggalkannya, beserta orang Norman dan Norsemen. Akibatnya ia dipanggil oleh kaisar Michael IV, yang juga merupakan ipar Stephen. Meskipun bangsa Arab segera merebut kembali pulau tersebut, keberhasilan Maniakes telah mengilhami orang Norman untuk menginvasi Sisilia. Keberhasilan Maniakes di Sisilia tidak dianggap oleh kaisar, sehingga dia memberontak melawan Konstantinos IX pada tahun 1042, meskipun dia telah ditunjuk sebagai kepala provinsi Italia. Orang yang terutama menyebabkan Maniakes memberontak adalah Romanos Skleros. Seperti Maniakes, Skleros, adalah tuan tanah yang sangat kaya yang memiliki lahan yang luas di Anatolia, tanahnya berdampingan dengan milik Maniakes, dan keduanya dikabarkan sering bertikai memperebutkan lahan. Sclerus memiliki pengaruh atas kaisar karena adiknya Sklerina yang terkenal cantik sangat menarik perhatian Konstantinos. Merasa memiliki kuasa, Sclerus memengaruhi Constantine untuk melawan Maniakes, menjarah rumah Maniakes, bahkan menggoda istrinya dengan menggunakan karisma keluarganya yang terkenal. Menghadapi Sclerus yang memaksanya menyerahkan komando pasukan kekaisaran di Apulia, Maniakes menyiksa Sclerus secara brutal hingga tewas, dengan menutup mata, telinga, hidung, dan mulutnya dengan kotoran manusia.[2] Kemudian Maniakes diproklamirkan sebagai kaisar oleh pasukannya (termasuk orang Varangian) dan berbaris menuju Konstantinopel. Pada tahun 1043 pasukannya bentrok dengan pasukan yang setia pada Constantine di dekat Tesalonika, dan meskipun awalnya menang, Maniakes terbunuh setelah terluka parah dalam pertarungan jarak dekat (menurut laporan Psellus). Constantine menghukum dengan kejam para pemberontak yang masih hidup, mengarak mereka di Hippodrome, dengan mendudukkan mereka di atas keledai dalam posisi mundur. Dengan kematiannya, pemberontakan pun berakhir. Namanya dijadikan nama sebuah kota di Sisilia, Maniace, dan sebuah benteng di Sirakusa, yaitu benteng Castello Maniace. Referensi
|