Gilgal
Gilgal adalah nama tempat di tanah Kanaan atau Israel atau Palestina yang disebutkan dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama dalam Alkitab Kristen. Dalam Alkitab Terjemahan Baru nama ini muncul 38 kali, semuanya dalam bagian Perjanjian Lama. Masih belum jelas ada berapa sebenarnya tempat yang bernama Gilgal. Lokasinya pada zaman sekarang diidentifkasikan dengan Khirbet en-Nitleh, meskipun banyak pakar yang menganggap Khirbet al-Mafjar (Khirbet El Mafjir) lebih mungkin. Khirbet El Mafjir terletak 2 km di timur laut kota kuno Yerikho. Ada pakar yang menduga tempat lain yang sekarang menjadi desa modern Jiljulieh, sebelah barat daya Antipatris, dan timur laut Jaffa atau Yoppa. Ada lagi nama tempat Kilkilieh, 2 mil (3,2 km) di sebelah timur Antipatris, yang juga dapat dilafalkan Gilgal. Berhubungan dengan MusaDalam Kitab Ulangan dicatat bahwa Musa berkata:
Rupanya tempat ini cukup jelas terlihat dari sisi timur sungai Yordan dan cukup penting untuk menandai lokasi gunung-gunung yang khusus itu. Berhubungan dengan YosuaDalam Kitab Yosua dicatat bahwa bangsa Israel "telah keluar dari sungai Yordan pada tanggal 10 bulan pertama dan mereka berkemah di Gilgal (31°53′N 35°30′E / 31.88°N 35.5°E), di batas timur Yerikho"[2] sebagai tempat tinggal pertama saat menginjakkan kaki di tanah Kanaan. Kemudian Yosua menegakkan kedua belas batu yang diambil dari dasar sungai Yordan, yang secara ajaib menjadi kering pada saat penyeberangan, di Gilgal.[3] Kedua belas batu itu menjadi peringatan penyertaan Allah pada kedua belas suku Israel. Ada orang, termasuk Israel Finkelstein, menuduh bahwa riwayat ini dibuat-buat oleh Yosua untuk menjelaskan adanya lingkaran batu yang diperkirakan didirikan pada zaman neolitik, namun anggapan ini tidak disertai cukup bukti.[4] Demikianlah kata Yosua tentang batu-batu itu:
Setelah setelah mendirikan perkemahan, dan pada masa tenang karena orang-orang Amori dan Kanaan ketakutan tidak berani menyerang mereka, berfirmanlah TUHAN kepada Yosua: "Buatlah pisau dari batu dan sunatlah lagi orang Israel itu, untuk kedua kalinya." [7] Sebab, semua orang laki-laki yang keluar dari Mesir telah bersunat, tetapi mereka semua telah mati di padang gurun di tengah jalan, sedangkan semua orang yang lahir di padang gurun dalam perjalanan sejak keluar dari Mesir, belum disunat.[8] Lalu Yosua membuat pisau dari batu dan disunatnyalah orang Israel itu di Bukit Kulit Khatan (bahasa Ibrani: גּבעת הערלות, gibh‛ath hā‛ărālōth; bahasa Inggris: Gibeath Haaraloth).[9] Setelah seluruh bangsa itu selesai disunat, maka tinggallah mereka di tempatnya masing-masing di perkemahan itu, sampai mereka sembuh.[10]
Kata Gilgal secara fonetik mirip dengan lafal kata gallothi, artinya "Aku telah menghapus" dalam bahasa Ibrani. Ada juga yang percaya bahwa Gilgal berarti lingkaran batu-batu yang ditegakkan, mengacu kepada monumen batu yang didirikan Yosua di sana.[3] Gilgal menjadi tempat perkemahan utama dan markas Yosua selama penaklukan tanah Kanaan.[11] Dari Gilgal pasukan Israel bergerak maju menyerang musuh-musuh mereka.[12] Kemudian Yosua dengan seluruh Israel pulang kembali ke tempat perkemahan di Gilgal.[13] Pembagian tanah Kanaan dimulai untuk suku Yehuda di Gilgal,[14] di mana disebutkan antara lain:
