Gerombolan PutihGerombolan Putih (bahasa Mongol: ᠴᠠᠭᠠᠨ ᠣᠷᠳᠣ, Цагаан орд; bahasa Kazakh: Ақ Орда, Aq Orda) atau juga disebut sebagai Sayap Kiri Jochid Ulus adalah salah satu klan (ulus) di dalam Kekaisaran Mongol. Klan ini didirikan pada sekitar tahun 1225, menyusul kematian Jochi ketika putranya, Orda Khan, mewarisi apanase ayahnya di Jaxartes (sungai Syr Darya). Klan ini merupakan bagian timur dari Gerombolan Emas (Jochid ulus), bersamaan dengan Gerombolan Biru yang dipimpin oleh Batu Khan di bagian barat.[1][2] Daerah kekuasaan Gerombolan Putih mencakup wilayah antara Danau Balkhash hingga wilayah Volga.[3] SejarahPenguasaan Orda Khan dan para keturunannya atas sayap kiri dari Gerombolan Emas membuat mereka dijuluki sebagai "Pangeran sayap kiri atau "Pangeran tangan kiri".[4] Pada awalnya, wilayah kekuasaan mereka adalah bagian dari wilayah kekuasaan wangsa Jochi yang termasuk Asia Tengah dan Siberia bagian barat daya. Pusat kekuasaan Gerombolan Putih pada awalnya terletak di Danau Balkhash, tetapi kemudian dipindahkan ke Sighnaq, Kazakhstan, yang terletak di tepi sungai Syr Darya. Ketika Batu Khan mengirimkan sejumlah besar delegasi Jochi untuk menyertai kampanye militer Hulagu Khan di Timur Tengah, seorang putra Orda bernama Kuli memimpin sebuah pasukan yang turut serta dalam kampanye tersebut. Namun, kemudian terjadi kematian mencurigakan Kuli dan sejumlah pangeran wangsa Jochi lainnya sekitar tahun 1259 sehingga para penguasa Gerombolan Emas murka. Pada masa perang suksesi antara Kublai dan Ariq Böke pada 1260-an, elit Gerombolan Putih mendukung Ariq. Mereka juga mulai mendukung pangerang Ogelei bernama Kaidu karena ia didukung oleh sejumlah khan seperti Berke dan Mengu-Timur. Sejak tahun 1280, penerus Orda bernama Konchi (atau Köchü) telah bersekutu dengan Dinasti Yuan dan Ilkhanat sehingga mereka memberi penghargaan kepada Konchi. Menurut catatan seorang sejarawan dan bangsawan Ilkhanat, Rashid al-Din Hamadani, dalam analisis H. H. Howorth, Kunchi berkuasa atas Ghazna dan Bamiyan di bawah kedaulatan khan-khan Chagatai atau Ilkhan.[5] Kunchi kemudian memperingatkan Ilkhan Abagha akan potensi invasi Baraq Khan dari Chagatai pada tahun 1268. Meskipun demikian, ketika para pangeran Borjigin bertempur antara satu sama lain, mereka mendekati Kunchi tanpa mendapat respons yang jelas. Pengelana dan sejarawan Marco Polo menjelaskan wilayah Gerombolan Putih sebagai wilayah yang sangat dingin, dengan mengatakan:
Lihat pulaReferensi
|