Paskah pertamaSementara berkemah di Gilgal, orang Israel itu merayakan Paskah pada hari yang ke-14 bulan itu, pada waktu petang, di dataran Yerikho.[16] Ini merupakan perayaan Paskah yang pertama setelah mereka menginjakkan kaki di tanah Kanaan, "tanah Perjanjian" itu.[17] Manna berhenti turunPada hari sesudah Paskah mereka makan hasil negeri itu, yakni roti yang tidak beragi dan bertih gandum, pada hari itu juga. Lalu berhentilah manna itu, pada keesokan harinya setelah mereka makan hasil negeri itu. Jadi orang Israel tidak beroleh manna lagi, tetapi dalam tahun itu mereka makan yang dihasilkan tanah Kanaan.[18] Perjanjian dengan penduduk negeri GibeonKetika terdengar oleh raja-raja di sebelah barat sungai Yordan, di Pegunungan, di Daerah Bukit dan sepanjang tepi pantai Laut Besar sampai ke seberang gunung Libanon, yakni raja-raja orang Het, orang Amori, orang Kanaan, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus, apa yang dilakukan Yosua terhadap Yerikho dan Ai, bergabunglah mereka dengan seia sekata untuk memerangi Yosua dan orang Israel. Tetapi penduduk negeri Gibeon pergi kepada Yosua, ke tempat perkemahan di Gilgal. Berkatalah mereka kepadanya dan kepada orang-orang Israel itu dengan berpura-pura: "Kami ini datang dari negeri jauh; maka sekarang ikatlah perjanjian dengan kami."[19] Tanpa meminta keputusan TUHAN, Yosua mengadakan persahabatan dengan mereka dan mengikat perjanjian dengan mereka, bahwa ia akan membiarkan mereka hidup; dan para pemimpin umat itu bersumpah kepada mereka.[20] Tetapi setelah penipuan itu terbongkar, Yosua memegang janji untuk tidak membasmi mereka, melainkan menjadikan mereka tukang belah kayu dan tukang timba air untuk umat itu dan untuk mezbah TUHAN, di tempat yang akan dipilih-Nya (sampai waktu penulisan Kitab Yosua)[21] Pada zaman Hakim-hakimDicatat dalam Kitab Hakim-hakim, segera setelah bangsa Israel mulai menempati tanah Kanaan menurut pembagian yang dipimpin oleh Yosua atas setiap suku Israel, Malaikat TUHAN pergi dari Gilgal ke Bokhim dan berfirman: "Telah Kutuntun kamu keluar dari Mesir dan Kubawa ke negeri yang Kujanjikan dengan bersumpah kepada nenek moyangmu, dan Aku telah berfirman: Aku tidak akan membatalkan perjanjian-Ku dengan kamu untuk selama-lamanya, tetapi janganlah kamu mengikat perjanjian dengan penduduk negeri ini; mezbah mereka haruslah kamu robohkan. Tetapi kamu tidak mendengarkan firman-Ku. Mengapa kamu perbuat demikian? Lagi Aku telah berfirman: Aku tidak akan menghalau orang-orang itu dari depanmu, tetapi mereka akan menjadi musuhmu dan segala allah mereka akan menjadi jerat bagimu." Setelah Malaikat TUHAN mengucapkan firman itu kepada seluruh Israel, menangislah bangsa itu dengan keras. Maka tempat itu dinamai Bokhim. Lalu mereka mempersembahkan korban di sana kepada TUHAN.[22] Ehud, salah seorang Hakim Israel yang dipilih Allah untuk membebaskan bangsa Israel dari 18 tahun pendudukan orang Moab, mengatur siasat di Gilgal. Ia baru kembali dari penyerahan upeti kepada Eglon, raja Moab, lalu disuruhnya pembawa-pembawa upeti itu pulang, tetapi ia sendiri berhenti pada batu-batu berpahat yang di dekat Gilgal, dan kembali menghadap raja. Berkatalah Ehud: "Ada pesan rahasia yang kubawa untuk tuanku, ya raja." Kata Eglon: "Diamlah dahulu!" Maka semua orang yang berdiri di depannya itu pergi ke luar. Lalu Ehud masuk mendapatkan dia, sedang ia duduk sendirian di kamar atas di rumah peranginannya. Berkatalah Ehud: "Ada firman Allah yang kubawa untuk tuanku." Lalu bangunlah ia berdiri dari tempat duduknya. Kemudian Ehud mengulurkan tangan kirinya, dihunusnya pedang itu dari pangkal paha kanannya dan ditikamkannya ke perut raja sehingga mati. Peristiwa ini dicatat dalam Kitab Hakim-hakim pasal 3.[23] Berhubungan dengan SamuelGilgal disebut dalam Kitab 1 Samuel sebanyak 12 kali. Termasuk salah satu kota yang rutin dikunjungi oleh Samuel dalam perjalanan keliling tahunannya sebagai Hakim bagi bangsa Israel.
Adalah tempat Samuel membakar korban persembahan setelah Saul diurapi menjadi raja, dan tempat ia memperbarui penobatan Saul sebagai raja di hadapan bangsa Israel (1 Samuel 11). Diduga sama dengan Gilgal yang dikunjungi Elia and Elisa, meskipun ada anggapan bahwa ini Gilgal yang lain lagi. Juga tempat dimana Samuel membunuh Agag, raja Amalek, setelah Saul menolak melakukan perintah Allah untuk membinasakan bangsa Amalek seluruhnya (1 Samuel 15: 32, 33).
Haman, yang disebut dalam Kitab Ester pasal 3 ayat 1 putra dari Hammedatha orang Agag adalah keturunan dari raja Agag yang dibunuh oleh Samuel, sehingga ia sangat anti-Yahudi. Berhubungan dengan DaudDalam Kitab 2 Raja-raja pasal 16 dikisahkan bahwa Daud melarikan diri dari Yerusalem karena kota itu akan segera direbut sementara waktu lamanya oleh putra ketiganya, Absalom. Kemudian Daud berangkat ke arah timur, menyeberangi sungai Yordan,[26] dan sampai ke Mahanaim.[27] Setelah Absalom tewas dibunuh, berangkatlah Daud untuk pulang kembali ke Yerusalem dan sampailah ia ke tepi sungai Yordan. Sementara itu orang Yehuda telah sampai ke Gilgal untuk menyongsong raja dan untuk membawa raja menyeberang sungai Yordan.[28] Sesudah itu berjalanlah raja terus ke Gilgal, dan Kimham [hamba Barzilai, orang Gilead itu] ikut dengan dia. Seluruh rakyat Yehuda bersama-sama setengah dari rakyat Israel telah mengantarkan raja,[29] sampai tiba di Yerusalem.[30] Dalam Kitab 2 Raja-raja pasal 2, dicatat bahwa:
Dari Gilgal, mereka berdua berjalan ke Betel, ke Yeriho dan kemudian menyeberangi sungai Yordan,[32] di mana "sedang mereka berjalan terus sambil berkata-kata, tiba-tiba datanglah kereta berapi dengan kuda berapi memisahkan keduanya, lalu naiklah Elia ke sorga dalam angin badai."[33] Dalam riwayat ini tersirat bahwa seluruh perjalanan itu memakan waktu tidak sampai satu hari, karena di Betel maupun Yerikho, para nabi memperingatkan Elisa:
Ada pakar yang menduga Gilgal ini berbeda dengan tempat perkemahan Israel pada zaman Yosua, melainkan adalah desa Jiljilia, sekitar 11 km di utara Betel, meskipun kebanyakan yakin bahwa Gilgal ini sama dengan tempat kudus pada zaman Yosua dan Samuel. Elisa kembali ke Gilgal pada waktu ada kelaparan di negeri Israel dan membuat mujizat menghilangkan maut dalam kuali.[35] Ada yang menganggap bahwa lingkaran batu yang didirikan Yosua di Gilgal[3] menjadi tempat penyembahan berhala yang dikecam keras di dalam kitab para nabi Hosea dan Amos.[36]
Berhubungan dengan nabi MikhaMengingatkan akan peristiwa Baal-Peor, di mana umat Israel menyembah berhala:
Berhubungan dengan gubernur NehemiaPada pentahbisan tembok Yerusalem, setelah pembangunannya selesai di bawah pimpinan gubernur Nehemia, orang-orang Lewi dipanggil dari segala tempat mereka dan dibawa ke Yerusalem untuk mengadakan pentahbisan yang meriah dengan ucapan syukur dan kidung, dengan ceracap, gambus dan kecapi. Maka berkumpullah kaum penyanyi dari daerah sekitar Yerusalem, dari desa-desa orang Netofa, dari Bet-Gilgal, dari padang Geba dan Asmawet, karena para penyanyi itu telah mendirikan desa-desa sekitar Yerusalem. Tidak ada keterangan lain apakah Bet-Gilgal ini sama atau berbeda dengan Gilgal yang dikenal sebelum masa pembuangan ke Babel.[37] Lihat pulaReferensi
|